Part#14(Queasy)

3 1 0
                                    

Seminggu berlalu, Semuanya kembali normal, Seperti Ria yang kembali ke kantor bersama Rafa dan bekerja sebagai sekertaria pribadi sang suami.

Dan sekarang Ria sedang mengerjakan beberapa map tentang urusan kantor di ruangan Rafa. Sementara Rafa juga melakukan hal yang sama, namun tumpukan yang di kerjakan Rafa lebih banyak di bandingkan dengan Tumpukan milik Ria.

Tepat pukul satu siang, Ria selesai dengan Semua tumpukan tersebut. "Eengh....huh!, selesai juga" Sembari meregangkan otot Ria membereskan semua tumpukan tersebut dan membawanya ke meja Rafa.

"Sudah selesai. Mm, Pak tak makan siang??" tanya Ria sopan, ia hanya akan bersikap sopan jika sedang dalam kantor.

"Kau pergi saja makan siang, aku banyak kerjaan" Tolak Rafa, ia terus sibuk dengan Semua kertas kantor tersebut.

"Pak akan sakit jika tak makan. Kita makan siang dulu lalu melanjutkan Semuanya, aku akan bantu, bagaimana?" Ria menawarkan sebuah bantuan sambil tersenyum, Rafa Kemudian mendongak dan mempertimbangkan tawarab tersebut. "Baiklah, kita makan siang"

Mereka Kemudian berjalan menuju Basemant, mereka memutuskan makan di luar.

"Mm, kita makan di mana pak?" Ria berusaha untuk menghilangkan Suasana hening tersebut. Ia memang tak suka jika suasana sekitarnya menjadi hening.

"Restaurant Itali. Berhenti memanggilku 'Pak', panggil seperti biasa saja" Tanpa menoleh Rafa berucap dengan nada datar, ia fokus pada jalanan.

"Ah, iya baiklah"

Lima menit perjalanan, mereka akhirnya sampai di restaurant italia. Mereka makan siang dalam keadaan hening.

'Aku tak suka suasana hening seperti ini!?'-Ria.

"Aku selesai" Ria Kemudian membersihkan mulutnya dengan tissue lalu mengambil Smartphonenya di dalam tas kecil miliknya.

"Ayo kembali, jam makan siang sudah habis" Rafa langsung berdiri di ikuti Ria, mereka keluar dari sana setelah Rafa selesai membayar Makanannya.

'Ugh!....kenapa ini?'-Ria.

Ria tertinggal jauh dari Rafa yang terus berjalan ke arah mobilnya yang terparkir tanpa sadar kalau Ria tak lagi mengikutinya. Ria berhenti karena Kepalanya yang sakit serta Pandangannya yang kabur.

"Sehabis dari kantor ki-" Ucapan Rafa terhenti ketika melihat Ria jauh di belakangnya, Ria berdiam diri di sana sambil memegang kepalanya. Tanpa basa basi Rafa berlari ke arahnya dan memegang bahu Sang istri, ia khawatir?. Entahlah.

"Kenapa?"

"Ah, tidak apa apa, kepalaku hanya sakit, Pandanganku juga kabur"

"Kalau begitu kau ku antar pulang saja"

"Tak usah!. Pekerjaan kantor masih banyak, kita harus menyelesaikannya" Ria langsung berjalan kembali ke arah mobil, menahan Rasa pusing pada kepalanya.

Dalam perjalanan, Pusing pada kepalanya sudah reda. Ria sekarang sibuk memperhatikan jalanan dari jendela mobil.

Tiing...tiing...

Tiba-tiba suara pertanda pesan masuk dari ponsel Rafa yang terletak di dashboard mobil membuat Ria mengalihkan perhatiannya.

"Bisa bacakan pesannya?"

"A-ah, baiklah" Ria Kemudian mengambil ponsel Rafa dan membuka pesan yang baru saja masuk.

"Pesannya dari Mom, katanya Dia pulang hari ini, jadi dia meminta kita ke rumah dan menginap di sana" Ria menjelaskan Isi pesan tersebut yang ternyata dari Elice.

Miss youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang