Part#13(Peevish)

3 1 0
                                    

Setelah selesai mandi, Ria keluar dengan handuk yang melilit tubuhnya. Sebelum keluar, ia Celingak-celinguk terlebih dahulu memastikan kalau Rafa tak ada di dalam kamarnya. Ia memilih pakaian dan keluar dari kamar dengan jalan agak pincang. Kakinya sudah tak separah kemarin, itu karena ia rajin meminum obat pemberian Dokter.

Jalan menuju ruang makan, Namun Ria langsung memutar arahnya ke ruang keluarga ketika pengelihatannya menemukan sang suami sedang sarapan di ruang makan.

'Ugh!, aku lapar!. Tapi aku malu berhadapan dengan dia' -Ria.

Tentu saja Ria malu, ia telah mencaci maki sang suami, namun nyatanya dia yang salah.

'Tapi tunggu!!, aku tak sepenuhnya salah-'

"Aw!" Rasa nyeri pada bagian sensitifnya menyebabkan Ria meringis. Sesampainya di ruang keluarga ia langsung duduk di sofa yang tersedia di sana.

'Sakit sekali!. Kenapa baru sekarang terasa sakitnya?!. Dan-'

"Hueeee....." Ria langsung menangis ketika ia baru menyadari sesuatu. "Aku sudah tak perawan lagi, huee"

"Memangnya kenapa jika kau sudah tak perawan?"

Suara tegas nan dingin dari arah belakangnya, membuat Ria berhenti menangis lalu menoleh dan mendapati sang suami laknatnya-Ria.

"Bukankah itu wajar kalau kau sudah menikah"kesedihan Ria berubah menjadi kekesalan ketika dengan entengnya sang suami berucap sambil berjalan ke arahnya.

Kekesalan Ria hilang ketika Rafa mengunci pergerakannya dengan meletakkan tangannya di sisi kiri kanan Ria yang duduk di sofa, kemudian membisikkan sesuatu sehingga Pipi Ria langsung memerah. "Semalam kau sangat berbeda"

Plak...

Dengan cukup keras, Ria melayangkan Telapak tangannya di pipi Rafa sehingga meninggalkan bekas merah berbentuk tangannya. "Kau-"

"Apa??. Pemerkosa?, cabul?, breng*ek?. Kau ingat kan?. Aku pria normal, semua pria normal akan terangsang jika kau melakukan hal tersebut" Ujar Rafa tanpa Filter ataupun saringan. "B-bisakah kau menggunakan filter jika berucap?!"-Ria. Rafa kembali mendekatkan wajahnya ke telinga sang istri dan kembali membisikkan sesuatu yang menyebabkan wajah Ria tambah merah. "Kau sudah ber umur duapuluh tahun bukan?. Ucapanku itu barusan belum seberapa. Kalau aku bilang 'Milikku tegang dan panas saat tanganmu mengusap perutku dengan gerakan sensual. Apalagi saat kita bersetubuh di atas ranjang, Milikku benar-"

"HENTIKAN!...hah...hah...hah" Teriak Ria dengan nafas memburu. Ria akan gila jika ia mendengar semua ucapan laknat suaminya.

"Kenapa?, Terbawa suasana?"

Buagh....

Ucapan lancang dari Rafa mendapat sebuah Tinju gratis rasa Pedas dari sang istri.

'Nih orang mau di cincang aja kali ya!?'-Ria.

"Ugh...tinjumu lumayan" Ujar Rafa setelah ia selesai mengontrol rasa nyeri pada pipi kirinya. Ia Kemudian keluar dari sana setelah mengucapkan sesuatu yang membuat perasaan Ria kesal, Malu, dan takut.

"Kau tak usah ke kantor. Kau akan merusak image ku jika para karyawan melihatku jalan dengan Gadis, oh bukan, Wanita pincang"

"AAARGHHH!!....AKU GILAAA"teriak Ria frustasi.

Setelah makan siang sendiri di rumahnya, Ria masuk ke dalam kamarnya yang sudah di rapikan oleh para maid. Duduk di tepi ranjang dan melamun mungkin pilihan Ria.

"AARGH....Aku akan benar benar Gila kalau begini!!" Teriaknya setelah lama berdiam diri di dalam kamar. Meraih ponsel pemberian suaminya yang tak jauh darinya, Kemudian ia mulai mengetik Nomor seseorang setelah membuka passwordnya.

Miss youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang