XXXIV

1.3K 56 0
                                    

Assalamu'alaikum readersku..Afwan ya ana baru update...

.
.
.

"Dek?!"

"Iya gus?!"

"Kamu taukan musibah di Pacitan?!"

"Iya. Kenapa?!!"

"Mas mau kesana bantuin warga disana..."

"Kapan?!"

"Besok sore sih rencanya. Gimana?"

"Ya ndak papa ta mas. Yang penting kamu harus jaga kesehatan. Jangan sampai sakit. Masa kamu mau ngobatin orang, kamunya sakitkan nggak lucu.." Kata Adiba sambil membereskan buku-buku yang berserakan di nakas.

"Jadi nggak papa nih aku tinggal kesana?"

"Ya ndak papa ta mas. Emang kenapa?" Tanya Adiba balik.

"Takut kamunya nakal!" Kata Aidan dengan wajah sok imut.

"Whatt!? Ish kamu kok ngeselin banget sih.." Kata Adiba memukul pelan lengan suaminya.

"Hehehe tuh kan kambuh.."

"Ngomong aja kalau takut kangen." Kata Adiba ngedumel.

"Tau aja ih si eneng.."

"Jangan colek-colek.." Kata Adiba sok garang.

"Kok ngambek.."

"Bodo amat.."

"Dek.."

"Yang..."

"My Khumairah... maafin mas mas bercanda...mas percaya kok sama kamu. Kamu bisa jaga diri kamu baik-baik. Jadi jangan ngambek.." Jelas Aidan.

"Ngeselin.."

"Kok masih ngambek.."

"Auk ah"

"Hey..."

"Ish geli tau gus.." Kata Adiba tertawa kegelian.

"Biar nggak ngambek.."

"Ish, kamu sih ngeselin. Senekat-nekatnya aku, aku masih tau diri kalau ada kamu yang menanggung kelakuanku.."

"Iya sayangku mas kan cuma bercanda..."

"Bercanda aja terus"

"Nggak mau"

"Kenapa?!"

"Karena keseriusanku aku memintamu pada abimu.." Kata Aidan tulus.

"Kamu ini mas!" Kata Adiba menenangkan hatinya yang melayang🤭

"Oh iya aku disana lima belas hari.."

"Hemm lima belas hari ya!?"

"Iya. Aku nggak pengen kamu kesepian.." Kata Aidan merangkul istrinya.

"Apaan sih. Cuma lima belas hari nggak setahun sayangku.."

"Tapi tetep sendirian.."

"Nggak..aku bakalan cari temen." Kata Adiba santai.

"Siapa?!" Tanya Aidan kepo.

"Siapa aja yang mau nemenin.." Jawab Adiba santai

"Aku nggak jadi berangkat deh.."

"Hahahaha kenapa aku bakalan ngajak bik Darti kesini. Nggak boleh ya?" Tawa Adiba pecah melihat ekspresi kesal suaminya.

"Kamu ini..."

"Ciee cemburu ya?!" Goda Adiba.

"Udah tau cemburu masih aja di godain.." kata Aidan memeluk tubuh kecil Adiba.

"Kan yang ngajarin kamu.."

"Hemm.. kapan ya?"

"Inget-inget dong.."

"Aku nggak ngajarin.."

"Ih geli gus.." Kata Adiba ketika wajah Aidan berada di ceruakan lehernya.

"Makin sayang deh..." kata Aidan makin menenggelamkan kepalanya dan menyandarkannya pada bahu Adiba.

"Gombal kamu gus.."

"Beneran ini... jadi nggak pengen berangkat.."

"Lahh...apa aku ikut kamu?" Tawar Adiba enteng.

"Nggak boleh nanti kamu kenapa-napa gimana?" Tegas Aidan.

"Kan ada pak dokterku..."

"Kamu ini ya...."

"Mas lima belas hari kamu mau bawa baju seperti apa.." Tanya Adiba sambil membuka tas yang akan dibawa Aidan.

"Yang simpel aja sayang. Kan nugas di lapangan..."

"Kayaknya semua baju pria simpel deh.." Kata Adiba menimang omongan Aidan.

"Hehehehe sini aku bantuin.." Kata Aidan mengambil pakaiannya dari almari dan diserahkan pada istrinya.

"Bantuin apa gangguin.."

"Dua-duanya.."

"Katanya mau bantuin kok peluk-peluk kan nggak bisa gerak Dibanya.."

"Buat bekal.."

"Ada-ada saja kamu gus.."

Pukul dua sore Aidan sudah rapi dengan gaya berpakaian yang lebih santai. Celana kain hitam, kaus hitam polos, dan jaket hitamnya.

"Dek aku berangkat. Jaga diri baik-baik. Jangan sampai lecet. Jangan mainan yang aneh-aneh.."

"Yang terakhir nggak janji ya mas... bisa ajakan rumahmu ini jadi markas dadakan.." Kata Adiba nyengir.

"Mulai deh.."

"Damai suamiku.."

"Yuk anterin aku.." Kata Aidan menggandeng tangan Adiba.

"Bentar tak pake niqobku.."

"Oh iya. Makasih ya yang..." Kata Aidan membantu Adiba memakai niqobnya.

"Buat?"

"Kamu nutupin hakku. Sehingga hanya aku yang bisa memiliki dan melihatnya.." Ucap Aidan tulus.

"Sama-sama mas. Aku melakukan itu karena aku mencintaimu. Jadi berhati-hatilah. Aku selalu menantimu imamku.." Kata Adiba memeluk Aidan.

"Ukhi bukhi fillah ya khumairah. Ukkhibukhi kadzalik.." Kata Aidan membelai ujung kepala Adiba dan menciumnya.

"Ukhibuka fillah ya zauji..." Balas Adiba sambil mendongak menatap mata kekasihnya.

"Hahahahaha.." Tawa mereka pecah tanpa alasan.

"Kenapa?" Kata mereka bebarengan.

"Hahahahaha.."

"Kamu yang kenapa?"

"Kamu itu lo gus yang kenapa..."

"Aku ketularan kamu.."

"Aku kenapa?!"

"Hahahahaha..."

.
.
.

Author: Pada nggak sehat ya kalian berdua ketawa-ketawa nggak jelas🤭

Aidhan: Suka-suka kita dong thor.

Author: whoy

Aidhan: Apa?!

Author: Ngeselin...

Adiba: pijit thor..

Author: gua doain cepet sehat kalian...

Aidhan: kita doain Author cepet bahagia...

Author: Aminnn

Adiba: Thor liburan yuk!!

Aidhan: capek ini thor butuh hiburan..

Author: sudah kuduga...😞😏

Vote and comment ana tunggu ya...!!😉😉

AA: Damai thorr😃😃

Santri Bukan SantriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang