[10] Oppa?

138 35 5
                                    

Kanvas putih itu kini telah hidup dengan berbagai warna yang terpoles indah membentuk suatu karya seni dua dimensi. Siapa pun yang melihatnya pasti sangat mengapresiasikan karya cantik itu.

Cantik, seorang wanita cantik terlukis di dalamnya. Siapa yang melukisnya? Lihat! Seorang laki-laki tampan membawa palet dan kuasnya. Bibirnya melengkungkan senyum bahagia di setiap ia memulai memolesi kanvas itu. Ia puas akan dunianya saat ini. Memiliki suatu impian yang membutuhkan perjuangan untuk menggapainya. Ia harus berdebat dengan ayahnya agar bisa mencapai semua keinginannya. Dan hasilnya? Ia sangat bahagia. Membangun sebuah gallery karya seni di sudut kota Bucheon dan ramai pengunjungnya. Bahkan lukisan-lukisannya di apresiasikan banyak orang dan dibeli dengan harga yang fantastis. Gallerynya telah diakui banyak negara dengan gallery terindah dan mencapai rekor tinggi se-asia.

Seorang gadis berambut panjang menghampirinya. Pria itu tersenyum dan mengisyaratkan untuk duduk di pangkuannya.

"Wow, kau menepati janjimu!" kata gadis itu tersenyum sumringah sembari menatap kagum pada lukisan itu.

Ternyata lukisan yang dilukis pria itu adalah gadis yang kini duduk di pangkuannya.

"Bagaimana? Cantik bukan?" tanya pria itu sembari memeluk gadis itu.

Gadis itu tersenyum menampilkan deretan giginya yang putih, kini ia menghadap ke belakang menatap mata pria itu, yang mana adalah kekasihnya.

"Terimakasih, Jaemin," kata gadis itu dengan tulus.

"Apapun untukmu, sayang. Saengil chukkae* Cha Taehee," ucap pria bernama Hwang Jaemin.

*selamat ulang tahun.

"Sarangae*," lanjutnya sembari mengecup kening gadis itu.

*aku mencintaimu

"Aku juga mencintaimu, Jaemin. Kau sangat berkorban banyak demi aku," ucap gadis itu, matanya berkaca-kaca.

Jaemin menggeleng, "Tidak, aku tidak mengorbankan banyak. Kau lihat? Hanya lukisan yang bisa aku beri. Kau yang telah berkorban banyak demi aku. Ah iya! Nanti malam aku akan menjemputmu, aku akan membawamu ke suatu tempat,"

"Kemana?"

"Rahasia,"

Gadis yang bernama Cha Taehee itu tersenyum manis. Hari ini adalah ulang tahunnya yang ke-22, hadiah special yang ia terima adalah lukisan dirinya yang dilukis oleh kekasihnya. Bukan hanya itu, kekasihnya itu telah berkorban banyak menurutnya. Sesungguhnya, Jaemin bertentangan dengan papanya karena ia menolak meneruskan perusahaan milik papanya. Kenapa? Karena jika menjadi pewaris utama maka harus menjalin hubungan dengan perusahaan lainnya, perjodohan! Papanya tidak mementingkan perasaannya. Bahkan papanya menjauhkannya dengan orang yang dicintainya. Maka dari itu, ia berdebat hebat dengan papanya dan akhirnya diusir dari rumahnya. Ia sama sekali tidak menaruh dendam. Ia memakluminya karena papanya ingin perusahaannya tetap maju.

Ia berada di Bucheon, semenjak mencari Taehee yang pindah karena orang tuanya ditugaskan disana. Kini ia telah melanjutkan kuliahnya di salah satu universitas dan mengambil jurusan seni. Ia dan Taehee terpaut dua tahun. Ya, Taehee lebih tua darinya. Namun Jaemin tidak memasalahkan itu. Ia sangat mencintai Taehee. Bukankah cinta tidak memandang usia?

Taehee juga membantunya untuk mengembangkan hobi Jaemin. Gadis itu memberikan Jaemin modal untuk membangun sebuah gallery karena Jaemin sangat ingin memiliki gallery. Sebelumnya Jaemin menolak bantuan Taehee. Ia tidak ingin bergantungan padanya yang notabenenya mempunyai sebuah kedai kopi milik ayahnya. Jaemin juga bekerja paruh waktu untuk biaya kuliah dan kesehariannya. Ia juga harus membayar uang sewa rumah. Taehee bersikeras ingin membantunya namun selalu ditolak. Ia bekerja di sebuah studio lukis milik pak Sangpyo. Disana ia mendapat ilmu banyak dan melukis untuk dijual oleh pak Sangpyo. Saat ia hendak membayar uang sewa rumah, kata pemilik rumah semuanya sudah terbayar dan yang membayar adalah papanya walaupun perantara anak buahnya.

Orange In The Rain [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang