Part 1

32 3 1
                                    

"Hah Riana Anandita XII TKJ 1." Aku pun membaca pengumuman pembagian kelas yang tertempel di mading sekolah.  Memasuki awal semester di kelas XII Jurusan TKJ, aku pun sedikit kecewa karena terpisah dengan dua orang sahabat yang dari Kelas X dan XI selalu satu kelas dengan ku, Icha dan Ta'ul.

"Udah lah kuy,, sekali-kali mandiri kan kelas kita mah gak kayak Pulau Sumatera ama Jawa ngenes amat muke lu." Ceplos Icha yang emang agak semena-mena kalau ngomong sama aku, beda sama Ta'ul yang sedikit kalem dan jauh lebih normal dari pada kita berdua.

"Elu berdua sih enak sekelas mulu, ujian nih yang gue takutin, gue musti nyontek ke siapa lagi? Lu bedua kan pada tau otak gue mah bodong amat. Hua,,,hua,,,hua." Aku pun menangis pura-pura dihadapan mereka.

Setelah menerima nasib dan gak rela Aku pun memasuki ruangan yang akan menjadi hunian ku untuk setahun kedepan.

"Yak...... Uci, Helvi, Dila, kalian disini juga?" Aku pun sedikit histeris karena kelas yang kupikir sedikit menakutkan rupanya tidak seperti yang kubayangkan.

"iye nih, sekelas lagi kita Rian." Rian nama panggilan ku yang seperti nama laki-laki.

Setelah menimbang-nimbang cukup lama aku pun memilih untuk duduk bersama dila dibarisan nomor tiga dari depan. Setelah semua penghuni kelas yang cukup ramai untuk kelas kali ini hadir semua, Wali Kelas kami pun masuk dan mulai mengatur rencana untuk satu Tahun kedepan seperti pemilihan Ketua Kelas.

"Omaigot,, ini serius teman sekelas kita macam begini, aku pun menoleh dan sedikit berbisik kepada dila?" 

"Emang kenapa?" Dila pun bertanya karena pernyataanku.

"Ini, kalau aku tidak salah ya, ini kan preman semua?" Aku pun sedikit menekankan kata preman.

"Ya elah gak juga kali, elo aja yang belum pernah sekelas ama mereka, walaupun sangar-sangar gini mereka, anaknya asik-asik kok." Cecar Dila.

Setelah didapatkan Hasil dari Pemilu Ketua Kelas beserta perangkatnya, dengan hasil Marwan Kepala Gank yang berasal dari Daerah Peninjahan terpilih sebagai Ketua Kelas. Wali Kelas kami beralasan mencalonkannya sebagai Ketua Kelas karena tidak semua yang nakal itu tidak memiliki potensi, maka diberikanlah tanggung jawab kepada Marwan untuk mengatur kami sekelas untuk setahun kedepan. 

"Heh,, udah gitu aja.. kenapa gak pulang aja sih buk?" Aku menggerutu karena setelah Pemilu berakhir Wali Kelas pun meninggalkan kelas dan membiarkan kami sibuk dengan dunia sendiri, aku yang tidak terlalu menyukai keramaian pun menjadi bosan sendiri.

Tetttttt.......tetttttttttt....tettttt

Suara yang lebih mirip sirine toa masjid pun berbunyi dan menandakan jam pulang pun datang. 

"Akhirnya,,, akhirnya!" Sambil meregangkan badan setelah beberapa jam tertidur diatas meja.

"Kenapa? kayaknya loe bahagia banget kalau udah jam pulang gini?" Tanya Dila sambil membereskan tasnya.

"Gue kangen kasur, pengen bobok siang, udah gue duluan yak, bye Dila?" Oceh ku sambil berlari meninggalkan ruangan kelas dan menuju kelas tetangga sebelah. 

My OirWhere stories live. Discover now