3. Perform?

154 36 8
                                    




Yebin berjalan ke studio arsitek, tempat ia mengikuti kuliah. Terhitung sudah satu bulan sejak dirinya masuk kuliah pertama kali.

Kali ini dirinya tak berangkat bersama jun. Jun lagi nggak masuk, katanya sih sakit. Jadi si jun titip bsen ke yebin.

Sekarang waktunya mata kuliah estetika bentuk. Untungnya dosennya memberi keringanan dengan memulai perkuliahan pada pukul delapan.

Estetika bentuk adalah mata kuliah dasarnya Arsitektur. Isinya ya tentang perpaduan keharmonisan, irama, keseimbangan sebuah karya. Dari bikin bentuk-bentuk dari kertas sukung sampai bikin sculpture dari sterofoam atau stik es krim.

Yebin masuk ke studio dengan membawa tugasnya, juga tugasnya jun. Kalau saja jun tidak menraktirnya McD nanti, nggak bakal yebin mau ngumpulin tugasnya jun.

Beruntung ia datang tepat pukul delapan. Di studio, teman-temannya sudah banyak yang datang. Ia lalu duduk di barisan nomer dua dari depan. Ia lebih memilih duduk disana karena tak ingin dekat dengan kumpulannya eunha yang terkenal sombong dan seenaknya sendiri.

Setelah tiga jam perkuliahan berlangsung, akhirnya perkuliahan telah usai. Yebin yang udah laper, buru-buru turun ke bawah. Saat sampai di lantai bawah, ia bertemu dengan hojung.

"Mau kemana bin?" Tanya hojung ketika mereka berdua berjalan menuju pintu keluar gedung

"Mau ke kantin, laper" jawab yebin yang sedang fokus mengecek wifi yang terpasang ke hpnya

"Yaudah gue temenin" ujar hojung memerhatikan ekspresi wajah adik tingkatnya itu

Yang membuat hojung ingin mencubit pipi yebin.

"Lah emang nggak ada kuliah?" Ucap yebin

"Udah selesai kok"

Mereka telah sampai di kantin. Beruntung suasana kantin tidak seramai biasanya, jadi mereka tidak harus mengantri. Di kantin ada beberapa stand, masing-masing stand menjual makanan atau minuman yang berbeda. Ada yang jual bakso, nasi goreng, mie goreng, dan lalapan. Ada juga stand yang berjualan snack seperti gorengan dan sejenisnya.

Yebin dan hojung memilih untuk membeli bakso. Tak lupa mereka memesan minuman juga.

Setelah makanan dan minuman sudah di tangan mereka, mereka lalu berjalan mencari tempat duduk.

"Kok tumben nggak sama jun?" Tanya hojung sambil memberi sambel di kuah baksonya

"Nggak tau tuh, katanya sih sakit tadi" jawab yebin sekedarnya

Yebin dan hojung tenggelam dengan makanan mereka. Mereka tak saling berbicara sampai bakso mereka habis.

"Oh iya bin, nggak mau perform pas malam inagurasi minggu depan?" Tanya hojung lagi

"Tampil apaan coba? Yang ada nanti gue ngerusak acara. Ada-ada aja kak" kata yebin terkekeh

"Dicoba aja kali bin, biar malam inagurasi lebih meriah" hojung memaksa yebin namun dengan kalimat yang lembut

"Liat aja deh nanti"

***

Yebin memasuki area perumahan permata jingga (yang baca truly madly deeply pasti tau ini rumah siapa). Kawasan perumahan cukup elit terbilang sedikit sepi. Jiwa individualis di masing-masing penghuni rumah sangat terlihat.

Setelah melewati beberapa blok, yebin lalu membelokkan mobilnya ke blok J. Tak seperti beberapa blok sebelumnya yang sepi, di blok J nampak lebih ramai. Beberapa anak tengah bermain di depan salah satu rumah.

Yebin memberhentikan mobilnya di depan rumah bergaya minimalis itu. Saat turun dari mobilnya, ia disambut mbak woohee tetangga sebelah rumah itu yang sedang menimang anaknya yang masih bayi.

Ia lalu membuka pintu pagar rumah itu. Nampak pintu rumah itu terbuka.

"Assalamualaikum" ucap yebin memberi salam

"Waalaikumsalam. Eh kak yebin, nyari kak jun ya? Tuh di kamarnya lagi main ps" kata lelaki yang umurnya beda dua tahun dengannya

Dan ternyata rumah itu adalah rumah  si jun. Dan yang menyambutnya barusan adalah adik jun, hangyul.

"Eh kakak lo emang lagi sakit ya gyul?" Tanya yebin penasaran

"Sakit apanya? Coba cek sendiri aja sana" jawab hangyul nyolot

Yebin berjalan menuju kamar jun. Tentunya ia sudah tidak asing dengan rumah jun, karena hampir tiap hari dirinya pasti mampir ke rumah jun.

Ketika sampai di depan kamarnya jun, yebin bisa mendengar jun mengumpat, sepertinya ia baru saja kalah.

"Bagus, katanya sakit la kok keliatan sehat-sehat aja gini" sahut yebin sambil bertepuk tangan ketika ia memasuki kamar jun dan melihat jun tidak seperti orang yang sakit

"Loh ngapain kesini?" Jun tergagap karena kaget yebin ada di kamarnya

"Pinter...banget...lo" yebin geram dengan jun, menjambak rambut jun

"Iya.. iya.. gue ngaku, gue nggak sakit. Abisnya gue males dengerin pak ahar pasti ngoceh yang ngga jelas" jun membela diri

"Ya tetep aja jun, kalo nggak sakit ya masuk lah"

"Iya bu dosen"

Yebin dengan setia menunggu jun yng lagi asik main ps. Ia juga lagi asik mencatat tentang materi kuliah tadi.

"Oh iya jun" panggil yebin membuat jun mem-pause gamenya dan menoleh ke yebin

"Perform yuk waktu malam inagurasi" lanjut yebin membuat jun bingung

"Hah? Perform apa coba?" Jun masih bingung

Yebin diam sejenak. Berpikir apa yang akan mereka tampilkan.

"Lo bisa main gitar kan? Nah nanti gue nyanyi deh. Suara gue nggak buruk-buruk amat lah" usul yebin dengan semangat menggebu-gebu

"Pasrah dah gue. Semau lo, gue ngikut" ucap jun pasrah





Adakah yang menunggu ff ini? Maaf baru bisa update, aku lagi sibuk-sibuknya.

Ayo jangan lupa vote and commentnya! Vomment kalian membuatku semangat nulis guys, percayalah^^

Magic [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang