8.Feeling

1.6K 82 5
                                    

"kau hanya sendiri disini?" tanya Zyan saat melihat isi mansion yang lumayan sepi.

Sophie menggelengkan kepala, "tidak, ada beberapa maid yang mungkin sekarang sudah tidur, mom dan dad akan pulang beberapa jam lagi." Zyan mengangguk mengerti.

Sophie menunjukan sebuah kamar pada Zyan, "kau bisa tidur disini."

Sophie berjalan meninggalkan Zyan namun tangannya dicekal oleh Zyan, hingga membuat Sophie menolehkan kepalanya agar menghadap Zyan, "aku hanya ingin mengucapkan terimakasih"

Sophie tersenyum lalu menganggukan kepalanya.

Dan mereka pun masuk kedalam kamar mereka masing-masing.

***

Hari sudah menjelang pagi, mereka telah berkumpul di meja makan, sesekali Kiara mencuri pandang kearah Zyan yang tengah mencuri pandang kearah anaknya itu.

Sedangkan Sophie sangat asik dengan sarapannya tidak menyadari jika sedang di tatap oleh Zyan.

"Jadi Mr.Moscho apa hubungan mu dengan putriku?" akhirnya pertanyaan Kiara terlontar dari mulutnya.

Zyan mengalihkan pandangannya, kini menatap Kiara yang sedang bertanya, "kami hanya berteman." jawab Zyan sekenanya.

Kiara melirik Sophie, anaknya yang kini juga menatapnya sambil mengangguk.

Kiara menghela nafasnya, "orang ku memberi kabar jika kalian datang bersama di pesta tadi malam dan mengumumkan hubungan kalian, sepasang kekasih eh?"

Sophie menundukan kepalanya, sedangkan Zyan masih menatap Kiara dengan tatapan sulit diartikan.

"aku memang menyukai anak anda nyonya Hilton, tapi agaknya dia sangat mencintai tunangannya yang sudah jelas menghianatinya, dan kau sebagai ibunya tidak melakukan apapun. Sepertinya kau menjodohkan sophie dengan orang yang salah."

Seketika hening..

Sophie pun merutuki Zyan yang membahas tentang hal itu pada Kiara, dia tidak ingin perjodohannya dibatalkan.

"kau benar." kata Kiara yang langsung mendapat tatapan tidak percaya dari Sophie.

"aku akan membiarkan kalian bersaing, karena aku juga melihat tatapan yang sama dengan Alex, tatapan yang kau berikan pada sophie." kata Kiara yang sama sekali tidak sophie mengerti.

Sedangkan Zyan sangat mengerti maksud ucapan Kiara, karena dia setuju dengan ucapan Kiara, Alex juga mencintai Sophie sama seperti dirinya, namun Alex hanya sedikit keras kepala.

Dan mungkin juga sedikit buta.

Zyan menyunggingkan senyuman penuh artinya, "kau akan melihat kemenanganku nyonya."

Kiara mengangkat bahunya acuh, "siapapun yang menang, sama-sama menguntungkanku."

Itu adalah percakapan terakhir mereka sebelum Sophie dan Zyan menyelesaikan sarapannya.

***

Sophie mengantar Zyan menuju depan rumahnya, kini jam menunjukan pukul 2 siang. Zyan sudah terlalu lama menghabiskan waktunya berada di rumah Sophie sambil bercanda gurau dengannya.

Hingga ia melupakan pekerjaan yang mungkin kini sudah menumpuk di mejanya, bahkan Zyan bisa memperkirakan seberapa besar kerugian yang harus ia bayar karena membatalkan semua pertemuannya dengan client hanya untuk berbicara hal yang bisa orang katakan tidak penting dan membuang waktu.

Namun bagi Zyan waktunya bersama Sophie adalah waktu yang paling berharga, dia tidak yakin bisa bersikap biasa saja jika Sophie menjauh darinya karena perasaan Zyan saat ini sudah sangat melekat pada Sophie.

Dan Zyan bersyukur bisa merasakan hal itu pada diri Sophie, Sophie memang wanita baik yang sangat memenuhi syarat. Bahkan Zyan yakin jika dia melamar Sophie sekarang orangtuanya akan setuju, mendengar nama Hilton di belakang nama Sophie well tidak diragukan lagi semua orang sangat ingin bisa menjalin suatu hubungan dengan keluarga Hilton.

Termasuk kedua orang tuanya. Tapi terlepas dari itu semua walaupun Sophie bukan anak dari keluarga Hilton pun Zyan tetap menyukai Sophie.

Sayangnya perjalanannya menuju Roma masih sangat jauh, Sophie belum menyukainya. Dan mustahil baginya untuk melamar Sophie karena dia yakin 100% jika lamarannya nanti akan ditolak mentah-mentah oleh gadis berdarah Indonesia-Kanada itu.

Sophie tersenyum kearah Zyan, "maaf ya gara-gara Sophie Zyan jadi ninggalin kantor" katanya dengan raut wajah bersalah.

" no, dont said that! Itu sama sekali bukan masalah." balas Zyan seraya mengusap puncak kepala Sophie dengan lembut.

Sophie mengerucutkan bibirnya, "tetap saja, kau tidak bisa mengelabuiku! Aku tahu kau itu orang yang sibuk."

Zyan terkekeh, " i'm serious, not problem"

Sophie menghela nafasnya panjang, "kalau ada masalah hubungi saja aku, aku akan berusaha membantu sebagai ungkapan permintaan maafku"

Zyan lagi-lagi terkekeh geli, dia mencubit hidung Sophie hingga warnanya berubah menjadi ke merahan, "aku sudah mendapatkan hadiahku, tidak usah memikirkan hal itu. " jawab Zyan.

Sophie hanya mengangguk pelan, "kalau begitu aku pergi dulu, sampai jumpa"

Zyan masuk kedalam mobilnya yang sudah terpakir di garasi depan rumah Sophie.

Sementara Sophie masih sibuk melambai-lambaikan tangannya hingga Zyan tidak terlihat lagi di halaman rumahnya.

"huh! I miss Alex.." gumam Sophie seraya masuk kedalam rumahnya lagi langsung berlari kecil menuju kamarnya.

Sedangkan Alex, dia sudah siap dengan rencananya.



TBC

My love CEO (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang