Magic [Hiatus]

13. Termotivasi dan Patah Hati

"HA GIMANA-GIMANA?"

Jun tersedak begitu mendengar sang adik, hangyul bercerita tentang dirinya yang tadi baru saja menembak pujaan hatinya selama ini, hyunjoo. Jun yang sedaritadi sibuk memakan kentang goreng buru-buru meletakkan makanannya di meja, lalu mendekat ke arah hangyul.

Demi mendapat informasi tentang kelanjutan cerita hangyul. Siapa tau setelah hangyul bercerita, dirinya menjadi termotivasi.

Sementara hangyul, dengan santai dan bangganya pura-pura sombong pada kakaknya karena dirinya yang sudah punya pacar, sementara kakaknya hubungannya masih ngambang nggak jelas.

Kurang ajar emang.

Maka dari itu, jun bersemangat buat denger cerita hangyul. Karena siapa tau cara hangyul bisa dicontohnya nanti pas nembak yebin.

HAH KAMU KALAH START SAMA HOJUNG JUUN

"Jadi ya karena gue bingung mau bikin momen yang gimana. Akhirnya gue pilih buat nembak dia di cafe kesukaannya. Dah gausah mulu-muluk, yang penting lo bisa nyiptain momen yang pas." hangyul mulai bercerita

Jun mendengarkan setiap perkataan hangyul dengan seksama. Ini sebenernya siapa yang kakak siapa yang adik sih?

"Terus abis kita selesai makan. Gue mulai ngomong serius ke dia. Oh iya gue nggak lupa beli mawar dulu gue taruh di saku dalem jaket. Abis gitu gue jongkok di depan dia sambil gue nyatain perasaan gue. Haduh super malu gue sebenernya"

Jun refleks ketawa. Kalo gini ceritanya, ia enggan mendengar cerita adiknya itu. Masa iya ia harus tahan malu biar bisa bikin momen pas nembak yebin.

Jun aja yang nggak tahu. Bahwa jika seseorang jatuh cinta, segala carapun bakal dilakonin buat sang pujaan hati.

"Hadeh gyul. Jangan jadi bodoh cuma karena cinta"

"Setidaknya gue udah ngungkapin perasaan gue. Nah situ?" ucap hangyul sarkas

Selanjutnya leher hangyul udah ada di tangan jun. Iya hangyul dicekik.

***

"Masa sih?"

Yebin nggak berhenti-hentinya ketawa setelah jun ceritain cerita hangyul. 

Padahal sekarang mereka berdua lagi di perpus yang seharusnya nggak boleh ada suara-suara yang keras. Tapi disanalah mereka dengan suara jun yang keras diikuti suara ketawa yebin.

"Iya. Bego emang tuh anak. Nggak habis pikir gue. Nurun siapa dah mama papa juga nggak ada yang kayak gitu"

Yebin buru-buru ngambil sesuatu dari tasnya. Lalu menyodorkan ke wajah jun.

"NGACA!!!!!!"

Jun nyengir. Paham dengan apa yang dimaksud yebin. Memang kelakuan hangyul dengannya beda tipis, jun lebih pendiem dari hangyul. Meskipun diemnya jun, ramenya 1 orang kalo tingkah.

Sampai akhirnya petugas perpus menghampiri mereka. Nyuruh mereka diem, kalo nggak mereka bakal diusir. Mereka langsung diem.

Mereka lalu kembali dengan aktivitas mereka. Ngerjain tugas mereka yang bentar lagi harus dikumpul karena mereka akan segera melaksanakan UAS.

Disela aktivitas mereka. Jun tiba-tiba jongkok di depan yebin. Yebin noleh, kebingungan.

Hadeh ngatain hangyul, tapi dia sendiri make cara hangyul.

"Ngapain lo?"

Jun berdehem sebentar. Lalu menjulurkan satu bunga melati yang tadi ia petik di depan perpus sebelum masuk ke perpus.

"Bin. Gue suka sama lo"

Yebin ternganga. Nggak percaya.

"Sebenernya gue udah lama suka sama lo. Tapi lo kayaknya cuma anggep gue jadi sahabat lo. Makanya baru sekarang gue punya nyali buat ngomong ke lo'

Yebin masih terdiam. Masih nggak percaya.

"Gue nggak berharap lo bales sayang gue. Gue cuma mau ngomong aja kok sama lo"

Jun lalu beranjak dari posisinya. Lalu kembali duduk di sebelah yebin.

Yebin menghela nafas. Meletakkan bukunya di meja, lalu merubah duduknya menjadi menghadap jun.

"Makasih jun udah jadi sahabat gue, gue seneng banget punya sahabat kayak lo"

"Iya sama-sama" ucap jun dengan wajahnya yang keliatan udah nggak ada semangat

"Gue juga sayang sama lo jun. Sayaaaang banget"

Jun masih terdiam. Mendengarkan segala ucapan yebin dengan seksama.

"Tapi kayaknya rasa sayang gue ke lo tuh cuma sebatas sahabat. Maaf gue nggak bisa balas perasaan lo, gue udah jadian sama kak hojung"

HA GIMANA-GIMANA?

Suasana pun menjadi canggung seketika.

MAMPUS LO JUN FRENDZONE