Updatenya jam 01.45 pagi. Asli saya kalong!
Pagi itu Lissa sedang membantu bu Ella menyiapkan sarapan untuk adik-adiknya di panti. Semalam, sepulangnya dari pasar malam, Lissa dan Farrel menginap satu hari di panti dan menemani adik-adik mereka bermain kembang api sampai puas di halaman panti. Bu Ella hanya diam membiarkan mereka tertawa dan berlari-larian di halaman, asalkan mereka tidak keluar melewati gerbang panti.
Lissa sedang memindahkan nasi goreng yang sudah matang ke piring-piring, saat adik-adiknya sudah menyerbu meja makan besar di tengah ruangan dengan mata berbinar yang lucu-lucu. Tak lama kemudian Farrel menyusul dengan seragam hariannya saat di barak. Sekilas Lissa bisa melihat jika Farrel menatapnya meminta pengertian. Lissa menghela nafasnya diam-diam sambil memalingkan tubuhnya menghadap kompor, memunggungi Farrel. Lissa menyadari jika Farrel sudah menatap dirinya sejak laki-laki itu muncul ke ruang makan tadi.
Lissa tidak sedang membenci. Dia sedikit, hanya sedikit, tidak menyukai arti dari penampilan Farrel yang sudah seperti itu. Lissa sudah terbiasa untuk tidak menanyakan lagi mengapa Farrel harus mengenakan seragamnya disini. Sudah pasti sebentar lagi Farrel akan berpamitan dengannya untuk pergi lagi.
Seperti biasa, adik-adik di panti sedang heboh membicarakan kartun kesayangan mereka. Kali ini bahasan mereka adalah Squidward yang berubah menjadi baik setelah tersengat listrik yang ia pasang sendiri dan menjadi karyawan teladan di Krusty Krab, dan Pearl yang meminta ayahnya untuk mengundang boyband beken dunia bawah laut bernama Boys Who Cry di pesta ulang tahunnya. Lissa mengingat kedua scene itu. Karena terkadang dia juga ikut menonton dengan adik-adiknya yang sudah menguasai remote sekaligus tv nya.
Untung saja bu Ella tidak memberikan gadget berlebihan pada adik-adik mereka, yang kini bisa disebut kidz zaman now. Jika iya, maka sudah pasti anak-anak kecil itu akan tumbuh menjadi bocah alay yang kerjanya bikin status galau di sosial media. Lissa tidak bisa membayangkan jika pada masanya dulu dia memiliki ponsel android, dan setiap hari memasang status galau karena di usianya yang ke delapan tahun, Farrel tidak juga menyatakan cinta padanya.
Lissa mual membayangkan itu.
Lissa bisa merasakan punggungnya memanas ditengah celoteh adik-adiknya yang heboh dengan bahasan khas anak kecil tadi. Dan tak lama setelahnya, dia bisa mendengar derap sepatu Farrel mendekat kearahnya. Lissa ingin sekali mengeluarkan semua kegusarannya karena dia sudah harus ditinggal Farrel lagi. Tapi Lissa sekuat tenaga menahan dirinya, karena disini ada adik-adik mereka.
"Masak apa untukku?" tanya Farrel dengan lembut di sampingnya.
Oh tidak, Lissa! Kau tidak boleh luluh!
"As you can see, Froggie," jawab Lissa agak ketus, "nasi goreng spesial karena pakai telor."
Froggie, adalah nama sebutan Farrel di skadron udara-nya. Kalau untuk nama panggilan saat sedang terbang adalah Falcon One. Yang itu cukup keren. Mereka memang menggunakan kode-kode tertentu yang Lissa sedang malas menjelaskannya. Mungkin bisa mencari sendiri atau melihat di film-film action yang mengandung nilai-nilai patriotik.
Tapi...ini serius. Farrel adalah nama yang sungguh keren. Diberikan dari orang tua kandung laki-laki itu. Dan sekarang harus diganti menjadi kodok.
Farrel terkekeh. Ia mengabaikan wajah kusut Lissa, yang sudah menang melawan kusutnya pakaian yang belum disetrika. Lissa memanggil nama panggilannya itu, pasti karena melihat dirinya yang hari ini kembali mengenakan seragamnya. Lissa pasti sudah tahu jika Farrel harus pergi hari ini.
"Seingatku ini belum ada satu minggu waktu liburmu." kata Lissa sambil berlalu mengitari meja makan dimana adik-adik mereka sudah berteriak kelaparan. Masih dengan wajah kusut dan nada ketus.
YOU ARE READING
FAREWELL
RomantizmDibesarkan di sebuah panti asuhan sejak kecil bukanlah pilihan banyak orang, termasuk Melissa. Satu hal yang ia syukuri adalah keberadaan Farrel sebagai temannya sejak kecil, hingga mereka berdua beranjak dewasa dan menjalin hubungan asmara. Saling...