2. Fascinated

186 43 3
                                    

Tak terasa hari-hari pkkmb telah usai. Kini saatnya para maba untuk melaksanakan ospek jurusan. Begitu pula dengan yebin dan jun.

Seluruh mahasiswa mahasiswi baru jurusan arsitektur berkumpul di studio lantai 4, studio terbesar. Ada banyak kakak-kakak tingkat yang mengarahkan juniornya agar segera duduk rapi.

Kalau menurut yebin sih, ospek jurusan punyanya arsitektur lebih keren dibanding yang lain. Nggak ada yang namanya kating ngebentak juniornya, intinya kayak seminar gitu.

Di atas meja di depan mereka duduk, sudah tersedia kotak kardus berwarna biru dongker yang di dalamnya berisi beberapa snack, roti, dan minuman. Di bawah kotak itu juga terdapat totebag bertuliskan arsitektur.

Para mahasiswa-mahasiswi baru itu duduk sesuai dengan kelompok yang sudah dibentuk oleh panitia. Kali ini yebin dan jun harus terpisah, karena mereka tidak satu kelompok.

Setelah pembukaan ospek jurusan itu selesai, mereka disuruh berkumpul per kelompok untuk membicarakan tugas-tugas mereka selama satu bulan.

Jun yang sok merasa cool dengan percaya dirinya mengajukan diri sebagai ketua kelompok. Teman-teman satu kelompoknya mah iyaiya aja, orang nggak ada yang mau lagi selain jun.

Sementara yebin, yang anaknya pendiem banget kalo sama orang asik, cuma bisa ngempet mulutnya yang udah gatel kayak nggak ngomong sehari. Nasib nggak sekelompok sama jun katanya.

Untungnya yang jadi LO kelompoknya keliatan baik dan lembut. Ditambah ganteng. Senyumnya bikin cewek-cewek yang bahkan bukan kelompoknya ikut senyum-senyum sendiri.

"Perkenalkan nama saya Attala Hojung Destian. Kalian bisa panggil Kak Atta" sapanya lembut membuat yebin terkagum-kagum sendiri

"Sebelum kita bahas jobsheet yang akan kita kerjakan selama satu bulan kedepan, siapa yang mau menjadi leader kelompok ini?" Tambahnya

Tak ada satupun yang mengajukan dirinya sebagai leader. Beberapa cowok malah saling tunjuk-menunjuk. Nggak gentle sama sekali.

"Ada yang lulusan smk?" Tanya hojung yang tadi memperkenalkan dirinya sebagai Atta

Yebin mengangkat tangannya. Merasa bangga. Namun beberapa detik kemudian ia terbelalak, karena hanya dirinya yang berasal dari smk.

"Yaudah kamu jadi leader ya. Siapa namamu tadi?" Hojung mendekatkan dirinya ke yebin

"Yebin kak" ucap yebin pelan tak kuasa dengan tatapan hojung

Yebin sebenarnya ingin menolak jika ia dijadikan leader. Namun ia seperti diberi cahaya dari hojung agar ia mau menjadi leader kelompok itu.

"Baiklah sekarang kita mulai bahas tugas-tugas kalian ya. Pertama, tugas kalian adalah menganalisis, mendesain gazebo yang nantinya minggu depan akan kalian presentasikan" hojung menjelaskan secara rinci apa yang menjadi tugas yebin dan kelompoknya

"Yebin ini saya kasih idline saya. Kalau misal mau kerja kelompok setelah kuliah, hubungi aku ya. Kalau bisa nanti bikinin grup biar aku gampang ngarahin buat kamu dan lainnya" tambahnya sambil memberikan kertas kecil bertuliskan idline nya

Yebin cuma iyaiya aja. Masih terpesona sama hojung.

***

"HEH GILA JUN! LO TAU GAK ADUH YAAMPUN GANTENG BANGETTT!!!"

Jun seketika tersedak setelah mendengar yebin berteriak. Merasa terganggu karena makan siangnya tidak nikmat. Mereka berdua kini berada di rumah yebin. Jun dan yebin sudah tidak ada rasa canggung sama sekali. Dikit sih, tapi mereka sudah tidak kaku seperti awal mereka kenal.

"Ada apa sih" teriak balik jun tida ingin kalah

"Gausah teriak juga kali" kata yebin kini lebih kalem

Jun lalu menyelesaikan suapan terakhirnya. Lalu memfokuskan dirinya ke yebin. "Ada apa? Siapa yang ganteng?" Katanya lalu menunjuk dirinya.

"Makasih lo"

Refleks yebin memukul kepala jun menggunakan sendok yang ia pakai makan. Membuat jun mengerang kesakitan, sekaligus protes karena rambutnya jadi kotor.

"Lo tau LO gue nggak?" Tanya yebin kali ini berusaha membuat jun serius

"Yang wajahnya kayak boyband korea itu ya? Putih mulus gitu, cowok apa cowok tuh? Kenapa emang?" jawab jun seakan meremehkan kakak tingkatnya itu, membuat yebin kali ini menjambak rambut jun

"Ganteng banget gila parah juuun. Senyumnya haduh bikin gue nggak bisa berpaling dari dia. Kalo ngomong juga haduh sopan, lemah lembut banget. Adem ngeliatnya" jelas yebin seakan lupa jika dia masih menjambak rambutnya

Jun yang kesakitan cuma bisa diem, mengiyakan apa yang yebin ucapkan. Daripada kalau ia berkomentar lagi, nanti salah lagi. Bisa-bisa tubuhnya waktu pulang dari rumah yebin bisa nggak utuh lagi. Kan sayang kalau nanti ketemu masa depannya.


"Gantengan gue kali" celetuk jun tak tahan, membuat yebin kali ini menjambak rambutnya lebih kuat


Magic [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang