4

36 9 2
                                    

Morgan (Edeline) malah tertidur pulas di kandang chocky, sambil bersandar di badan chocky.  Dokumen kesehatan hasil pemeriksaan El keluar dan hasilnya ia sudah benar benar pulih. El hanya mengeluarkan ekspresi biasa saja, gak HEBOH sama sekali.

Saat El berjalan pulang, dokter menahannya
"Aku dengar kau sangat dekat dengan Meliana, kau tahu bagaimana cara untuk mendapatkan tanda tangannya? " El cuma bisa tersenyum.

Hari ini waktunya untuk kelas sepak bola. Ibra tidak sengaja membuat El terjatuh, ibra menolongnya dan berusaha mengajak El mengobrol
"Akhir akhir ini kau sering terlihat" El dengan dingin membalas kata kata itu

"Sekarang aku tahu, kenapa kau tidak bisa mengalahkan ku. Itu karena kau terlalu banyak memikirkan urusan tidak penting". El mencetak goal. Morgan bersorak dengan keras padahal ia berada di tim lawan!  Hahahaha
El memandangnya dan mengatakan kalau malam ini ia harus siap meninggalkan kamar mereka.

Morgan menolak
"Apa yang harus ku lakukan agar aku bisa tetap tinggal? "
El mengatakan jika Morgan berhasil mencetak goal maka ia boleh tinggal.
"Oke" kata Morgan setuju.
Morgan berusaha keras bukan kepalang. Gilang heran melihatnya
"Ini sangat penting bagi ku! " kata Morgan. Gilang protes pada guru Budi, kenapa ia di jadikan penjaga gawang.

Edeline mencoba mencetak gol, tapi tendangannya malah mengenai tiang gawang.
Semua orang yang ada saat itu terkejut melihat Morgan yang ternyata mampu berlari sangat cepat.

Hari cemburu dan menabrak Morgan hingga terjatuh dan PINGSAN!!
Gilang dan El panik dan segera berlari ke arahnya. El bahkan membantu membawanya ke klinik sekolah.

El yang menunggu Morgan harus pergi karena seluruh staff iklan menuju ketempat kolam termasuk ayahnya dan Meliana. El memegang erat gelang di tangannya dan bergumam
"Ini mungkin yang terakhir. "
Manager menghampiri El dan meyakinkan kalau El siap untuk melompat lagi.

El mengambil nafas panjang dan mencoba berenang namun gagal, karna kecepatan berenangnya lebih lambat dari pada kecepatan berenang sebelumnya.

Seluruh orang di tempat itu SHOCK!!
SHOCK juga melanda Morgan. Ketika ia terbangun, guru Budi ada di sampinya dan meliriknya dengan sangat tajam
"Aneh... Apa yang dilakukan seorang gadis di sekokah cowok? " Morgan ketahuan!!!

Guru Budi melirik tajam dan menanyakan apa yang dilakukan anak perempuan di sekolah khusus laki laki?
Morgan terkejut sekaligus ketakutan dirinya bakal ketahuan, ia mencoba mengelak dan bilang kalau dirinya benar benar laki laki walaupun wajahnya sangat mirip dengan anak perempuan.

Guru Budi memegang tangannya erat erat
"Aku bisa tau karna aku melonggarkan pakaianmu, supaya kau bisa bernafas" Morgan makin panik dan kabur dari klinik.
Sementara itu... Morgan duduk terdiam di tepi kolam yang gelap setelah gagalnya proses syuting iklan tadi.

Manager mencoba untuk menghibur El
"Ini semua salahku, aku terlalu memaksa... Padahal kau baru saja sembuh dari cedera".

El nyantai berkata kalau ia baik baik saja.
"Aku tidak bercita cita untuk menjadi atlit sejak kecil, jadi ini tidak masah jika aku tidak bisa berenang lagi. "  Manager terkejut mendengarnya.

Gilang senang melihat Morgan sudah sembuh.
"Lain kali kau harus berhati hati. Bisa saja tadi kau mati". Gilang lalu mengganti topik pembicaraan mengenai El yang gagal syuting karena tidak berhasil
"Apakah cederanya masih belum pulih ya?"

Morgan terkejut mendengar cerita itu dan segera berlari mencari El.
El jalan jalan mencari udara segar, tiba tiba ada mobil yang menghampirinya dan ternyata itu ayahnya.

"Banyak cara lain untuk melawanku, jangan bertingkah seperti anak kecil" ayahnya kesal melihat El yang gagal dalam lompatannya tadi. Ayahnya berfikir kalau El seakan akan sengaja gagal.

"Kenapa kau tiba tiba peduli?" El menantang bicara ayahnya
"Apa yang ku lakukan dalam hidupku itu semua keputusanku" El langsung pergi dan meninggalkan ayahnya.
Setiba El di kamar, El melihat kalau Morgan dan barang barangnya masih ada

"Kau tidak pergi?" Morgan membalas
"Biarkan aku tinggal di sini, aku tidak akan berisik."
El yang memang suasana hatinya kurang baik malah mendorong Morgan, Morgan hanya menangis sakit hati.

El lalu berbalik dan mengatakan
"Kau tidak bileh bersuara lebih dari 40 desible (batas suara di perpustakaan)". El juga mengatakan kalau ia pemilik ruangan ini dan Morgan hanya menumpang

"Jika kau tidak suka kau boleh pergi! "
El tertidur dan memimpikan ibunya, tepatnya saat pemakaman ibunya. El yang sangat sedih meletakkan mendali emasnya di makam ibunya, mungkin ketika dia memenangkan mendali itu, ibunya juga meninggal... Dan itulah yang menjadi sebab mengapa ia enggan untuk berenang lagi.

Morgan melihat El lagi gelisah, ia lalu mendekat dan memakaikan selimut untuk El. El tiba tiba menggenggam tangan Morgan dan meletakkannya di dadanya!  Di mimpinya ia menggenggam tangan ibunya, dan dia pikir tangan Morgan adalah tangan ibunya.

Morgan duduk di samping tempat tidur El, sama persis yang dilakukan ibunya dalam pimpinya.
Paginya, El terbangun dan terkejut melihat Morgan yang tertidur di samping tempat tidurnya dan menggenggam erat tangannya.

El kaget dan melepaskan tangan Morgan secara kilat.
Morgan bangun dan minta maaf karena ketiduran. El yang tidak tahu apa apa tadi malam malah kesal
"Apakah aku juga harus memberitahumu dimana mestinya kau tidur? "


FOR YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang