"Jika kau cinta karena dia bisa membuatmu lebih nyaman, pergilah bersamanya. Karena aku pun tak yakin, apakah aku bisa membuatmu senyaman dia?"
^^^
"Dapat seragam cewek dari mana?" tanya Nata.
"Eh ta, bajunya pas ya di lo?" Bukan menjawab pertanyaan Nata, melainkan Defran mengalihkan pembicaraan. Nata bertanya ulang "Dapet seragam cewek dari mana Defran?"
"Dari temen gue."Jawab Defran seadanya yang mulai terlihat ling-lung.
" Gue gak tahu, sejarahnya ini baju dari mana. Thanks. Gue yakin suatu saat lo pasti bakalan cerita sama gue tentang ini baju." Ucap Nata lalu berlalu begitu saja. Sedangkan Defran dari tadi linglung seperti orang ketakutan. Entahlah, ketakutan atau apa. Yang jelasnya, sangat berbeda dari Defran yang selalu bersikap cool.
***
14.30
Bel sekolah baru saja berbunyi, menandakan pelajaran sudah selesai. Semua murid bergegas meninggalkan sekolah. Terlebih Nata yang sejak tadi menunggu 'suara indah' ini berbunyi. Ia langsung merapikan tasnya dan bergegas untuk keluar kelas. Tapi ia sempat berkode 'mata' dengan Dani. Hanya untuk mengingatkan janji.
"Dan, Kerumah Defran yuk!" Ajak Albi. Nata yang masih berada dipintu kelas sangat mendengar obrolan para lelaki itu. Nata sengaja keluar sedikit dari pintu dan bersembunyi dibelakangnya untuk mendengarkan obrolan mereka secara diam-diam.
"Sorry. Gue gak bisa. Gue ada janji." Tolak Dani membuat Gilang mengacak rambutnya gusar.
"Kenapa sih lu?Ada masalah sama kita?Cerita nyet! Gue bener-bener muak deh sama lu, kayak bocah tau gak?kalau ada masalah tuh diomongin." Jelas Gilang membuat Dani tertunduk. Bukan Dani takut, ia pasti juga mempunyai alasan mengapa menjauhi para sahabatnya.
"Defran sama Reza juga gak suka ngeliat lo kayak gini Dan, Mending lo ikut. Kita bicarain baik-baik masalah lo sama kita-kita dirumah Defran. Ayok!" Lagi-lagi Albi mengajak Dani.
"Gue bener-bener gak bisa. Kalau lo semua sahabat gue, Plase ngertiin gue. Gue harus datang dan ketemu sama orang itu. Gue harus jelasin semuanya sama dia." Jelas Dani membuar Gilang dan Albi menautkan alis secara bersamaan.
"Mantan lo ya?" Tanya Gilang. Dani tak menjawab.
"Bener mantan lo?" Tanya Albi sekali lagi. Dani tak menjawab. Sedangkan diluar sana, Nata dengan amat sangat keponya masih berdiri tanpa menyadari, ada seseorang yang sedari tadi melihatnya.
"Ngapain nguping sih?" Suara itu membuat Nata tersentak. Bagaimana tidak, sudah sedari tadi Defran sudah berdiri didekatnya dan Nata tak menyadari itu.
"Emh.. Ggueee. Gue mau pulang." Defran tak mencegatnya, karena Defran mempunyai urusan yang lebih penting untuk saat ini. Iya, salah satu sahabatnya berubah. Entah karena apa. Defran datang sendirian karena Reza sedang tak bersekolah hari ini, tapi Reza akan bergabung sebentar dirumah Defran. Jangan kaget, bolos sudah biasa bagi mereka.
"Jadi mantan lo yang ngebuat lo berubah?jadi ngejauh dari kita iya?" tanya Defran. Dani tak menggubris. "Jadi sebentar lo mau ketemuan sama dia?" Tanya Defran sekali lagi.
"Def. Please, pengertian lo gue butuhin sekarang. Sebentar gue bakalan ngobrol sama mantan gue. Dan selesein semuanya." Jelas Dani yang langsung menerobos ketiga temannya itu. Gilang ingin mengejar, Tapi dicegat oleh Defran.
"Biarin dia selesein masalahnya sama mantannya dia."
***
15menit berlalu, Nata sudah menunggu disini selama itu. Ia tak mengganti baju, membuat beberapa orang melihatnya secara intens. Mungkin karena seragam Nata yang agak ketat dari biasanya atau karena seragam sekolahnya memang.
"Lama banget. 10 menit kalau gak dateng. Gue tinggal tuh orang."Kesal Nata.
" Sorry gue telat."
"Udah tau, gak usah jelasin." Sinis Nata.
"Langsung to the point aja deh. Jadi lo udah nyeritain gue sama Albi dan Gilang?" tanya Nata.
"Iya"
"Kenapa lo gak kenalin nama gue ke mereka?" tanya Nata.
"Karena gue punya alasan."
"Alasan apa?" Tanya Nata.
"Kalau gue kasih tau nama lo, kita gak bakal duduk berdua kayak gini. Si Defran bisa aja ngejauhin gue sama lo. Gue tau Defran, apa yang udah jadi milik Defran. Gak akan pernah dia lepas. Walaupun gue gak pernah liat, Defran marah karena cewek." Jelas Dani membuat Nata sedikit tersentak.
"Terus, kenapa lo berubah sama temen-temen lo?" tanya Nata.
"Gue juga punya alasan untuk itu."
"Apa?"
"Lo tau, selama gue bergabung di Defran gue kayak apa. Sebandel apa dulu, sebelum ada lo disini. Di Defran gue cuman bahagia sebentar doang. Pas dirumah, gue penuh dengan rasa bersalah. Rasa bersalah karena gue suka bolos,ngelawan guru, tawuran dan lain-lain. Gue selalu kayak gitu. Sampai pada akhirnya lo datang dan ngebuat gue mikir. Sebelum temen-temen gue. Pada tau lo mantan gue, mending gue ngejauh. Apalagi Defran suka sama lo. Gue bisa apa Ta?" Jelas panjang kali lebar Dani.
"Gue rada-rada bingung sama ucapan lo. Intinya bisa gak?" Tanya Nata.
"Intinya, Gue gak bisa ngeliat orang yang gue sayang deket sama sahabat gue." Penjelasan Dani barusan membuat Nata terdiam kikuk.
"Lo-- Masih sayang sama gue?" Tanya Nata ragu.
"Iya Ta, gue sayang sama lo. Tapi gue yakin, lo udah sayang sama Defran." Nata shock. Ia tersandar dikursi caffe dan memejamkan matanya beberapa detik.
"Oke, gue rasa udah cukup hari ini. Udah gak ada yang dipermasalahin sekarang." Ucap Nata yang mengambil tasnya dan ingin meninggalkan caffe tersebut.
"Ta, tunggu."
"Apa lagi?" Tanya Nata malas.
"Apa gak ada lagi gue dihati lo?Apa Defran udah berhasil ngegeser gue dihati lo?" Pertanyaan bodoh macam apa ini yang dilontarkan Dani.
"Gak ada! Lo itu udah mati dihati gue!Dan iya, Defran berhasil!" Sinis Nata lalu menutup pintu caffe dengan keras. Terlihat dari jendela Dani sangat frustasi mendengar jawaban Nata.
***
"Gue jadi penasaran siapa mantan tuh anak?" Tanya Gilang.
"Emang dia gak nanyain nama mantannya gitu?" Kali ini Defran yang bertanya.
"Seinget gue, nama depan mantannya tuh hurufnya R gak tahu deh apa." Jawab Albi seadanya. Membuat Ketiga temannya mengusap wajahnya gusar.
"Kenapa lo pada kepo sama mantannya si Dani sih?Siapa tau juga bukan karena mantannya?Kayak cewe lu pada. Gosip mulu. Kena virusnya lambe turah kayaknya lu pada." Pekik Reza membuat kaki Albi gatal menendang paha Reza.
"Virus Virus. Jaman sekarang lagi hot berita pelakor sama banci ganti kelamin. Bukan mantan." ucap Gilang
"Wah, kok lu tau Lang? ini nih, kalau lagi gabut bukanya akun gosip. Dulu aja, bukanya yang aneh-aneh. Yang cuma pake BH sama CD doang. Hahaha" Seketika tawa mereka pecah karena mendengar ucapan Reza.
"Gila lo semua. Masih ingat aja jaman-jaman nonton begituan. Idih." ucap Defran.
"Yaelah Def, Lo aja dulu suka nonton sama Bella." Mendengar ucapan Reza, tawa Defran terhenti. Membuat Gilang dan Albi menyalahkan Reza karena menyebut nama itu.
"Lu ngapain nyebut nama Bella nyet." Pekik Albi ditelinga Reza.
"Si anying. Cari masalah emang" Pekik Gilang.
"Bella apa kabar ya?" tanya Defran.
"Def, udah. Bella udah bahagia. Lo gak usah mikirin dia."
" Besok kerumahnya yuk." Ajak Defran.
"Ngapain?" tanya Reza,Albi dan Gilang kompak.
"Gue kangen Bella."
VOMENT🔥
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Yang Terluka
Teen FictionMengisahkan tentang seorang Lelaki yang menyukai senja. Menurutnya, Senja adalah nikmat tuhan yang paling indah. Senja membuat semua orang tenang dan damai seketika. Walaupun hanya sebentar, justru disitulah keindahannya. Jika senja, Lelaki itu past...