10. Another

998 38 2
                                    

Matahari telah tenggelam dan tergantikan oleh bulan, hawa dingin begitu menusuk tulang, semilir angin mengenai kulit dengan lembut, lampu menerangi jalan dengan cahayanya yang remang-remang, saat itu, jalan sangat sepi, mungkin karena lokasinya yang terpencil membuat daerah itu sulit diakses, apalagi kendaraan beroda empat tidak bisa menjakaunya.

Seorang wanita berjalan gontai, tangan kanannya memeluk erat tubuhnya yang merasa kedinginan dibalik jaket yang tipis, sedangkan tangan kirinya memegang sepasang sepatu heels yang terlihat begitu tinggi, kaki wanita itu berjalan tanpa alas.

Lecet di kakinya tidak ia hiraukan, ia menghembuskan nafasnya dengan kasar, bekas air mata yang mengering di pipi, serta eyeliner yang berantakan, bisa meyakinkan beberapa orang yang melihat wanita itu, jika wanita itu habis menangis.

Terdengar suara langkah kaki seseorang yang terdengar begitu buru-buru mendekat kearah wanita itu, sampai ia merasa jika tangannya di genggam dan ditarik dari arah belakang.

Wanita itu segera menoleh, belum sempat sang pria yang baru saja datang itu mengucapkan sepatah kata, wanita itu lebih dulu menyela, "Aku baik-baik saja jika itu yang mau kamu tanyakan."

"Aku Ingin mempertahankan hubungan ini, tapi kamu terus membuat ku ragu, aku membutakan mataku saat dengan jelas kamu ngehianatin aku!"

"Tapi sekarang, kamu bikin aku yakin, jika kamu memang bukan yang terbaik untuk ku, bukan juga seseorang yang pantas untuk aku perjuangin!"

Pria itu tidak bisa berkata-kata, tangannya yang menggenggam tangan wanita itu dihempaskan begitu saja, tangan pria itu mengepal karena tidak bisa menyangkalnya.

"Aku bingung, beri aku waktu."

Wanita itu tertawa, "Udahlah.. Aku tahu, aku gabisa mengharapkan apapun dari kamu."

"Tolong ngertiin aku, disatu sisi, Kaisyifa masih pacar aku, dan disisi lain ada kamu yang calon istri aku, seenggaknya sampai aku bisa lepas dari Kaisyifa."mohonnya, wanita itu membuat wajah kesal mendengar jawaban yang tidak memuaskan dari pria itu.

"Mama benar, nggak seharusnya aku suka sama kamu."

"Sophie, Please.. Aku sudah nggak cinta sama Kaisyifa, beri aku waktu buat bicarain hal ini baik-baik sama dia."

"kamu mau bicara baik-baik sama dia, disaat kamu tahu kalau dia ingin kamu ngejauh dari aku!"

"Sophie, kamu kenapa jadi gini sih? Kamu jadi beda."

Wanita itu, Sophie membuang wajahnya, tidak ingin menatap wajah Alex yang kecewa melihatnya, Sophie tidak merasa ia salah, ia memang berubah, tapi ia yakin perubahan ini sangat baik untuknya.

"Intinya, terserah kamu, tapi jangan salahin aku, kalau aku akan batalin perjodohan ini saat kamu udah melewati batas."Sophie membalikan tubuhnya, ia kembali berjalan menjauh dari Alex, memghiraukan teriakan-teriakan Alex yang memanggil-manggil dirinya.

***
Flashback part 1

Sophie sudah siap dengan dressnya dan riasan wajah, karena ini adalah pesta kenalan dari sang ayah, dan kebetulan Alex juga diundang, mau tidak mau mereka berangkat bersama.

Sophie hanya tersenyum tipis saat Alex menjemputnya, sepanjang jalan mereka hanya berbincang ringan tentang hobi dan kesukaan masing-masing, isu mengenai kejadian di pesta kemarin sudah terbereskan berkat orang-orang Kiara, dan media yang Kiara bayar.

Walaupun mereka harus mengkonfirmasi tentang pernyataan Alex, tapi selebihnya tidak ada masalah, malah harga saham mereka naik berkat kabar itu.

Sophie juga berusaha melupakan kejadian dimana Alex dan Kaisyifa secara terang-terangan mencuranginya, karena Shopie memiliki rencana lain, yang membuatnya harus berpura-pura terlihat baik-baik saja.

"Kamu sangat cantik." puji Alex, ia menatap Shopie begitu lekat, Sophie yang dibilang cantik oleh Alex hanya merona malu.

Sampai saat mereka sudah dekat dengan tempat acara, tapi mobil mereka terhenti, karena jalan yang tidak muat untuk kendaraan mereka masuki, Alex turun dari mobilnya, berbicara dengan seseorang yang ada disana, sedangkan Sophie mengedarkan matanya melihat begitu banyak mobil sport yang terparkir disana.

Tidak lama Alex membukakan pintu Sophie,"Ada apa?" Shopie bertanya sambil melirik ke kanan dan kekiri.

"Jalannya tidak bisa diakses dengan mobil, jadi kita harus jalan kaki, tidak jauh, hanya 200 meter dari sini." jelas Alex, tangan pria itu menunjuk jalan yang menanjak seperti tebing.

Sophie mengangguk mengerti, "Baru kali ini aku datang ke pesta yang harus memasuki daerah perkampungan dan menanjak tebing." Kata Sophie sambil tertawa kecil.

Alex ikut tertawa mendengarnya. "Semoga sesuai dengan pengorbanan ya."

Baru lima menit Sophie menanjakan kakinya, tapi kakinya sudah mulai lelah, Alex yang menyadari itu langsung membungkukan badannya di depan tubuh Sophie.

Sophie mengernyit, "Kenapa?"

"Naik!"

Sophie menggelengkan kepalanya, "Ah, tidak usah, aku masih kuat kok!"

"Kuat? Kaki kamu gemeteran gitu kok, udah.. Naik aja!"

"Gapapa?"

"iya, cepetan naik."

Sophie menaiki pundak Alex secara perlahan, setelah itu Alex berjalan perlahn agar Sophie tidak jatuh, ia juga memegangi Sophie dengan hati-hati takut merusak dress dan melukai tubuh Sophie yang sensitif.

Sophie menaiki pundak Alex secara perlahan, setelah itu Alex berjalan perlahn agar Sophie tidak jatuh, ia juga memegangi Sophie dengan hati-hati takut merusak dress dan melukai tubuh Sophie yang sensitif

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Masih jauh loh.. ngga capek?"Alex menggelengkan kepalanya,"Segini mah gaada apa-apanya, kamu kan enteng."

Sophie tertawa, "bener ya, asal jangan ngeluh sakit pinggang nanti."

"Ngga akan." jawab Alex dengan begitu yakin.

"Kita lihat aja nanti!"

TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 05, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My love CEO (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang