malam

40 14 2
                                    

Kau tau... Aku selalu benci malam. Kenapa? Karna dia, dia? Iya dia. Karena dia selalu datang setiap malam, berlarian dikepalaku, memutari setiap sudut orakku. Dia selalu menampakan wajahnya setiap kali aku terpejam. Dan aku sangat membenci itu. Namun, setelahnya aku tersenyum malu. Pipiku kemudian merona. Lalu keesokannya aku menyesal, tadi malam aku tidur larut malam hanya melamun memikirkannya. Saat bertemu aku sering mendengarnya berujar kasar yang mungkin saja ditujukan kepadaku. Sepertinya dia begitu membenciku.

Lalu kulihat dia mesra dengan temanku.

Mengapa harus selalu teman yang menjadi sebuah ancaman? Berkutik sulit, melawan tak mungkin, cemberut saja sudah menjadi bahan perbincangan. Lalu saat seorang teman bertanya apakah aku cemburu. Aku tak ingin mereka tak enak hati dan menjauhi dia. Jadi kujawab saja, tidak.. Aku sama sekali tidak cemburu.. Lalu hatiku semakin hancur karena jawabanku sendiri. Dan akhirnya aku diam lalu menangis tersedu di atas bantalku.

Zee.

Sajak Tak BeriramaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang