2.Pounding

2.9K 140 8
                                    


Angin malam memang sangat sejuk dan meminta untuk di nikmati, dan itulah yang saat ini Sophie lakukan, menikmati hembusan angin malam tak peduli dengan suhu dingin yang berada disekitarnya seakan telah kebal akan itu.

Acara itu berlangsung sangat lama hingga tanpa sadar hari sudah larut membuat keluarga Hilton tak punya pilihan lain selain menginap di mansion keluarga Aldari.

Tanpa Sophie sadari sepasang bola mata mengamati dirinya dari kejauhan sedari tadi, Sophie melepaskan sepatunya membuat kakinya yang cantik itu berdiri menginjak jalan yang tak rata itu.

Sesekali dia berlari, entah ada apa dengan dirinya, sepasang mata itu menatap Sophie lekat penuh dengan rasa penasaran, hingga "Sophie sayang... masuk dek, udah malam nanti sakit!" ujar seorang wanita paruh baya yang berjalan kearah putrinya itu, Kiara Hilton yang dikenal sebagai wanita glamour dan arogan ternyata memiliki sikap yang sangat lembut dan penuh cinta pada putri semata wayangnya itu.

Sophie tampak menghentikan langkahnya, dia mendengus kesal, "Tapi mom aku masih ingin bermain!" ujar Sophie.

"Dia pikir berapa umurnya?" gumam pria itu, sambil terus memperhatikan mereka dari balik jendela yang tak terlalu jauh dari sana.

"Sophie mom sudah bilang berkali-kali padamu jika kau tidak boleh seperti ini di depan orang lain, bagaimana jika ada orang yang lihat?" Sophie tampak mengangguk, "Kalau Sophie bersikap dewasa mom janji ya.. kalau Alex bakal sama Sophie." Pria itu terkekeh mendengarnya, dia seperti melihat seorang anak kecil berumur 8 tahun.

Entah apa yang Kiara lakukan pada anak gadisnya itu, pria itu tak habis pikir, Kiara nampak mengangguk, "Sebentar ya.. Sophie mau masukin kaki kedalam air dulu." ucap Sophie yang di izinkan oleh Kiara, kaki Sophie terlihat bermain-main disana.

Anehnya melihat gadis itu membuat hatinya sejuk dan tenang ada sesuatu yang special dengannya, berbeda dari wanita kebanyakan, katakan jika Alex bodoh jika menolak wanita sepolos Sophie.

Entahlah, melihat gadis itu membuat Alex goyah. merasa tidak yakin jika rencananya itu tepat malah merasa sebaliknya, dia merasa tidak seharusnya melibatkan gadis itu dalam rencana piciknya.

Pilihan Felecia memang tepat untuk memilih berlian asli untuk Alex.

Merasa tak memiliki keperluan lain lagi, akhirnya pria itu pergi meninggalkan dua orang perempuan yang sedang bermain di taman dan kolam renang Mansionnya.

"Tapi aku mencintai Kaisyifa!" gumamnya, namun tiba-tiba saja sebuah keraguan muncul di dada dan otaknya.

"Love at First Sight huh?!" suara barintone menggema di seluruh penjuru lorong membuat langkah kaki Alex terhenti, "Shut up man!" balas Alex.

"Pria bodoh sepertimu tak pantas berbicara padaku, pria bodoh yang membuat dirinya menjadi babu untuk kekasihnya." Lanjut Alex.

"Selain karna mencintainya, dia sedang mengandung anakku juga bro, berbeda denganmu!" kata pria itu, wajahnya masih tak terlihat karna tertutup oleh gelapnya malam dan minimnya penerangan.

"Bersama wanita yang sebenarnya tidak kau cintai." lanjutnya sambil melangkahkan kaki, kini pria tampan itu berada di samping Alex, berdiri tegap dengan tangan yang disekapkan di kantung celananya.

Alex mengangkat sebelah alisnya, "Siapa yang kau maksud?" Tanyanya, "Kau akan tahu dengan sendirinya nanti." Jawab pria itu.

"Jangan bermain-main denganku Denande." seru Alex tapi tak digubris oleh pria itu, dan berlalu lalang begitu saja meninggalkan Alex yang masih menatap punggung pria itu dengan wajah datarnya.

"Datanglah padaku jika kau menyadari hal itu dan kupastikan kau akan menyesal." Teriak Denande dari kejauhan, bahkan sosoknya sudah tak terlihat, tapi Alex yakin jika itu adalah suara sepupunya Denande.

Alex berdecih, "Mafia kurang ajar!" gumamnya.

Alex bersembunyi saat mendengar suara Sophie dan Kiara, "Besok Sophie gak mau datang!" rengeknya.

Terdengar Kiara tertawa kecil, "Kau harus sayang... kau harus mulai terbiasa, lagi pula Alex akan datang bersamamu!" Kata Kiara.

"Benarkah mom? baiklah aku akan datang!" Katanya dengan semangat, "Selalu saja kalau soal Alex kau paling semangat! segitu sukanya kah kamu sama Alex?" Tanya Kiara.

Sophie mengangguk-anggukan kepalanya, "Tentu saja!" katanya, Lagi-lagi membuat Kiara terkekeh sambil menggelengkan kepalanya tak menyangka jika putrinya begitu lugu dan polos, Kiara akan menjadi pelindung untuk anaknya, menjadi sisi kejam, angkuh dan arogant sebagai topeng untuk menutupi sifat asli anaknya, akan repot jika orang luar tahu tentang Sophie, itu akan memudahkan rival keluarga Hilton untuk menghancurkan perusahaan.

Sophie harus terlihat Anggun, berkelas dan tegas, melihat Kiara pasti akan membayangkan sifat Sophie yang sama dengannya.

Namun nyatanya sangat berbeda, Sophie adalah malaikat kecil bagi keluarga Hilton.

Keluarga Hilton akan mengabulkan setiap keinginan malaikat kecil itu, bagaimanapun caranya.

Alex masih terdiam di tempatnya bersembunyi walaupun mereka sudah tidak berada disana, "Aku akan melakukan apapun untuk mencegah perjodohan ini, apapun caranya demi Kaisyifaku!" gumamnya.

****

"Pagi semuanya!" Kata Sophie setengah berteriak.

"Sophie jaga sikapmu!" Kata Kiara tegas.

"Tenang saja Kiara, kami sudah tahu soal putrimu, dan kami bukan musuhmu." Ujar Felecia sambil tersenyum kearah Sophie yang terdiam menunduk ditempat mendengar perkataan ibunya.

Kiara mendesah pelan, "Baiklah, Sophie kemari, sarapan dan kita pulang." kata Kiara

Sedangkan ketiga pria yang sedang menikmati sarapannya hanya diam mendegar perkataan tiga wanita itu.

"Acaranya jam 8 malam, kau dan Alex akan menghadirinya!" kata Felecia sambil melirik kearah Alex, Alex menghentikan suapannya dan menyempatkan untuk menatap ketiga wanita itu, "Baiklah." katanya pasrah.

"Jadi bersiaplah Sophie." lanjut Felecia.

"Kudengar Kaisyifa juga berada disana jadi apa salahnya?" Kata Alex, semua mata langsung menatap Alex dengan tatapan membunuh kecuali Sophie yang menatap Alex dengan bingung.

"Mom... siapa itu Kaisyifa?" tanya Sophie.

Alex menyunggingkan senyuman liciknya, "Dia ke.." ucapannya terpotong oleh Felecia yang menyerobot masuk, "Keluarga."

"Keluarga?" tanya Sophie tidak paham maksud perkataan Felecia.

"Ya. sudah dianggap keluarga oleh Alex." jawabnya.

Sophie tersenyum sambil mangut-mangut, sedangkan Alex tersenyum, mendekatkan bibirnya ditelinga ibunya, Felecia."Ma... kau menggali kuburanmu sendiri dengan berbohong soal kekasihku Kaisyifa, kau sendiri tahu aku tidak memutuskan hubunganku dengannya hanya menuruti permintaanmu untuk tidak menemuinya." Bisik Alex.

Felecia tersenyum kecil, "Sebentar lagi mama akan pastiin kamu ninggalin wanita murahan itu"

"Itu tidak akan terjadi." Kata Alex mendapat tatapan heran dari Sophie, manik mata mereka bertemu beberpa saat, Sophie tersenyum dengan sangat manis pada Alex.

Dan saat itulah untuk pertama kali dalam hidup Alex, jantungnya berdebar dengan cepat, matanya seakan tak ingin melepas pandangannya dari Sophie, dan waktu seakan berjalan dengan lambat hingga ia bisa mendengar detak jantungnya yang begitu cepat,bahkan saat bersama Kaisyifa dia tidak pernah seperti ini.

TBC

My love CEO (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang