"Menjelang Fajar"
***
Aku baru saja mengaduk secangkir kopiku pagi ini, Baru saja aku menikmatinya beberapa tegukan. Seperti biasa,
Rasanya tidak terlalu manis, Semanis kata cinta.
Tidak pula terlalu pahit, Sebab
yang terpahit adalah kehilanganHangatnya tak sehangat pelukanmu, sebab waktu dulu pelukanmu itulah yang membawa ketenangan pada jiwaku. setidaknya kopiku mampu menenangkanku.
Kopi ini mampu menjadi saksi bahwa aku bisa terlihat baik-baik saja tanpamu
Aroma khasmu minyusupi fikiran
Setiap teguknya bagaikan menelan rindu karena hanya akan membuatku candu, Bagai mataku yang selalu ingin mengecup senyumu.Biarkanlah kunikmati setiap pagiku tanpamu, sebab dulu waktu ada dirimu, Notifikasi darimulah yang menjadi favoritku dan mengawali pagi dengan beberapa kata.
***
" Kopi ini menjadi saksi bahwa tak ada yang semanis cinta dan tak ada pula ,yang sepahit kehilangan."
***
"Hei, Selamat pagi. Jangan lupa sarapan ya."
Kadang yang membuatku tidak bersemangat pagi ini, mungkin karena aku masih saja menanti setiap notifikasi darimu sedangkan kamu
Sudah asik dengan dunia barumuAku adalah kopi, dan kamu adalah cangkirnya. Aku biasa hancur bersepihan sedangkan kamu sekali hancur tak akan pernah kembali.
Kau membisu bagaikan sebuah batu,
Dan aku adalah sisa-sisa serpihan
Kau mungkin tak akan pernah mau merinduku, Namun aku akan selalu menjadikanmu alasan kerinduanKini setiap detik yang berjalan
Tak searah jalan kita yang dulu,
Ia berotasi tidak lagi pada tempatnya
Tepatnya setelah ia tau bahwa aku akan mati ditikam rindu karena waktu.
***
" Kamu tau? Aku rindu Notifikasi darimu"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Usaha Melupakanmu
Cerita PendekSementara kamu menyadari bahwa tidak ada cinta tanpa air mata, namun mengapa kamu masih ingin mengenal cinta?