part#10(Bored 1)

4 1 0
                                    

"Akukan sudah bilang tak usah pakai hels. Sekarang kakimu bengkak"ucap Rafa datar sambil mengobati kaki Ria yang memar. Setelah sampai di mansionnya, Rafa kembali mengangkat Ria dari mobil hingga kamarnya lalu meletakkan Ria di atas tempat tidurnya.

"Aku mau bersihkan tubuhku dulu"Rafa beranjak dari duduknya lalu masuk ke kamar mandi setelah selesai mengobati kaki Ria yang Sakit.

"Kenapa juga aku mau pakai hels ya?"Tanya Ria pada dirinya sendiri saat Rafa sudah masuk ke kamar mandi. Tiba-tiba ponsel Rafa yang berada di atas nakas berbunyi menandakan ada Panggilan masuk. Ria lalu mengangkat panggilan tersebut tanpa melihat siapa penelponnya.

"Hallo?"sapa Ria setelah menekan tombol hijau lalu menempelkan benda tersebut ke samping telinganya.

"Raf,eh?. Suara cewek. Siapa??"Tanya sang penelpon yang ternyata juga seorang wanita.

"Sa-saya istrinya. Anda siapa??"Tanya Ria lagi dengan nada sopan. Ria langsung menjauhkan ponsel Rafa dari telinganya ketika yang di seberang sana berteriak."ooh!!. Veronika kan??"tanyanya sambil berteriak. "Hei ini aku. Bella"sambungnya yang ternyata Adalah Bella.

"O-oh, Bella ya"jawab Ria canggung setelah menempelkan kembali ponsel milik Rafa di dekat telinganya. "Video Call yuk??"ajak Bella dan langsung mematikan sambungan telepon sebelum Ria sempat Menjawab.

Ria lalu mengangkat Panggilan Video dari Bella ketika panggilannya masuk.

"HAI Vero!!"sapa mereka serentak. Ya, mereka Bella, Nataza, Vanesa, dan syifa.

"Ha-hai"Sapa balik Ria dengar nada canggung.

"Kau belum ganti baju??"Tanya Syifa setelah melihat pakaian yang di kenakan Ria. Dan Ria hanya mengangguk.

Ceklek....

"Bersihkan tu-. Siapa?"tanya Rafa ketika keluar dari kamar mandi menggunakan kaos dan celana longgar.

"Teman yang tadi"jawab Ria sambil menatap Rafa membuat teman temannya bertanya'siapa itu?'. "Itu Rafa"jawab Ria singkat kembali memperhatikan ponsel yang menampilkan teman temannya.

"Kalian semua ada di mana??"

"Oh. Kami di apartemennya Nataza. Nginap"jawab Bella.

"Kalau gitu udah dulu yah. Aku mau bersihin tubuhku dulu. Bye"ucap Ria lalu memutuskan sambungan video."nih ponselnya. Makasih"ujarnya memberikan ponsel ke Rafa yang berada di sampingnya.

"Aaww....."Ria merisngis saat berdiri dan langsung duduk kembali memegangi pergelangan kakinya yang bengkak.
"Bagaiman aku mau mandi, Kalau berdiri saja tak bisa"gumam Ria yang masih bisa di dengar oleh Rafa.

"Butuh bantuan??"tawar Rafa yang entah sejak kapan ia sudah berdiri di depan Ria. Ria lalu mendongakkan kepalanya melihat Rafa dan kembali menunduk.

"Tak usah. Lagi pula kalau mau membantu, bagaimana caranya??"Tolak Ria sambil terus mengusap pergelangan kakinya yang sakit.

"Ck. Dasar Gadis bodoh"tiba-tiba Rafa membopong Ria masuk ke dalam kamar mandi membuat Ria panik.

"H-hei. Kau mau apa?!"tanya Ria takut Rafa akan melakukan perbuatan kejam. "Jangan bilang,  kau akan membunuhku di sini lalu memasukkan mayatku ke dalam kulkas selama berbulan bulan karena aku terus saja menyusahkanmu?!"teriak Ria parno ketika Rafa masih membopongnya dan berhenti melangkah ketika sudah sampai di dalam kamar mandi.

"Idemu lumayan juga"jawab Rafa lalu meletakkan Ria di atas bathub. " tapi tak ada untungnya membunuhmu.Cepat mandi!"lanjutnya dan keluar dari kamar mandi.

"Huuft~...fikiran bodoh!!. Aku terlihat konyol di depannya"ucap Ria sambil memukul kepalanya sendiri dan memulai ritual mandinya.

Sedangkan Rafa hanya menunggu Ria di luar kamar mandi sambil memainkan ponselnya.

From: Mother.

Honey, apa kabar??.
Mom akan pulang
Bulan depan. Jaga Ria
Baik baik.

Melihat pesan dari Elice, Rafa hanya menghela nafas. "Lama sekali pulangnya!"gumamnya jengkel. Lima belas menit menunggu, membuat Rafa semakin jengkel karena Ria lama sekali mandinya.

"Rafaaa!!...."akhirnya yang di tunggu tunggu telah tiba. Suara Ria yang selesai mandi. Rafa lalu masuk ke dalam kamar mandi dan langsung membopong Ria setelah Ria selesai mandi dan pakai piyama mandi berwarna hijau toska.

Rafa meletakkan Ria di atas tempat tidur mereka. Dan berjalan ke arah lemari pakaian, membukanya. "Kau mau pakai piyama yang mana?"Tanya Rafa menoleh ke arah Ria yang terkejut.

"Ka-kau mau memilihkan pakaianku?. Tak usah. Biar aku saja"tolak Ria dan berusaha untuk bangkit dari ranjangnya. Walaupun jalannya agak pincang, Ria berusaha untuk berjalan ke arah lemari tempat Rafa berada.

"Kau mau kakimu tambah parah?!"bentak Rafa sambil membantu Ria berjalan. "Aku tak mau kakiku tambah parah. Tapi, aku juga tak mau di ambilkan pakaianku. Aku bukan bayimu!"teriak Ria melepaskan pegangan tangan Rafa pada bahunya.

"Huuh, terserah. Cepat pakai pakaianmu. Aku mau tidur"ucap Rafa datar lalu keluar dari kamarnya menyisahkan Ria yang tengah memilih pakaian.

Ria punya alasan sendiri kenapa ia tak mau di ambilkan pakaian. Tidak mungkin kan, Rafa juga memilihkan pakaian dalamnya?.

Setelah memilih dan menggunakan pakaiannya. Ria kembali berjalan ke tempat tidur dengan menahan sakit pada kakinya yang bengkak.

"Aku sudah!!...."teriak Ria lalu pintu kamar terbuka menampilkan Rafa dengan wajah datar dan dingin seperti es di kutub utara, beserta beruang beruangnya.

"Lama sekali"gumam Rafa mengundang dengusan dari yang di sindir, Ria.

Mereka lalu tertidur dengan. Yah, posisi biasa, saling membelakangi.

Miss youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang