part#6(angry)

8 1 0
                                    

Sinar mentari mulai masuk ke dalam kamar Ria. Membuat sang gadis terganggu dan langsung terbangun karenanya. Akan tetapi, sebelum ia bangun ia merasakan sesuatu yang melingkar diperutnya. Ia lalu berbalik ke arah Rafa dan melihat wajah Rafa yang tertidur  begitu dekat dengan wajahnya yang berbalik.

"Hei bangun!!, kau membuatku tak bisa bergerak"ucap Ria geram sambil bergerak gelisah untuk melepaskan pelukan Rafa.

"Aku kan sudah bilang. Jangan marah"ucap Rafa di dekat telinga Ria dan membuat Ria menoleh mendapati wajah Rafa yang baru saja terbangun. Jarak wajah keduanya sangat dekat membuat Ria memalingkan wajahnya dan kembali memberontak."lepaaas!!"teriak Ria dan berhasil lepas dari pelukan Rafa lalu bangkit dari tempat tidurnya menatap geram Rafa yang masih setia berbaring.
"Kau tidak ke kantor hah?!?"tanya Ria ketus sambil berjalan ke arah lemari dan mengambil handuk mandi.
"Aku akan ke kantor. Kau juga ikut"jawab Rafa datar lalu beranjak dari ranjangnya berjalan menuju kamar mandi.
Ria menyadari kalau Rafa mau masuk ke kamar mandi, ia langsung saja berlari mandahului Rafa yang hendak masuk ke kamar mandi.

"Aku duluan!!"teriaknya lalu menutup pintu kamar mandi tepat di depan wajah Rafa yang datar.

'Sial'-Rafa.

Di ruang makan hanya ada keheningan, Rafa hanya sibuk dengan ponselnya sementara Ria memakan sarapan paginya.

"Kalau sudah. Ayo"ucap Rafa memecah keheningan setelah mematikan dan memasukkan ponselnya ke dalam saku jasnya.
Ria pun bangkit dari duduknya dab mengikuti langkah Rafa ke luat dari rumah dan masuk ke dalam mobil setelah mengunci mansionnya. Belum ada maid ataupun penjaga, jadi ia hanya menguncinya.

"Kenapa aku ikut??"tanya Ria sambil memperhatikan jalanan yang mulai padat oleh kendaraan dan juga orang orang yang akan melakukan aktivitasnya. Rafa tidak menjawab, ia hanya serius mengemudi membuat Ria mendengus sebal.

Setelah sampai dan memarkirkan mobilnya Rafa dan Ria turun dari mobil dan masuk ke dalam gedung tinggi milik keluarga Adiwiyata. Semua pegawai tunduk hormat saat Rafa berjalan masuk ke dalam gedung tersebut bersama Ria, saat sampai di ruangannya Rafa langsung duduk di kursi kantornya yang berada di belakang mejanya.
"Hei. Dari tadi aku bertanya, kenapa kau membawaku ke sini?!?"tanya Ria kesal lalu duduk di kursi depan meja kantor Rafa.
"Kau akan menjadi sekertaris pribadiku karena sekertarisku yang dulu sudah berhenti"jawab Rafa sambil membuka map biru yang ada di atas mejanya tanpa mengalihkan pandangannya.

"Kenapa harus aku?!"tanya ketus Ria dan berdiri dari duduknya sambil memandang sinis Rafa, yang di pandang hanya menghela nafas dan menutup map biru tersebut lalu menyerahkam map itu ke Ria yang tengah kesal.
"Karena aku mau. Menurut saja, ruangan mu ada di samping kanan Ruanganku"jawab Rafa santai dan kembali membuka map Berwarna merah yang ada di sampingnya, Ria lalu menghela nafas untuk mengurangi kekesalannya dan keluar dari ruangan tersebut dan masuk ke dalam ruangan yang di tunjukkan Rafa Kepada nya.

Ruangannya lumayan luas, ada satu meja kantor, kursi untuk nya dan satu kursi di depan meja, juga ada sofa, pemandangan gedung-gedung tinggi dapat terlihat karena dinding bagian belakanng kursi kantornya terbuat dari kaca.
Ria langsung mendudukkan dirinya di kursi ruangannya.

"Lumayan"gumamnya sambil bersantai. Lalu tiba-tiba ia teringat sesuatu, bagaimana tugas seorang sekertaris pribadi??. Bagaimana ia mengingat, kalau ingatannya tentang masa lalunya hilang akibat kecelakaan.

"Apa tugas seorang sekertaris??"tanyanya pada dirinya sendiri sambil meletakkan jari telunjuknya di dagu. Ia Kemudian membuka map biru yang di berikan Rafa kepadanya saat melihat benda tersebut terletak di atas mejanya.
Isi map tersebut adalah sebuah kertas berisi tentang tugas tugas seorang sekertaris pribadi.

"Beritahu apa saja jadwalku hari ini pada sekertaris baruku"perintah Rafa Kepada salah satu stafnya lalu mematikan sambungan teleponnya.

Ceklek...

Miss youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang