Part 6

20 3 4
                                    

"Hei... udah!! lu gak malu ntar anak-anak pada tau lu mewek gini?" 

Dengan posisi menelungkupkan kepala diatas meja Aku melepaskan emosi yang beberapa hari ini tertahankan. Dila adalah orang pertama yang aku beri tahu tentang masalah yang aku hadapi, menjadi korban broken home akibat perpisahan orang tua ku yang secara mendadak membuat mental ku drop dan belum bisa menerima kenyataan ternyata Bapak Ku sudah menikah lagi dengan teman lamanya tanpa sepengetahuan Ibu dan Keluarga Ku. Yang lebih Aku sesalkan lagi kenapa kami harus menjadi korban dari keegoisan orang dewasa. 

"Saat ini aku nangis bukan karena takut ditinggal sama Bapak, walaupun Aku sama Bapak gak pernah dekat, tapi beberapa hal pernah menjadi kenangan indah buat Aku Dil dan sekarang Aku nyesal gak bisa mempertahankan keluarga ini." Sesal ku sambil menangis tanpa terdengar teman-teman sekelas.

"Udah Rin, lu ambil aja hikmahnya, Allah lebih tau mana yang terbaik buat HambaNya. Jadi elo harus tetep semangat, yaelah galau gue kalo lo udah melankolis gini." Sambil mengusap-usap punggung Ku. 

"Iya makasih Dil.." Slurkkkkkkkkkkkkkkkkkk

"Ih lu jorok banget sih,, jatah semut masih lu telen juga.. untung aja ni kelas lagi kayak pasar gini, kalau gak,,, beuh,,,,, kebongkar deh semua rahasia buluk lo..."

"Sialan lo,,, musibah ini... musibah."

"Udah,, besok-besok gue gak mau lagi denger lo masih stay sama masalah loe,, oke..." Ya elah dikira anak kecil kepala gue dikucek-kucek sama si boncel ni.

"Iye-iye Buk Gue Usahain yah.."



**********

"Jadi kalau ada yang mau fotocopy bahan pelajaran buat Rabu depan, kumpulin uangnya sama Riana, karena bahannya udah Bapak titipin sama Riana ya.." 

"Ya Pak..." Jawab kami serempak.

Guru KWN kami pun berlalu meninggalkan kelas.

"Rin,, Gue titip ya fotocopy sekalian."

"Sip,, Bang.. tapi bayarin Gue juga ya, Gue lagi bokek nih bang. Jajan gue udah abis. Ntar gue bayarnya dirumah yah"

"Iye-iye bawel. Nih. Udah ya Gue Istirahat dulu."

"Enaknya punya tetangga kaya, kalo lagi bokek gini kredit dulu sama Pak Bos,, hehehe."

"Sialan Gue disamain sama tukang kredit." Onee tidak terima dengan pernyataan KU.

Dengan uang jajan yang pas-pasan Onee sering kasihan melihat Ku yang sering terlambat membayar uang tidak terduga di sekolah seperti fotocopy. Tapi karena keahlian ku meloby Bang Onee semua jadi aman terkendali dengan membuat perjanjian uang yang ku pinjam disekolah akan diganti dengan Gorengan buatan Ibu sepulang sekolah nanti, dan ini sih udah berlanjut selama beberapa bulan. Untung aja dia fans club nya gorengan emak Ku jadi mah gak susah-susah amat buat ganti uang nya. Oh ya btw satu lagi. Memiliki rumah yang sangat berdekatan membuat Bang Onee tau semua rahasia rumah tanggaKu. Tak Ayal Dia sering menyebarkan gosip tentang Aku yang sering mendengarkan Radio Butut sebelum berangkat sekolah. Caileh emang Dia pikir jaman sekarang Radio Gue masih jadul apa? 

"Sorry Ma Bro,,, bercanda kok."

Aku pun bersiap-siap meninggalkan kelas dan melalang buana ke kelas sebelah, walaupun sedang dilanda masalah psikologi mental dan fikiran tapi Aku tidak memperlihatkan itu semua dihadapan kedua sahabatKu. Aku cuma gak mau mereka jadi kesal dan berfikiran negatif terhadap kedua orangtuaKu. Aku akan nunggu waktu yang tepat buat cerita ama mereka. 

"Rin... tunggu..."

Aku yang sedang berlari keluar kelas, tiba-tiba musti ngerem mendadak didepan pintu. And,, Gue noleh kebelakang. Ya Allah,, tumben-tumbenan Dia manggil Gue..? Gue gak tau sejak kapan gue naruh perasaan sama Dia dan cukup sering juga deh jadi merhatiin Dia.

My OirWhere stories live. Discover now