"Defran!!! Kembaliin gak buku gue!!" teriak salah seorang perempuan.
"Kan gue bilang, gue salin dulu Nyet"
Begitulah setiap hari dikelas XI ipa 3. Selalu saja terjadi keributan tiada henti yang dibuat oleh Defran. Ia selalu usil dengan teman perempuan dikelasnya. Bahkan, sampai orang itu menangis. Tapi, Defran tidak peduli. Katanya 'kan gue becanda, baper amat njir' selalu kalimat itu yang keluar dari bibir Defran.
Ia adalah Defrano Senja. Lelaki nakal namun patuh kepada orang tua. Hanya orang tua. Tidak ke teman maupun kakak kelas. Ia juga rajin beribadah. Katanya 'nakal-nakal gini, gue juga takut sama Tuhan'. Defran adalah salah satu murid terpintar di--kelasnya. Tapi, jika ditanya soal pacar?Defran akan menjawab 'orang ganteng bebas jomblo'. Defran tidak tertarik sama perempuan manapun, padahal hampir seantero sekolah menyukai Defran. Bahkan, Lucyta ketua Cheerleaders yang terkenal akan kecantikannya Defran tak tertarik. Sampai-sampai para lelaki yang tak menyukai Defran, menyebarkan gosip kalau Defran adalah homo. Tapi, berita hoax itu tak berangsur lama. Defran and The Gang, lantas memberantas siapa orang dibalik tersebarnya gosip miring tersebut. Yang pasti dengan cara, Berkelahi.
Defran sangat terkenal diruang guru, BK maupun area kantin. Bukan, karena kepintarannya. Melainkan, Kenakalannya yang diluar naluri kepala. Ia pernah, membuat nangis seorang perempuan karena perempuan itu hobi membaca buku fisika. Sangat aneh, benar-benar aneh. Menurutnya, Waktu istirahat digunakan untuk istirahat. Bukan untuk belajar dan belajar. Belajar ada waktunya dan istirahat pun seperti itu. Mungkin maksud Defran baik, namun caranya yang salah.
"Ja, kuy kantin" ajak Defran yang langsung diangguki oleh Reza. Reza salah satu sahabat Defran.Selain Reza, ada juga Gilang,Albi dan Dani. Sayangnya ketiga sahabatnya itu tidak sekelas dengan Defran dan Reza. Tapi itu bukan penghalang bagi mereka untuk berkumpul.
Setibanya dikantin, Defran dikejutkan dengan ketiga sahabatnya yang sepertinya sudah sejak tadi berada disini. Terlihat dari kopi yang sudah habis.
"Lu lagi nyet dikantin" Defran lalu duduk disebelah kiri Albi dan memesan kopi.
"Bolos lu?"
"Kok tempe"
"Kenapa gak tahu?"
"Apasih Lang. Gak nyambung bat dah" Sinis Albi. Melihat teman-temannya yang sedikit 'gesrek' membuat Defran menggeleng cemas.
"Eh, Si Roy ditangkep semalem." ucap Dani seraya menyodorkan ponsel miliknya ke Defran.
"Ngedrugs?"
"kaga"
"Judi?"
"kaga"
"Apaan Tai"
"Tawuran bego. Kelamaan gak tawuran sih lo" sindir Dani membuat Defran memasang muka tak peduli. Defran memang sudah hampir 2minggu sudah tidak tawuran. Itu karena ibunya berada diindonesia.
"Kok malem?" tanya Gilang.
"Dendam Night bege" ucap Albi seraya menoyor kepala Gilang berharap setelah itu Gilang tidak idiot lagi. Defran hanya meminum kopi yang entah sejak kapan datang. Sepertinya Defran memikirkan sesuatu.
"Ja cabut"
"Mokem?"
"Mana kek, yang penting gua bahagia" jawab Defran yang langsung kabur tanpa memperdulikan Gilang, Albi dan Dani yang sejak tadi menautkan alis pertanda bingung.
"Najis"
***
17.30
Nata sudah bersiap-siap untuk pergi ketaman dekat rumahnya. Tepatnya didepan kompleks barunya. Mulai saat ini, hanya taman lah tempat yang paling bisa menikmati Senja. Dulu, Nata tinggal didekat pantai karena ayahnya ditugaskan ditempat tersebut sebagai dokter spesalis penyakit dalam. Tapi ayahnya kembali ditugaskan dijakarta membuat Nata meninggalkan pulau tersebut. Padahal Nata sudah memohon-mohon pada orang tuanya bahwa ia akan tinggal disana dan hidup mandiri. Tapi, Ayahnya melarang. Mungkin karena Nata anak tunggal. Jadi, jika Nata tidak berada dirumah akan dilanda kesepian bagi sang Ibu.
Mengapa Nata menyukai Senja?mungkin bisa mengambil kesimpulan karena nama lengkapnya. Dia adalah Renata Matahari. Nata--nama panggilannya pun sudah menanyakan kepada Sang ibu dan Ayah mengapa ada nama 'Matahari' diakhiran namanya. Kenapa bukan nama Ayah? Tapi bukannya dijawab secara detail, Orang tua Nata hanya menjawab 'suatu saat kamu bakalan tau' bukankah itu jawaban yang membuat orang pusing? Nata pun sempat dibuat bingung dengan jawaban orang tuanya itu. Tapi karena Nata orang yang sangat cuek. Nata tak memperdulikannya lagi. Nata hanya berargumen 'Mungkin, Bunda suka matahari kali pas hamilin gue'.
"Bun, Nata pergi ke taman ya! Kalau Senjanya udah ilang Nata balik. Kalau gak balik, Nyusulin aja" pamit Nata yang tanpa tunggu jawaban dari Sang Bunda langsung pergi begitu saja.
Nata hari ini memakai kaos berwarna biru langit dan memakai celana jeans selutut. Ditambah bando yang dipakai Nata ada sentuhan 'Matahari'nya. Nata berjalan sendirian. Ia sangat percaya diri hari ini. Mungkin bukan cuma hari ini, tapi hari-hari lainnya. Nata kan terkenal dengan 'Gadis periang nan penyayang'.
"Wah, Gila sih keren banget. Perpaduan Jingga sama Ungunya klop parah" Kalimat itulah yang sering diucapkan oleh Nata setiap kali melihat Senja. Entah sudah berapa kali Nata mengucapkan kalimat itu. Mungkin sejak ia dapat berbicara.
"Kenapa langit gak warna Senja terus aja sih? Kan lucu tau"
"Yang bener aja warna senja mulu, angker dah nih dunia" ucap seorang lelaki yang membuat Nata memalingkan wajah kearah sumber suara tersebut.
"Lo siapa?"
***
Setelah setengah hari berada diwarkop. Defran langsung menancap gas untuk pulang. Tapi, bukan kerumah. Melainkan melihat Senja terlebih dahulu lalu pulang. Karena macet, dan waktu sudah tak memungkinkan untuk ke pantai atau ke jembatan-jembatan. Defran membelokkan motornya ke arah komplek perumahan elit dan menuju ketaman komplek itu. Ini bukan pertama kalinya Defran kesini. Sebelumnya Defran sudah kesini berapa kali hanya untuk singgah melihat Senja lalu pulang setelah langit berganti warna menjadi gelap.Setelah sampai ditaman perumahan tersebut, Defran lantas menuju ketaman yang diatasnya tidak terdapat pepohonan besar yang dapat mengganggu proses pengaguman terhadap ciptaan Tuhan tersebut. Namun, mata Defran melihat seorang perempuan yang sejak tadi sibuk memandang langit yang sama dengannya. Saat Defran mulai mendekat ke arah gadis itu, Defran mendengar bahwa gadis itu sedang berbicara sendiri. Membuat Defran, terkikik pelan.
"Kenapa langit gak warna Senja terus aja sih? Kan lucu tau" ucap perempuan itu. Membuat Defran tampak gemas ingin menjawab pertanyaan tersebut.
"Yang bener aja warna senja mulu, angker dah nih dunia" ucap Defran membuat Gadis itu menatap aneh kepadanya.
"Lo siapa?" ucap Gadis itu.
"Defran."
"Lo kenal gue?" tanya Gadis itu.
"Kan kita baru ketemu, mana gue tau" perempuan itu hanya menangguk-anggukan kepalanya.
"Nama lo siapa?" tanya Defran.
"Nata"
"Oh."
"Lo suka senja?"
"Lo suka senja?" tanya balik perempuan itu yang menatap Defran sekilas lalu menghadap ke arah langit lagi.
"Iyalah"
"Sama"
Mendengar jawaban tersebut, membuat Defran menatap ke arah perempuan itu dengan tatapan yang tak biasa. Defran sepertinya melihat ada hal lain dari Gadis ini. Tapi Defran tak tau apa itu. Apakah itu cinta pandangan pertama?Hai! Ceuthor Kembekkk💋dengan cerita yang lebih menarik tentunya! maafkan yang sudah menunggu lama cerita ceuthor ya! ceuthor harus menghapusnya demi kebaikan bersama😭
yasuda, baca saja cerita ceuthor yang ini okay😘VOMENT🔥
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Yang Terluka
Genç KurguMengisahkan tentang seorang Lelaki yang menyukai senja. Menurutnya, Senja adalah nikmat tuhan yang paling indah. Senja membuat semua orang tenang dan damai seketika. Walaupun hanya sebentar, justru disitulah keindahannya. Jika senja, Lelaki itu past...