TERLAHIR INDIGO
BAGIAN TIGA
TERLAHIR INDIGO
👀👀👀
2
Alya POV
Suasana baru, kelas baru, dan tentunya semangat baru.
Semalam aku mengobrol dengan El via telepon, katanya aku sekelas dengannya di kelas XII-1. Ia juga memintaku untuk duduk sebangku dengannya.
Tidak masalah, kan?
"Hai, Alya!" Sapa El yang sedang meletakkan tasnya di atas kursi, Ia menunjuk bangku kosong di sampingnya menggunakan dagu.
Setelah meletakkan tas di atas kursi, aku bertanya kepada El. "Jadi, selama berhari-hari kau duduk sendirian?"
"Ya, demi kau." Kata El sambil menaik-turunkan alisnya.
Beberapa saat kemudian, Bu Alisa memasuki ruangan kelasku, pelajaran dimulai.
👀
Perpustakaan sekolah di sore hari sangatlah sepi, hanya suara dentingan jarum jam yang mengisi.
Aku beserta teman-temanku larut dalam kesibukan masing-masing, mengerjakan tugas yang sudah dibagi rata oleh Eka, ketua kelompok kami.
"Bagianku sudah selesai," kata Nadia sembari mengencangkan ikat rambutnya.
"Damn! Bagianku sulit sekali. Help me, Nadia!" Rengek Irene si gadis blasteran Australia kepada Nadia. Dengan senang hati, Nadia membantunya.
Aku berusaha mengerjakan soal terakhir bagianku, soal ini benar-benar sulit. Berulang kali aku menghitungnya, namun tak kunjung aku mendapatkan jawabannya.
"Err, ini sulit sekali." Aku menggaruk kepalaku frustasi, Pak Yono benar-benar menyiksaku dengan soal matematika sesulit ini.
"Boleh kulihat? Mungkin aku bisa membantumu," kata Eka, gadis berambut pendek itu menawarkan bantuan untukku.
"
Sepertinya aku juga tak bisa menyelesaikan soal ini," kata Eka sambil mengetuk-ngetukkan pensilnya di atas meja. "Besok kau minta tolong Farah saja untuk mengerjakan soal itu."
"Ah, Farah itu orangnya pelit. Dia pasti tak akan mau berbagi jawaban kepada kita," kata Irene sambil meniup-niup poninya yang menjuntai hingga mata.
Waktu berlalu, langit mulai menampakkan semburat jingga, menandakan senja akan menjemput matahari pulang ke asalnya dan kegelapan malam akan datang bersama ribuan bintang.
Aku merapikan alat tulisku dan memasukkannya ke dalam tasku, lalu aku mengembalikan buku perustakaan ke dalam rak buku.
"Buku ini aku ambil dari rak bagian mana, ya?" Aku bermonolog, aku benar-benar lupa di mana letak buku ini. Sebenarnya aku bisa saja meminta tolong Pak Eko, pustakawan sekolah, untuk menanyakan letak buku ini. Namun, aku tidak enak hati pasalnya Ia sudah terlalu lama menunggu kelompokku selesai mengerjakan tugas.
"Hai, Alya!"
Kudengar suara seseorang memanggil namaku, awalnya kupikir itu suara salah satu teman kelompok belajarku, namun aku teringat bahwa teman-temanku sudah pulang lima belas menit yang lalu.
Lampu tiba-tiba padam, perpustakaan seketika gelap gulita, hanya cahaya langit sore yang tampak dari jendela perpustakaan.
Aku berusaha tenang, walaupun sebenarnya aku sangat takut. Perlahan aku berjalan menuju meja pustakawan. Namun, lagi-lagi suara seseorang itu menghentikan langkahku.
Lampu menyala kembali, perpustakaan tak lagi gelap. Aku dapat melihat seorang gadis berkepang dua, gadis itu memiliki kulit putih bersih, mungkin lebih tepat dikatakan pucat.
"Aku tahu di mana rak letak buku itu," kata gadis itu sambil menunjuk buku yang kubawa dengan dagu.
"Oh, ya? Di mana?"
"Ikuti aku!"
Aku mengikuti langkah gadis itu yang menurutku sangat lambat, seperti orang yang mengiringi pengantin.
Aku dapat merasakan bulu kudukku berdiri, seperti ada yang meniupnya yang membuat bulu kudukku terasa geli.
"Di sini," kata gadis itu sambil menunjuk letak buku tersebut.
Aku tersenyum, Ia pun juga tersenyum. Senyumannya terlihat seperti dipaksakan di atas bibirnya yang pucat dan pecah-pecah seperti orang dehidrasi.
Gadis itu terus menatapku, tanpa berkedip, masih dalam keadaan bibir yang tersenyum. Aku merasa canggung dalam keadaan seperti ini.
Gadis itu mengangkat tangan kanannya, lalu Ia melangkah mendekatiku. Kakiku reflek melangkah mundur, menjaga jarak antara aku dan gadis itu.
"Biar aku saja yang mengembalikan buku itu," kata gadis itu lembut.
"Ah, terima kasih."
Aku melangkah mendekati gadis itu. Saat aku menyerahkan buku ke gadis itu, tak sengaja tangan kami bersentuhan. Aku dapat merasakan tangannya sangat lembut dan sedingin es.
Saat gadis itu meletakkan buku ke rak, tiba-tiba rak buku tersebut roboh, menimpa gadis itu.
Aku berteriak kencang sambil menutup wajahku menggunakan kesepuluh jemariku
Perlahan kuturunkan jemariku. Aku sangat terkejut kala melihat rak buku yang kokoh itu jatuh menimpa gadis itu.
Aku menangis kala melihat darah mengalir dari bawah rak, aku yakin pasti darah gadis itu.
"Tolooong!"
Aku berteriak meminta tolong, namun tak ada yang datang. Pustakawan yang tadi berada di meja pustakawan kini menghilang entah ke mana.
Aku berlari keluar dari perpustakaan, mencari seseorang yang bisa kuminta pertolongan.
Namun, sekolah benar-benar sepi. Tidak ada seorang pun berada di sini.
Aku takut bila terjadi sesuatu kepada gadis itu. Aku tidak mungkin meninggalkan gadis itu sendirian, aku harus menolong gadis itu.
Saat aku kembali ke perpustakaan, betapa terkejutnya diriku kala melihat rak yang semula roboh kini rapi kembali seperti semula.
"Hai, Alya!
Seseorang memanggilku, Ia berada di belakangku. Suara orang itu, begitu familier di telingaku.
Tubuhku menegang, jantungku berdegup kencang. Aku ingat, itu suara gadis yang baru saja ditimpa rak buku.
Nafasku tersengal-sengal, keringat bercucuran di pelipis dan leherku.
Perlahan, aku membalikkan badanku.
"Aaaaaaaakh!"
Kegelapan menyambutku, hitam memenuhi pandanganku.
Namun, suara gadis itu masih terngiang di telingaku.
"Hai, Alya!" sapanya diiringi tawa.
Tawa yang tak pantas di wajahnya yang hancur, memperlihatkan tulang tengkorak serta daging berlumuran darah.
👀👀👀
AN
Maaf baru update :)
Maafin juga kalau typo di mana-mana. Direvisi setelah tamatDon't forget to vote and comment!
26 Mei 2018
See You Next Chapter
-Ashgombal
👀
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlahir Indigo
HorrorHORROR - MINOR ROMANCE (Highest rank #56 in Horror) Apakah kau percaya bahwa seseorang yang telah mati dapat bangkit kembali? "Aku adalah malaikat pendampingmu, kuberi kau dua pilihan. Pulang ke rumah Tuhan meninggalkan orang tuamu atau kau hidup ke...