Teman Baru - 2

5.1K 326 20
                                    

TERLAHIR INDIGO

BAGIAN SATU

TEMAN BARU

👀👀👀

2

Alya POV

"Sudah sampai! Mari kita turun." Seru El dengan riang, Ia terlihat sangat childish.

Aku memutar bola mataku malas, ternyata Ia juga bisa bertingkah childish. Aku melepas sabuk pengamanku lalu turun dari mobil.

Kakiku melangkah melewati halaman luas, di halaman itu tumbuh rumput gajah yang subur. Rumput itu tampak berkilau karena ada titik-titik air di ujungnya, mungkin rumput itu habis disiram.

"Ini rumahmu?"

"Bukan, rumah tetanggaku."

"Lelucon yang sangat lucu, El."

El terkekeh pelan, Ia menuntunku untuk masuk ke dalam rumahnya.

Rumah El sangat mewah, rumah ini memiliku dua lantai. Gaya rumah ini seperti rumah orang-orang zaman dulu, alias zaman Belanda.

"Lepas alas kakimu, mamaku akan memarahiku jika karpet kesayangannya kotor."

Aku mengangguk pelan, kulepas sepatu converseku, kuletakkan di rak sepatu di dekat pintu masuk rumah El.

Aku dapat merasakan lembutnya karpet merah bermotif bunga mawar yang sedang kupijak, setiap langkahku tak menimbulkan suara, mungkin karpet ini mampu meredam suara.

"Kita mengerjakan tugas di ruang tamu saja, aku akan mengambil cemilan dan minuman dulu di dapur," kata El sambil melempar ranselnya ke sofa, "silakan duduk."

Aku mengangguk pelan, kemudian aku duduk di sofa. Sofa itu sangatlah empuk, bahkan saat kusentuh kainnya sangat lembut.

Aku memandang ruang tamu El, ruang tamu ini sangat sederhana. Karpet merah bermotif bunga mawar, dua meja kecil kayu jati, satu sofa panjang dan dua sofa kecil, lampu gantung kecil di tengah ruang tamu, sebuah tv besar, lukisan bunga mawar dan senjata yang mirip sebuah katana yang dipajang di bawah lukisan.

Sangat sederhana, namun terasa mencekam dan mengerikan.

El kembali dari dapur sambil membawa dua toples camilan, di belakangnya ada seorang wanita tua membawa nampan yang berisi minuman.

El meletakkan dua toples camilan yang dibawanya ke atas meja, membuka salah satunya dan memakannya. Aku menegakkan badan dan melihat apa yang dimakan El, ternyata El memakan kacang almond.

Wanita tua itu meletakkan dua gelas berisi air berwarna merah ke atas meja, Ia tersenyum kepadaku dan aku tersenyum kepadanya.

"Ada perlu apa kau datang ke sini?" Tanya wanita tua itu kepada Alya.

"Dia ke sini untuk mengerjakan tugas kelompok, Mom." Kata El santai, padahal Ibunya bertanya kepada Alya.

"Maafkan sikap El yang kekanakan," lagi-lagi wanita tua itu tersenyum, "namaku Elena, siapa namamu gadis cantik?"

"Ah, namaku Alya." Aku tersenyum kikuk, aku merasa salah tingkah mendengar Ibu El memujiku cantik.

"Oh, Alya, nama yang bagus."

"Sudahlah, Mom. Aku ingin mengerjakan tugas dulu."

"Baiklah, semangat mengerjakan tugas!" Kata Ibu El, kemudian pergi meninggalkan El dan Alya di ruang tamu.

Terlahir IndigoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang