DUA PULUH ENAM

80 5 0
                                    

Sebuah mobil berhenti di depan pagar rumah. Stefan dan vian pun kebingungan apakah benar ini rumah yang menculik orrin.

"bang bener ini rumahnya? Kayak rumah kosong gitu jadi serem" Tanya stefan sambil melihat rumah itu.

"kayaknya iya" Jawab vian.

"tapi bang lu udah telpon polisi?" Stefan bertanya lagi.

"Udah dari sebelum gua ketemu lu, padahal penculiknya bilang jangan telpon polisi, tapi bodo amat gua" Kata vian meyakinkan diri

"terus ini kita mau masuk kapan?" tanya stefan lagi.

"taun depan" jawab vian
"lah kok taun depan?" tanya lagi.
"yaudah tahun sebelum masehi" jawab lagi
"udah lewat dong"
"lu nanya mulu anjing, ya sekarang lah lu mau hah doi lu ade gua disana"
"kalo gitu ayo bang"

Di saat mereka membuka pagar rumah itu pelan pelan, tiba tiba mereka mendengar suara mesin motor yang sedang menuju kesini. Stefan dan vian pun menegok kebalakang. Ada seseorang lelaki memekai jaket hitam dan helm hitam.

"ini siapa anjir" kata stefan cengo melihat siapa yang baru saja datang.

Orang yang baru saja datang itu pun langsung membuka helm nya.

"lah elu romeo, kirain siapa. Bikin gua kaget aja"

"lah kalian berdua ngapain di sini?" tanya romeo.

"lu ngapain di sini?" tanya vian.

"gua mau nolongin orrin, kalian yang bukan siapa siapa nya orrin awas" jawab romeo.

"lu emang siapanya orrin?" Tanya vian.

"pacar"

"gua abangnya lu mau apa hah?!" vian sudah mulai emosi dan tangannya sudah mulai mengepal siap menonjok romeo.

"eh maap bang saya ga tau, saya kesal aja liat si stefan" jawab romeo sopan dan lembut sambil memohon ampun ke abang nya orrin.

"Bener pacar? bukannya kemarin lu sudah sakitin dia? bukannya lu baru putusin dia?" Tanya Stefan untuk memastikan, tetapi kenapa Romeo masih menganggap Orrin pacarnya? bukannya baru putus?

Romeo tidak menjawab pertanyaan dari Stefan, dia hanya diam.

"Yaudah sekarang bukannya waktu kalian berebutan Orrin, kita kerja sama sekarang, kita cari orrin" Ucap vian mengajak romeo untuk kerja sama, sekarang sudah bukan waktunya mereka debat yang ga jelas,  yang lebih penting mwnolong orrin.

"Kerja sama? Sama si stefan? Ogah ah, mending gua sendiri" Romeo yang ogah ogahan berurusan dengan Stefan.

"Lu mau orrin selamat kaga?" Tanya stefan kesal kepada Romeo yang masih gengsi untuk bekerja sama mereka.

"Ya mau lah"

"Yaudah gausah gitu juga kali sama gua, yang penting orrin selamat" Ucap Stefan meyakinkan Romeo.

"Banyak bacot lah kalian, pusing gua" Vian yang sedari tadi mendengar debat mereka sudah muak. Kalo gini terus kapan orrin diselamatkan. Vian langsung membuka pagar itu dan masuk kedalam lingkungan rumah itu sambil berjalan pelan lewat belakang rumput supaya tidak ketahuan.

"Tuh kan gara gara lu" Romeo menuduh ke Stefan bahwa ini semua salah Stefan.

"Udah lah sekarang kita ikutin bang vian" Stefan mengalah dari pada mereka debat lagi dan ga selesai selesai.

Mereka berdua pun menyusul Vian dan tidak lupa mereka jalan ngumpet supaya tidak ketahuan. Sesampainya mereka di depan pintu rumah itu ternyata Penjaga nya sedang tidur. Mereka tidak berpikir lama mengambil kunci yang ada di tangan penjaga itu.

Vian tidak berpikir dua kali, langsung membuka tangan penjaga itu pelan pelan, dan Romeo Stefan melihat keadaan sekitar takut mereka ketahuan.

Untung saja penjaga nya tertidur lelap seperti kebo jadi tidak bangun saat Vian mengambil kunci di tangan penjaga itu.

Tanpa pikir lama lagi Vian membuka pintu dengan pelan, saat sudah pintunya kebuka mereka langsung masuk kedalam rumah dan mencari keberadaan Orrin.

Ditempat lain Natasya menghampiri Orrin. Orrin yang sedang tertidur dengan keadaan tangan dan kaki di iket, mulut di lakban, dan Rambut yang sudah tidak teratur lagi.

"Bagun lu enak banget tidur" Natasya membangunkan Orrin.

"Apaan sih, kalo gua ga tidur gua harus ngapain lagi hah? Tangan kaki gua di iket begini" Orrin paling ga suka kalo tidurnya di ganggu.

"Wah ini anak ngajak ribut" Natasya sudah mulai emosi, dan dia berjalan menghampiri Orrin.

"HEH MASIH MENDING GUA BELUM BUNUH LU YA DISINI, LU YANG UDAH MERUSAK KEHIDUPAN GUA, LU SELALU MEREBUT APA YANG GUA MAU". Emosi Natasya sudah mencapai puncak kemarahan, dia menjabak ramut Orrin dengan keras dan Orrin berteriak kesakitan.

"Sakit? hah sakit? uhhh sayang sakit yah? segini ga seberapa apa yang gua rasain" Natasya melihat Orrin kesakitan seperti itu, dia langsung mendapat ide dan melepaskan jambakannya.

"Apa salah gua sih?" Tanya Orrin dan Natasya langsung berbalik badan melihat keadaan sekitar, dan dia melihat pisau terletak disana. Natasya langsung mengambil pisau tersebut dan mulai menujukan pisau tersebut kepada Orrin

"Kenapa gua ga bunuh lu dari dulu ya?" Natasya mulai memainkan pisau nya. Orrin yang melihat itu mulai ketakutan.

"Pisau ini tajam juga ya?" Natasya masih melihat pisau tersebut, dan dia mulai berjalan kearah Orrin dan pisau tersebut sudah mendekati leher Orrin.

"Lu mau ngucapin kata kata terakhir tidak?" Tanya Natasya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~

Vian, Stefan, dan Romeo sedang mencari ruangan diamana Orrin berada dan mereka berjalan sangat pelan supaya tidak terdengar suara dan tidak ketahuan. Untungnya saja semua preman penjaga pada tertidur. Mereka sudah membuka semua ruangan dan masih belum bertemu Orrin. Tinggal satu ruang lagi, dan pastinya Orrin disini.

Mereka mencoba membuka pintu, mereka sudah mencoba satu per satu kunci tapi masih belum kebuka.

"Sepertinya kunci pintu ini tidak ada disini" Ucap Romeo yang masih saja berusaha membuka pintu.

"Awas dulu kelen, biar aku saja yang membuka pintu ini" Ucap Vian

"Bagaimana mau buka pintu ini, kunci nya saja tidak ada" Romeo setuju perkataan Stefan.

"Gua tendang lah, awas dulu kalian"

Vian berjalan mundur, dan mulai mengambi posisi. Vian langsung berlari dan menendang pintu tersebut, dan pintu tersebut kebuka dan hancur. Mereka langsung memasuki ruang tersebut dan kaget melihat kejadian ini.

Natasya yang hampir saja mau membunuh Orrin tapi dia tertimpa pintu yang baru saja ditendang sama Vian.

Vian dan Stefan langsung menghampiri orrin, dan melepaskan ikatan. Romeo masih saja diam dan bengong melihat apa yang baru saja terjadi, dia tidak menyangka Natasya yang statusnya pacar dia sekarang mau membunuh Orrin.

"Kamu tidak apa - apa kan?" Orrin menggeleng yang berarti dia tidak apa - apa. Stefan menatap tubuh orrin yang sudah penuh luka dan begitu juga muka orrin.

Natasnya yang tadi pingsan tiba tiba dia terbangun, dan masih memegang pisau, dia langsung berjelan ke arah orrin dan mau menusuk.

"AWAS" terial Romeo yang melihat Natasya bejalan memegang pisau, Romeo langsung berlari ke Natasya.

Stefan yang sedang membelakangi Natasya, tanpa ragu Natasya mulai menusuk dan pisau itu pun sudah tertusuk.

Dan Polisi pun baru saja datang

"Angkat tangan semuanya" Ucap Polisi.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Hai kelen kelen semua wahhhh sudah lama banget daya tidak update, maapkan saya ya. ini sepertinya setiap chapter saya meminta maaf karna telat hahaha. saya itu lupa alur ceritanya suer dah, dan sudah lama banget ga bukan wp, eh pas baru liat sudah 17rb view wkwkwk

DAN KALIAN STAY SAFE YA, jangan kemana mana dulu okay?

Karma Is Real Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang