LIMA BELAS

662 24 2
                                    

"BRAKK!!!"

Suara tepukan meja sangat keras sehingga terdengar di seluruh cafetaria. Semua orang langsung melihat kejadian itu.

"Haii" sapa orrin selembut mungkin supaya tidak kelihatan dia marah, dan dia menahan air matanya yang hampir jatuh.

Romeo dan Natasha terkejut dengan kedatangan Orrin. Aisyah dan Andriani hanya diam di belakang orrin.

"O - o orrin? Nge - pain ke sini?" tanya romeo gugup, dia sangat takut kalau orrin sudah melihat dia sedang bermesraan dengan Natasha.

"Mau ketemu kalian hehe" ucap orrin sambil tertawa kecil, bukan tertawa lucu, tapi itu tertawa bohongan yang sebenarnya orrin sangat sakit melihat kekasihnya bersama orang ketiga.

Orrin sudah tidak kuat menahan tangisannya dan air matanya pun terjatuh.

"Rin bisa gua jelasin" ucap romeo takut.

"Gua udah liat semuanya" ucap orrin dan langsung pergi keluar cafetaria.

Romeo tidak mau diam, dia langsung mengejar orrin pergi dan aisyah pun ikut mengejar orrin, untuk menenangkan orrin.

Tertinggalah Andriani dan Natasha di cafe tersebut. Andriani langsung menatap natasha tajam, dan berjalan mendekat ke natasha. Andriani duduk di depan natasha.

"Duduk, gua mau bicara" ucap andriani dingin dengan mata sinisnya.

Natasha yang mendengar perintah andriani langsung duduk.

"Mau ngomong apa?" ucap Natasha dan memutarkan bolanya.

"Gini"

"Posisi ketika lu jadi orang ketiga emang ga mudah. Lu menghargai perasaan orrin, tapi hati lu menginginkan romeo. Berat rasanya ketika harus mengikhlaskan mereka berdua." ucap andriani.

Natasha yang mendengar andriani berbiacara seperti itu langsung menatap andriani, dan seakan menunggu Andriani berbicara lagi.

"Lu harus sadar, dan jangan pernah marah ketika romeo datang ke lu hanya karena dia butuh. Jangan terhasut oleh kata-kata manisnya, karena kata-kata itulah yang nantinya akan menjadi ledakan besar diantara kalian. Menghancurkan kalian bertiga, orrin, romeo dan lu natasha menjadi pecahan yang sangat rapuh." lanjut ucapan andriani.

"Lu dan orrin sama-sama wanita kan, begitupun gua. Tahu rasanya disakiti dan ditinggalkan. Lantas, kenapa lu harus mengganggu hubungan mereka?" ucap andriani mantab, dan membuat Natasha terdiam.

"Cinta emang egois. Gua akui itu. Gua ga bisa menyalahkan lu, karena gua tahu cinta lu bukan berdasarkan nafsu. Lu menyayanginya karena dia adalah dia." ucap andriani lagi.

"Mulai sekarang, cobalah untuk berhenti berharap nat. Gua tahu itu ga mudah. Lantas, coba lu bayangin bagaimana seandainya dia memilihlu. Lu mau menjalin hubungan dengan seorang pengkhianat?" tanya andriani kepada Natasha yang sedari tadi diam.

"Gua udah berusaha mendapatkan romeo, jadi gua harus memiliki romeo, dan yang gua berharap itu sudah terwujud" ucap natasha santai sambil meminumkan minuman yang dia pesan tadi.

"Cintailah diri lu sendiri natasha. Lu berhak mendapatkan yang lebih pantas tanpa harus merebut punya orang. Lu bukan JALANG. Tapi kalo lu tidak mendengar omongan gua, dan masih tetap egois mengahancurkan hubungan orang, baru gua bilang JALANG" ucap andriani matab dan menekan kata 'Jalang' kepada natasha

Karma Is Real Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang