10

1 3 0
                                    

--- Di dunia lain ---
Dengan masih menggunakan pakaian spa tadi, Gilang berjalan menyusuri hutan yanh gelap dan mencekam. Tiba tiba di depannya ada seorang nenek.

Gilang kaget karena itu adalah neneknya.

"nenek, kenapa kau di sini? " tanya Gilang
"bukankah kau sudah meninggal? "

"kau, cepatlah kembali!" perintah nenek itu
"di sini bukan tempatmu. Cepat! "

--- Kembali ke dunia nyata ---
Gilang yang baru muncul kembali ke permungkaan, membuat Meliana kaget.  Meliana langsung memukul kepala Gilang dengan pukulan yang lebih keras sampai sampai baskom itu pecah  sambil berkata,

"mati saja kau!! "

--- Balik ke dunia lain lagi ---
Gilang kembali berada di hutan yang mencekam itu. Dia bertemu nenek itu lagi sambil ketawa ketiwi.

"kenapa kau ke sini lagi? Sudah ku katakan ini bukan tempatmu! " ujar nenek itu.
"apa kau tidak bisa kembali? "

Nenek itu lalu memukul kepala Gilang dengan baskom, sampai sampai baskom itu pecah.

"apa kau pikir aku ke sini karena kemauanku? " gertak Gilang kesal karena nenek memukulnya dengan baskom.

Nenek itu tidak menjawab tapi kembali memukul Gilang dengan baskomnya. Hahahaha...  Kasihan banget Gilang ^O^

--- Di dunia nyata ---
Gilang kembali tersadar. Dia tidak jadi meninggal.

Tapi kali ini dia sudah berada di dalam rumah. Mereka semua menanyakan keadaan Gilang.

Tapi Gilang nampak bingung.

"kau... Apa benar benar pergi ke tempat yang asing? " tanya Afdal

"iya, aki tidak tau. Aku cukup gila berada di tempat itu. " jawab Gilang

Meliana yang masih kesal menyuruh Afdal untuk segera menelpon polisi. Padahal Meliana lah hampir saja membunuh Gilang.

"katakan saja itu pada polisi " ujar Gilang
"kita liat siapa yang paling salah di depan hukum! "

Dr. Rudi mencoba melerai keduanya. Gilang terus bersikeras bahwa Meliana yang salah karena memukul kepalanya.

Meliana makin kesal. Dia lalu mengambil remote tv dan memukul kepala Gilang sekali lagi.

Gilang kembali tak sadarkan diri. Semua orang langsung panik sambil terus mencoba membangunkan Gilang lagi.

Pagi pagi setelah selesai mandi, El menemukan sebuah gelang di tempat tidur Morgan. Pagi itu semuanya bekerja bakti membersihkan rumah, ada yang mencuci, mengecat, dll.

Kecuali Meliana yang malah memilih berendam.

Selesai bekerja, mereka bermain motor motoran di pinggir pantai. Setelah itu mereka makan semangka bersama.

Dan seperti biasa, Gilang dan Meliana kembali bertengkar. Hingga akhirnya mereka semua malah jadi mainan pistol pistolan air.

El memilih menyingkir. Baru beberapa langkah, tiba tiba sandalnya putus.

Saat El akan kembali, dia melihat kakak Afdal tiba-tiba mendekatkan Morgan.

Kakak Afdal mengajak Morgan berbelanja sayuran bersama. Dengan senang hati Morgan menyanggupinya.

El terus mengamati mereka. Tatapannya seakan tidak rela Morgan dekat dengan orang lain.

El lalu menghampiri Morgan.
"kalian berdua tampaknya semakin dekat. " kata El

"tidak, seperti biasanya, dia (kakak Afdal) benar benar baik padaku. " ujar Morgan sambil memakan semangka

"kau...! " El terdiam sejenak lalu meneruskan ucapannya
"ketika pergi keluar, belikan sandal juga. " katanya sambil menunjukkan sandalnya yang putus.

Sebelum pergi Morgan memeriksa kantungnya ternyata gelang pasangannya hilang satu. Karena kakak Afdal keburu mengajak masuk mobil, jadi Morgan tidak sempat mencarinya.

Mereka berdua pun pergi.

Sepanjang perjalanan kakak Afdal menatap Morgan dengan tatapan yang berbeda. Ada apakah ini... Jajajaja

TUNGGU CERITA SELANJUTNYA

FOR YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang