Mantra Ajaib

6 0 0
                                    

"Barrrr," suara Buaya menggelegar mengejutkan sahabat baiknya yang sedang membaca sebuah buku.

"Aaa ... Hmhh hmhh," kambing terkejut sehingga nafasnya memburu. Seketika itu juga ia tutup buku yang dibacanya.

"Buaya, kamu apa-apaan sih. Jantungku hampir copot tau," Kambing tak bisa lagi menahan kekesalannya pada Buaya.

"Ish ish ish segitu aja marah," ucap Buaya berusaha menenangkan hati Kambing.

"Hmmm," Kambing hanya mengeluarkan suara kesal sambil membalikan badan dan melanjutkan membaca buku di tangannya.

Buaya mulai mendekat ke arah kambing, "Buku apa yang kamu baca, Bing?"

"Ini buku istimewa, Ya," jawab Kambing singkat.

Buaya semakin bingung, "Istimewa bagaimana, Bing?"

"Buku ini berisi mantra-mantra ajaib, Ya. Kalau kamu bisa membaca buku ini sampai habis, maka kamu akan mampu menguasai dunia ini. Selain itu kalau kamu sakit, baca aja buku ini sampai habis maka penyakitmu akan sembuh," jelas Kambing pada Buaya.

"Penyakit apapun, Bing?" tanya Buaya penuh penasaran.

"Iya, penyakit apapun," jawab Kambing mantap.

'Wah, kalau aku punya buku ini dan membacanya sampai habis aku akan bisa menguasai dunia,' Buaya membatin.

"Bing, boleh kalau aku pinjam buku ini?" ujar Buaya pada Kambing.

"Enak aja. Aku belum selesai baca tau," kata Kambing kesal.

"Sehari doang kok, Bing. Aku mohon, Bing," Buaya mengatupkan kedua tangannya di depan dada, memohon pada Kambing supaya dipinjamkan buku.

"Sekali tidak, tetap tidak, Ya," ucap Kambing dengan terus membaca bukunya.

'Wah, kalau begini terus Kambing tak akan mau meminjamkan bukunya ke aku. Aha! Kambing itukan paling tidak tega melihat orang sakit. Aku pura-pura sakit aja deh. Nah, dengan begitu kambing mau meminjamkan bukunya ke aku, akal busuk Buaya mulai menjalari ke seluruh tubuhnya.

"Aduh aa aduh. Perutku sakit, Bing. Tolong ... tolong ... tolong aku, Bing! Buaya meringkuk sambil memegang perutnya dan mengeluarkan air mata.

"Ya, kamu kenapa?" Kambing langsung menghampiri Buaya yang merintih kesakitan.

"Perutku sakit, Bing. Sakit sekali, Bing," Buaya menangis terisak-isak.

"Aku bawa kamu ke dokter ya," kata Kambing.

"Tidak, Bing. Sakitku ini tak akan bisa disembuhkan dokter. Selama ini aku sudah berobat ke ribuan dokter, Bing. Tapi, hasilnya tidak ada. Bing, hanya satu kemungkinan yang bisa menyembuhkan penyakitku ini," ujar Buaya meyakinkan Kambing.

"Apa, Ya?" tanya Kambing.
"Bing, kamu kan sahabatku. Apa bisa kamu mengusahakannya?" Buaya bertanya kembali pada Kambing.

"Apapun akan aku usahakan, Ya. Asal kamu sembuh," jelas Kambing.

"Benarkah, Bing?" tanya Buaya.

"Iya," jawab Kambing mantap meyakinkan Buaya.

"Pinjamkan aku bukumu, Bing!" kata Buaya.

"Apa?" Kambing kaget dengan ucapan Buaya.

"Uhuk uhuk ... hanya itu satu-satunya cara, Bing. Kalau kamu tidak mau meminjamkannya juga tak apa," Buaya memalingkan muka dari Kambing, "Maafkan semua kesalahanku selama ini, mungkin umurku tak akan lama."

"Hei hei, jangan bicara seperti itu, Ya," suasana hening.

Kambing melihat buku digenggamannya, "Buku ini sangat sulit aku temukan, Ya. Satu tahun lamanya aku mencari buku ini. Melewati berbagai rintangan. Buku ini sangat berharga bagiku. Namun, aku akan meminjamkannya padamu. Tapi, kamu harus janji, Ya. Kalau sakitmu sudah sembuh kembalikan lagi bukuku."

Kumpulan CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang