Part 3

27 3 4
                                    

"Loe apa-apan sih..?" Dengan sedikit berbisik dan kesal aku menghadap ke belakang tempat duduk ku. "Sekali lagi loe nendang-nendang kursi gue, abis loe." Sambil mengepalkan tangan kearah wajah Awin. Awin adalah setengah musuh bebuyutan Ku sejak kelas X dan sialnya,,, Aku sekelas lagi bokkkkk ama Dia.

Beberapa menit kemudian Awin mulai lagi membuat Ku kesal dengan menarik-narik ujung jilbab ku. "Yakkkk JERAWAT BAKWAN, mau loe apa sih?" Dengan kemarahan tingkat akut aku berjalan ke tempat duduk Awin dan langsung mencubit tangannya habis-habisan. Semua siswa yang ada dikelas memusatkan pandangannya kearah pertengkaran kami. Guru Bahasa Arab yang dari tadi sibuk menulis dipapan pun akhirnya menegur kami. 

"Riana, Awin. Ada apa kalian ribut-ribut?" Tanya guru bahasa arab kami yang sedikit gemulai dan lembut. 

"Ini Pak si JERAWAT BAKWAN, nyari masalah dari tadi Pak."

"Riana, kamu ngomong nya yang baik dong, teman kamu kan punya nama." Tutur Pak Arif.

"Iya Pak, maaf habisnya Pak saya udah kesellll pengen nabok ni anak." 

"Awin kamu kenapa dari tadi gangguin Riana?"

"Enggak Pak saya gak gangguin!" Kilah Awin. "Dia nya aja ke Geeran kali, orang aku gak sengaja juga nendang kursinya Dia, maklum Pak Kaki Ku kepanjangan." Omong ngasal Awin.

"Loe suka ya sama Riana Win?" Seru Marwan Ketua Kelas kami.

"Nciehhhh, suka..??? ama Dia..?? belum ada ya sejarahnya dia masuk list daftar cewek idaman gua. Udah item, bogel lemak semua gini, heeehhhh idup lagi." 

HAHHAHAHHAHAHHAHHAHAHHAHHAA teman-teman sekelas Ku ngakak liat pertengkaran kami. 

"Sialan lu ya." Aku melampiaskan kemarahan ku dengan menjambak rambut Awin sekuat tenaga.

"Sudah-sudah, kalian gak malu jadi tontonan teman-teman kalian gini?" Omel Pak Arif.

"Hajar Win,,, Yakkkk,,, terus Riana kamu bisa." Sorak sorai supporter pertengkaran kami.

Karena lelah dijambak, Awin pun melancarkan aksi balas dendamnya dengan memitting kepala Ku, Aku yang emang dasar nya alergi kalau leher Ku dipegang. Menggila seperti cacing kepanasan.. HAHAHHAHAHA.

"Riana, Awin,, kalian nge hargain gak Bapak disini?" 

Dengan sedikit kemarahan di akhir jam pelajaran Bahasa Arab, Pak Arif berlalu meninggalkan kelas dengan kami yang mematung karena kemarahannya.

"Noh, liat gara-gara pertengkaran gak mutu kalian. Sana minta maaf." Tumben bijak banget ya Ketua Kelas gue sekarang.

"Alah Wan, Dia aja yang minta maaf, kan Dia yang mulai." Tunjuk Awin kearah ku dengan bibir monyongnya.

"DUA-DUAnya, kalian berdua... atau lo mau gue demo? Gue rajam nih ama penduduk sekelas?" Ancam Marwan.

"Caileh kejam amat lu Ketua, iye-iye.. Gue pergi nih. Eh lu Blek sono jalan duluan." Aku pun berjalan beriringan menuju ruang guru atau lebih tepatnya ruangan Pak Arif.

Setelah celingak celinguk mencari.

"Assalamualaikum Pak." Ucap Kami berdua.

"Waalaikumsalam. Ya masuk, gimana udah selesai berantemnya?" Tanya Pak Arif.

"Udah Pak, the winnernya masih saya Pak." Ucap Awin dengan bangganya.

Aku pun sedikit menendang kaki Awin yang dengan bodohnya gak ngerti sindiran Pak Arif.

"Pak kami kesini mau minta maaf karena masalah tadi, bukan kami gak menghargai Bapak, maaf karena saya gak bisa menahan emosi tadi Pak, saya janji deh Pak. Hmmmm tapi gak janji-janji banget kalau peristiwa kayak ginigak keulang lagi, asal nih anak udah aman duluan Pak.

"Dasar lu. Saya juga Pak, maafin yah Pak,,, yah,,,yah,,yah." Dengan berlagak sok imut Awin menggoyang-goyang kan lengan Pak Arif." 

"Alay lu.." Cibir Ku.

"Bapak akan maafin kalau kalian udah damai dan janji buat gak berantem lagi. Oke."

Kami pun mengangguk. 

"Ya udah sana istirahat."

Kami pun berjalan meninggalkan ruangan guru. Aku berjalan didepan Awin. 

"Yakkkkkkkkkk,,, Monyet lu." Aku kaget karena tiba-tiba Awin berlari dan menarik Jilbab Ku kebelakang sehingga sedikit mencekik leher Ku.

"Dasar Oon,,, lu pikir gue mau damai sama lu..? Jangan ngimpi??" Awin mencibir ku dari kejauhan. sambil tertawa terbahak-bahak.







My OirWhere stories live. Discover now