Part#1

8 1 0
                                    

Sebuah mobil melaju dengan kecepatan yang stabil di tengah jalan yang sepi. Di pagi hari itu, hujan turun dengan derasnya yang menyebabkan jalanan nampak sepi. Dalam mobil yang melaju tersebut keadaannya juga sunyi seperti di jalan, hanya ada suara air jatuh dari langit dan menimpa atap mobil.

"Kenapa anda membawa saya pulang kerumah anda??"Tanya Gadis yang mulai sekarang bernama Arianika, membuka percakapan karena tidak suka suasana sepi.

"Karena kau melupakan semua tentang dirimu. Dan lagi, bicaranya jangan terlalu formal"jawab Rafa tanpa mengalihkan atensinya dari jalanan raya.

Setelah dua puluh menit perjalanan. Akhirnya Rafa dan Arianika sampai di kediaman Adiwiyata. Sesampainya di sana, mereka langsung masuk ke dalam rumah bak istana milik keluarga Adiwiyata dan disambut dengan baik oleh para maid dan juga kedua orang tua Rafa.

"Hi, sayang"sapa Mama Elice dan langsung memeluk Rafa erat. Setelah melepaskan Pelukannya dari Rafa, Elice berganti memeluk Arianika erat. Sementara yang di peluk hanya cengo, yah bisa di bilang gugup.

"Kamu udah sembuh sayang??"tanya Elice setelah melepaskan pelukannya dan memegang tangan Arianika.

"I-iya aunt" jawab Arianika gugup.

"Jangan panggil saya aunt sayang. Panggil Mom" Elice lalu melepaskan pergelangan Tangan Arianika dan berjalan mendekat ke suaminya.

"Rafa honey. Bawa Ria ke kamarnya"ucap Elice dan berlalu pergi meninggalkan mereka berdua beserta para maid.

"Ikut aku, aku akan menunjukkan letak kamarmu" Rafa lalu berjalan meninggalkan Ria di sana. Setelah keduanya masuk ke dalam lift. Rafa lalu menekan tombol berhiaskan angka 3.
Tidak ada percakapan, sampai di lantai tujuan lift terbuka, Rafa langsung keluar dan berjalan ke arah kamar baru milik Ria.
"Ini kamarmu, jika kau butuh sesuatu panggil maid saja atau tekan bel yang ada di samping pintu"ucap Rafa setelah samapi di depan sebuah pintu kayu mahoni yang di ukir indah. Setelah menjelaskan semuanya Rafa berjalan beberapa langkah dan masuk ke sebuah ruangan yang pintunya sama dengan pintu kamarnya, bedanya cuma ruangan yang di masuki Rafa memiliki dua pintu dan terlihat lebih mewah. Ria lalu masuk ke kamarnya dan langsung membaringkan tubuhnya di kasur Quenzizenya setelah menutup pintu kamarnya. Beberapa menit Ria berbaring membuatnya bosan dan akhirnya bangun dari baringannya,ia berjalan mengelilingi setiap inci kamarnya. Mulai dari jendela, perpustakaan pribadi, dan kamar mandi.

"Kenapa aku tidak ingat apapun??, aku seperti baru terlahir"gumamnya sambil melihat-lihat benda yang ada dalam kamarnya.

Tepat pukul satu siang. Rafa dan keluarganya termasuk Arianika makan siang bersama di ruang makan.

"Mom, apa mom yang masak??"tanya Rafa sambil memperhatikan makanan yang tertera di meja makan.

"Iya honey, mom memasak karena ada tamu spesial hari ini"ucap Elice bahagia sambil tersenyum manis. Ria hanya tersenyum saat Elice tersenyum ke arahnya.
"Baiklah. Ceritakan apa yang kau ingat Sayang??"Tanya Elice lembut Kepada Ria.
"A-aku tidak ingat apa pun, m-mom"jawab Ria gugup dan di tanggapi dengan anggukan kepala dari kedua orang tua Rafa.
"Me-memang apa yang terjadi pada ku mom??"

Yang di tanya hanya diam. Kemudian Elice menjawab pertanyaan dari Ria.
"Nanti Mom cerita kan ya sayang, sekarang makan saja dulu" Elice dan yang lain melanjutkan makannya, kecuali Ria yang masih bingung.

Tok..tok..tok..

Elice masukke dalam kamar Ria setelah mendapat isin dari Ria. Elice lalu duduk di samping Ria yang sedang melamun.

"Mom akan memberitahumu tentang penyebab kau amnesia, tetapi hanya memberitahu. Bukan menceritakan kejadian nya"

Ria hanya menganggukan kepalanya.

"Sebelum kau koma, mobil kedua orang tua mu tabrakan dengan mobil kami. Kau koma dan kedua orang tua mu......meninggal honey" ucap Elice. Nada suaranya memelan di akhir kalimat. Sedangkan Ria hanya terdiam mendengar penuturan Elice. Setelah berhasil mencerna perkataan Elice, Ria langsung shok dan matanya mengeluarkan air mata.

"Maaf kan Mom honey. Gara-Gara Mom kau harus seperti ini" Elice langsung memeluk Ria ketika ia melihat Ria menangis. Ria lalu melepaskan pelukan Elice stelah beberapa menit, dan menghapus jejak air matanya.

"Yang terjadi, itu adalah takdir Mom, setidaknya Mom masih mau merawatku"

"Tentu honey, Mom harus pergi. Mom mau tidur, kau juga tidur ya honey. Semoga mimpi Indah"Elice mengecup kening Ria sebelum keluar dari kamar Ria.

Tepat pukul Dua dini hari. Ria terbangun dari tidur nya karena haus. Di kamarnya tidak tersedia air, mungkin karena lupa. Ria lalu kedapur yang terdapa pada lantai tiga untuk mengisi Air.
Sesampainya di dapur, Ria tanpa sengaja melihat Rafa sedang mengisi gelas yang di pegangnya dengan air dan meminumnya. Dengan baju kaos berlengan panjang dan juga celana tidur membuat Rafa terlihat tampan.
Ria masuk ke dapur dan langsung mengisi gelasnya dengan Air lalu meminumnya.

"Kau belum tidur??"tanya Rafa dan duduk di kursi dekat meja.
"Aku haus, jadi aku ke sini untuk minum"Ria hendak minum sambil berdiri, tapi suara Rafa menghentikan niatnya.
"Duduk!!"Ria lalu duduk di samping Rafa dan langsung meminum air di gelasnya.
"Apa kau belum tidur sejak selesai makan malam tadi??"tanya Ria setelah selesai minum. Rafa hanya memandang Ria dengan tatapan datar lalu pergi ke ruangannya yang berada di samping kamarnya.
Ria lalu menyusulnya dan langsung masuk ke dalam ruangan milik Rafa, membuat Rafa geram karena Ria langsung masuk tanpa mengetuk pintu.

"Aku akan membantumu menyelesaikan pekerjaan ini"ucap Ria dan mengambil satu map berwarna biru setelah duduk di kursi depan meja kerja Rafa.

"Memanganya kau tahu apa tentang pekerjaan orang dewasa bocah??"sewot Rafa setelah merebut kembali map biru yang tadi di ambil Ria. Ria cemberut mendengar perkataan Rafa dan langsung berdiri.

"Aku bukan bocah pak tua. Dan aku juga tau tentang pekerjaan!!"

Kenapa cara bicaranya berubah menjadi seperti ini??, tadi pagi dia sopan sekali-Rafa.

"Siapa yang kau sebut pak tua?!?,umurku masih duapuluh tiga tahun bocah"

"Aku bukan bocah!!!,umurku sudah duapuluh tahun!!"tentang Ria.

"Sekarang kau tidur.jika tidak, kau akan aku tenggelamkan di dalam laut samudera pasifik sekarang!!"

Ria hanya menggeleng tanda tidak mau menuruti perintah Rafa. Tiba-tiba Rafa menggendong Ria seperti karung beras dan membawanya ke dalam kamar milik Ria lalu menghempaskan tubuh Ria di atas kasurnya.

"Cukup pekerjaan kantor saja yang membuatku pusing, kau jangan tambah membuatku pusing bocah!!"bentak Rafa lalu keluar dari kamar Ria meninggalkan Ria yang cuma cengo.

"Dasar bocah, haruska aku menikah dengannya??. Sial!!, kenapa kejadian itu harus aku yang bertanggung jawab?!?"ucap Rafa frustasi setelah sampai di ruangannya.

"Huh. Aku bukan bocah!!, dasar. Dia pasti CEO yang kejam pada pegawainya" Ria lalu menutup matanya karena kantuk kembali menyerangnya.

Miss youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang