Part#12(Drunk)

7 1 0
                                    

"Mmh..." Erangan seorang Gadis menandakan bahwa ia telah bangun dari tidurnya. Sinar matahari menyebabkan sang gadis bangun dari tidurnya. Mengerjabkan Matanya untuk menstabilkan cahaya yang masuk ke dalam matanya. Setelah pengelihatannya tak lagi buram, Sang gadis duduk di atas ranjang dengan kepala berdenyut sakit.

"Aw, seluruh tubuhku sakit"Rintih Gadis tersebut yang ternyata adalah Ria. Ia masih belum sadar akan keadaan tubuhnya. Niatnya untuk turun dari ranjang hilang kala ia merasakan sakit pada bagian kewanitaannya. Ia Kemudian menatap tubuhnya dan...

"Kyaaa......"

Karena syok melihat tubuhnya yang ternyata tak memakai pakaian dan hanya tertutupi selimut tebal, ia berteriak sekencang kencangnya mengakibatkan seseorang yang tidur di sampingnya ikut terbangun.

"Kau kenapa??" terdengar Pria di sampingnya berbicara dengan nada kesal. Sontak Ria berbalik dan kembali berteriak. "Kyaaaaa.....!"

Tentu saja ia berteriak. Pria di sampingnya yaitu suaminya sendiri tak memakai pakaian sehingga memperlihatkan dada bidang serta perutnya yang sixpack. "Kau.....k-kenapa....a-aku?" Entah apa yang harus Ria katakan. Ia begitu linglung, kenapa ia tak memakai apapun bersama Rafa??. Kenapa semua tubuhnya sakit??. Begitu banyak pertanyaan yang melintas di kepalanya mengakibatkan kepalanya bertambah nyeri.

"Huaa...hiks..hiks...hiks" tak tahan dengan semua kebingungan yang terjadi, Ria akhirnya menangis masih dengan keadaan tak memakai pakaian dan tertutupi selimut tebal. Sementara Rafa hanya memijat pelipisnya yang terasa nyeri karena mengingat apa yang baru saja terjadi.

"A-apa yang terjadi?. Hiks" Ujar Ria sambil terus menangis.

"Kau mabuk" Ucapan singkat dari Rafa membuat Ria menoleh ke arahnya dengan air mata yang tak henti mengalir. Ia mabuk??, Tapi kapan??.

"Kau tak ingat?" Ria hanya mengangguk sebagai jawaban. Rafa menghela nafas, lalu menatap Ria. "Kau minum di rumah bibi".

Ria hanya diam. Ia menatap tubuhnya lalu bergantian menatap tubuh Rafa.

'Tak memakai apa pun, bagian sensitif sakit, dan banyak bercak merah di seluruh tubuh?. Apa....'-Ria.

"TIDAAAK.....!!!"

Setelah berhasil mencerna apa yang terjadi, Ria berteriak dan langsung menutupi tubuhnya dengan selimut dan menatap Rafa tajam.

"K-kau!!. DASAR CABUL!!" teriaknya lagi sambil menunjuk Rafa dengan jari telunjuknya tepat di depan wajah sang suami laknatnya.

"Hei ka-"

"DASAR PEDOFIL!!, CABUL!!, PEMERKOSA!!" belum sempat Rafa menyelesaikan kalimatnya, Ria kembali berteriak, kali ini tidak hanya menunjuk, tapi ia juga mulai memukul Rafa. Tanpa peduli keadaan tubuhnya.

"Hei, tunggu-"

"Kau pedofil!!. Kau mengambil kesempatan saat aku mabuk!!. Kau memperkosaku saat aku tak sadar!!. Kau..hiks...memaksaku!! Hiks...hiks..kau..." Ria berhenti memukuli Rafa. Hatinya sakit, Seluruh tubuhnya juga sakit. Ia menjauh dari Rafa, ia bersandar pada sandaran Ranjang dan menangis sambil terus bergumam mencaci maki Rafa. "Hiks....kau cabul...hiks...kau pemerkosa...kau brengsek!!!...hiks"

"Kau sendiri yang salah!. Berusahalah untuk mengingatnya" Ujar Rafa dengan nada datar. Ia Kemudian beranjak dari atas ranjang tanpa peduli dengan keadaan tubuhnya yang tak tertutupi apapun. Ria yang terus menangis melirik Rafa yang turun dari ranjang dan masuk ke dalam kamar mandi. Jika di perhatian lebih seksama maka ada rona merah di kedua pipi Ria yang basah karena air mata.

Lima belas menit Kemudian Rafa keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit pinggangnya. Oh, jangan lupa tubuh bagian atasnya yang tak tertutupi apapun. Rafa melirik ranjangnya saat sedang memilih pakaian kantor, dan ia dapat melihat Ria sedang duduk di tepian ranjang dengan pakaian tidur tipis berwarna putih, ia melamun.

Miss youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang