3. Tiga

250 18 18
                                    

---------

Kalo lo mau nyari perhatian di depan orang yang lo suka. Plis deh gak usah ganjen berlebihan. Yang ada orang itu makin JIJIK sama lo

-Samudra

----------

"PAKE MATA DONG KALO JALAN. PERCUMA MATA LO ADA EMPAT" bentak gadis berambut pirang yang ada di koridor sekolah. Gadis itu sedang memarahi gadis berambut sebahu yang tak lain adalah teman sekelas nya- Greta.

Sontak, kejadian ini memicu para siswa untuk melihat tontonan gratis. Tak terkecuali Humaira dan Abil yang baru kembali dari kantin. Mereka memberhentikan langkah dan melihat kejadian apa yang ada didepannya.

"Ma..maaf. Rel. Aku ga sengaja" jawabnya yang masih menundukkan kepalanya dalam dalam. Malu sekaligus sedih. Itulah perasaannya saat ini.

"Apa ?? Lo bilang GAK SENGAJA ??. Liat dong sepatu mahal gue kotor gara gara ulah lo. Ngerti gak sih. Hah??" Gadis itu mendengus kesal. "Gue heran banget sama lo. Kenapa gue selalu kesel banget sama lo." Tangan gadis yang bernama-Aurel kini hendak menarik rambut gadis itu.

Tiba-tiba ada yang mencekal tangan nya dari belakang tanpa disadari.

Dia adalah. DHAFIN ARGA DINATA. Kakak kelas paling dingin dan cuek. Selain menjabat sebagai wakil ketua OSIS. Dirinya kini sedang melaksanakan patroli keamanan sekolah untuk mengecek setiap kelas di jam istirahat.

Aurel meringis kesakitan ketika tangan nya dipegang sangat kuat. Selain tampan, Dhafin merupakan siswa paling keren karna selalu menang dalam kejuaraan Taekwondo antar sekolah hingga tingkat provinsi.

"Kak Dhafin.. sakit.." rengek Aurel dengan suara sedikit memelas dan di manja manjakan.

Dhafin masih diam menatap tajam.

"Minta maaf" Pinta Dhafin setelah beberapa saat diam.

"Whatt ?? Enggak kak. Aku gak mau kan dia yang numpa.."

"Maaf atau lo ke BK ?" Potong Dhafin cepat. Dengan maksud memberi pilihan.

"Kakak apaan sih kak. Awww. Salah aku apa ?? Dia kan gak jadi aku jam... aww.."

Aurel mendesah nafas pelan. Tak ada pilihan lain dengan manusia batu berhati es yang ada dihadapannya saat ini.

"Iya aku minta maaf sama dia. Tapi lepasin tangan aku kak."

Dhafin melepaskan genggamannya dan melemparkannya dengan kasar.

"Kalo uda minta maaf aku boleh minta nomor kakak gak ??" Tanya Aurel pada Dhafin.

Yang ditanya malah diam tidak menjawab. Muka nya datar seperti boneka Caki.

Eh, engga ding. Canda. Canda

"Greta. Gue, Aurelia Vanisa minta maaf atas apa yang barusan gue mau yang barusan" Dengan ragu, Greta menerima tangan itu terlintas di pikian nya sejenak. Bukan kah seharusnya ia yang minta maaf ?? Mengapa Aurel.. Dengan cepat, Aurel menarik tangan Greta.

"Lama" gumam Aurel yang mungkin hanya di dengar oleh Greta.

"Kak, aku udah minta maaf. Minta nomor ponsel kakak dong" Ujar Aurel yang menjulurkan ponsel ke Dhafin. Bukannya menerima. Dhafin malah pergi begitu saja tanpa menghiraukan teriakan Aurel.

Koridor sekolah yang tadi nya hening. Kini diselimuti dengan suara tawa yang menggelegar seakan mengejek nasib Aurel saat ini.

"DIEM LO SEMUA. BERISIK... BUBAR..SEMUANYA....BUBAARRRR" Teriak Aurel.

"Wooooo...." kompak kerumunan menyoraki Aurel.

Merasa sudah puas mereka memasuki kelas masing masing diiringi bel tanda masuk berbunyi.

Samudra, Rayhan dan April berjalan dikoridor menuju ruang kelas mereka. Aurel dengan antusias menyambut Samudra.

"Hai baby boy" ucap Aurel seraya memasang tampang sok manis sambil merapikan rambutnya dan merangkul rangkul lengan Samudra.

Dengan cepat Samudra menarik tangannya dari sisi Aurel dan menatap jijik wanita didepannya yang sok kecantikan.

"Najis. Gak usah pegang gue." Ucap Sam hampir memasuki ruang kelas.

Namun...

"Temenin aku bentar Sam. Ketoilet bersihin sepatu atau gak di keran umum. yayaya."

"Idihh minta temenin noh sama geng lo. Ato gak kakak kelas batu"

"Kakak kelas batu ?? Ohh. Kak Dhafin ya. Kamu cemburu by ?? Yaampun so swe...."

"Cuih. Plis deh Rel. Gausah keganjenan lagi depan gue. Jujur gue j.i.j.i.k liat tingkah lo" ketus Sam meninggalkan Aurel di depan kelas.

***

"Lo uda tau Greta kan ? Yang dimarahi Aurel tadi. Tadi gue mau cerita takut dimarah pak Rezi. Gilak tuh guru horor banget tau. Kalo masuk gak pernah telat. Seharusnya kasih kesempatan kek biar kita bisa netral in pikiran"

Humaira terkikik geli mendengar celotehan Abil yang cenderung curhat. Namanya juga guru. Pasti disiplin lah Bil.

"Iya bil, kenapa sih Aurel sampe segitunya ?? Padahal sepatunya gak kotor banget"

"Ya gitu Aurel. Dengan sifat Arrogant nya. And then, dia emang suka banget ngerjain terus marah marah sama Greta. Dan dengan bego nya si Greta gak mau ngelawan."

"Emang kenapa sih Greta  ?"

Abil membuang nafas pelan hendak menceritakan yang sebenarnya.

Tiba tiba....

***

Cinta datang kepadaku....
Hahaha. Segini dulu. Yaa.

Maaf keun saya yang suka lama update. Karana korang pun tak de yang kasih kasih komen. Pengen nangis tauu :"

Next ?? gak nihh 😂

Btw saya gamau pake cast. Besar tanggung jawab di akhirat nanti.

See you♥

Assalamualaikum...

WindaTiara_04

Cinta Dalam IstiqomahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang