Adiba POVAssalamu'alaikum semua...
Kalian pasti bingungkan kenapa namaku jadi Nimas? Kata authornya nama asliku Adiba shakilla Atmarini. Karena aku anak perempuan di keluarga Ahmad Ulul Ilman Abiku. Jadi aku di panggil Nimas. Nimas dalam bahasa jawa artinya perempuan. Begitulah kenapa aku di panggil Nimas dan banyak orang yang mengenalku dengan nama itu.Aku punya seorang Kakak laki-laki dia Ahmad Al Faris. Dia seorang Abdi negara. Jarang pulang, suka telfon kalau lagi nggak ada tugas dan marah-marah karena aku jarang pulang. Bang Faris sangat menyayangiku meski dia sangat menyebalkan.
Author POV
"Diba....!" Panggil seseorang.
"Waalaikumsalam neng..." kata Adiba.
"Eh iya. Assalamu'alaikum bu ustazah." Kata Rania dengan cengiran khasnya.
"Kamu abis dari Tuban ya? Beberapa hari ini aku nggak liat kamu?" Tanya Rania sahabat Adiba.
"Iya aku balik Tuban. Abangku lagi nggak nugas." Jawab Adiba sekenannya.
Di sisi lain ada sosok pemuda menatap Adiba dengan senyuman yang menawan. Dia mengamati setiap gerakan Adiba. Mungkin salah satu penggemar Adiba...
"Dib, aku mau pulang duluan ya. Papa sama mamaku berkunjung nih." Pamit Rania.
"Eh,iya. Nitip salam buat papa mamamu ya."
"Iya. Balik dulu. Assalamu'alaikum.."
"Waalaikumsalam hati-hati Ran.."
Setelah punggung Rania tak terlihat lagi oleh Adiba. Dia memilih melangkahkan kakinya ke arah taman di sebrang kampus.
Adiba duduk di salah satu kursi taman. Dia melihat matahari tenggelam yang sinarnya mewarnai awan di bagian barat. Burung-burung berterbangan untuk kembali keperaduannya.
"Assalamu'alaikum ukhty...!" Sapa seseorang yang membuyarkan lamunan Adiba.
"Waalaikumsalam akhy!" Jawab Adiba sopan.
"Afwan, saya mengganggu." Kata pria itu.
"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya Adiba ramah
"Iya, ukhti. Saya Arsya dari himpunan remaja islam. Kami mau mengadakan pengenalan ajaran islam ke masyarakat di desa-desa."
"Wah, itu bagus sekali. Bisa menanamkan jiwa islam pada generasi muda."
"Nah, karena itu saya meminta dengan hormat ukhty bisa ikut mengisi kegiatan itu."
"Mana bisa saya mengisi kegiatan seperti itu?"
"Ayolah ukhty. Saya yakin ukhty bisa. Saya tau ukhty hafidz quran. Jadi nggak ada salahnyakan berbagi ilmu?"
"Baiklah insyaalah saya usahakan. Semoga nggak bentrok sama kegiatan saya ya."
"Terima kasih ukhty. Ukhty kamu mau ambil di bagian apa ceramah, mendongeng, qori' atau jadi vokal di tim hadroh kita? Mending kamu di qori' sama di fokal deh. Biar duet sama aku."
"Nih ceritanya ngasih tawaran,masukan, apa pemaksaan?" Tanya Adiba tersenyum
"Eh maaf maaf ukhty. Nggak bermaksud." Kata Arsya nggak enak
"Nggak papa. Jadi saya dimana?" Ulang Adiba.
"Di qori' sama vokal ya!" Serunya
"Terserah kakak saja"
"Baiklah. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih ukhty. Saya pamit. Assalamu'alaiku.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Santri Bukan Santri
Random. . . . Kisah itu tak terlalu jelas datang sekejab bagaikan embun Namun sangat menyejukkan Pertemuan singkat Kata tegar yang terucap Aku terlalu takut Takut terjatuh dan terluka Pada seorang hambaMu ????????????