Terapi

217 51 21
                                    

"apa kau yakin bisa melakukan terapi sekarang?"Nara berdiri disamping Yoongi yang duduk dipinggiran kasur.

"Hm. Aku tak suka berbaring terlalu lama."

Nara mengerucutkan bibirnya. "Tapi kondisimu masih belum pulih sepenuhnya."

"Aku tidak peduli. Aku harus sembuh secepatnya."

Dengan sangat terpaksa Nara membopong tubuh Yoongi dengan hati-hati kekursi roda yang sudah Ia siapkan. Sebenarnya,alat terapinya berada dalam ruangan yang sama. Namun terlalu sulit untuk pergi kesana tanpa alat bantu kursi roda dengan kondisi Yoongi yang seperti ini.

"Pertama,periksa tubuhmu itu dengan CT-scan."ucap Nara laluembantu Yoongi berbaring dalam mesin CT-scan. Setelah hasilnya keluar,Nara memeriksa seluruh bagian tubuh Yoongi. Dan ternyata tak ada yang perlu dikhawatirkan.

Lalu dengan sangat berhati-hati,Nara membawa Yoongi kealat terapi. Yaitu belajar berjalan dengan mesin. Nara dengan sabar dan berhati-hati memegangi Yoongi agar Dia berjalan dengan kakinya. Awalnya sangat kaku dan Yoongi terlihat kesakitan. Keringat terus keluar dari pelipisnya.

Tapi yang Nara takjub dengan Yoongi,Ia tidak mengeluh atau bilang kalau Ia sangat kesakitan. Bahkan kata istirahat tak keluar dari mulutnya. Ia terus berusaha walaupun tubuhnya sudah sangat lelah. Karena itu Nara membiarkan Yoongi berusaha dengan tekatnya. Ia juga tak akan mengeluh.

Sekitar 15 menit,terapi selesai. Nara tersenyum lalu mengacungkan ibu jarinya kehadapan Yoongi. "Kau hebat sekali! Padahal ini terapi pertamamu,tapi tubuhmu seakan meresponnya dengan sangat baik. Kalau seperti ini terus,kau akan cepat sembuh."

Yoongi tersenyum tipis dan mengangguk lemah dikirain rodanya. Ia duduk sambil meminum minumannya. Sedangkan Nara sedang mencatat hasil terapi Yoongi yang membuatnya terlihat bersemangat dari sebelumnya.

"Hey,Dok..bisa tidak aku keluar dari ruangan ini?"ucap Yoongi yang membuat Nara tersentak dan menghentikan kegiatannya.

"Kau mau berjalan-jalan?"tanya Nara.

"Hm..disini membosankan."

Nara mengangguk setuju. "Kau benar! Bahkan disini tak ada televisi. Aku bingung apa yang dipikirkan ayahku membangun ruangan ini."

Nara berpikir sejenak. "Tapi, Yoongi-ssi..kau tak bisa berkeliaran seperti ini. Aku akan dapat masalah jika mereka tahu kau masih hidup."

"Lalu?"

Nara mengedarkan pandangannya. Mencari jalan pintas yang harus Ia lalu. Kemudian Ia mendapatkan ide bagus. Sedetik kemudian Ia kembali bersemangat bahkan tertawa. "Kau tunggu disini sebentar ya, Yoongi-ssi!"

Nara berlari keluar ruangan Yoongi sambil senyum-senyum tidak jelas seperti orang gila. Mungkin itu sudah menjadi khas Nara yang ceria. Lalu Nara kembali dengan bersemangat sambil membawa sesuatu ditangannya.

"Pakai ini."ucapnya sambil menyodorkan penutup kepala dan masker wajah.

"Apa ini?"

"Ini penutup kepala. Kebanyakan yang pakai ini adalah penderita kanker."Nara menarik tangan Yoongi dan menyerahkan penutup kepala dan masker secara sepihak. "Pakai!"

Yoongi pun memakainya. Nara mendorong kursi roda Yoongi kearah cermin besar di sudut ruangan. "Bagaimana,kau tidak terlalu dikenalkan kalau seperti ini?"tanyanya.

Yoongi mengangguk pelan dan hanya menggumam. Kemudian Nara membuka pintu ruangan kamar Yoongi dengan Idcard miliknya.

He's Back Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang