XXXV

1.4K 64 0
                                    

Assalamu'alaikum readersku, lanjut bacanya yaa...!!😘😘

.
.
.

"Astagfirullah non Diba...!!" Kata Bik Darti terkejut.

"Bangun non..." Katanya lagi mengguncang tubuh Adiba.

"Assalamu'alikum Stevan cepat kerumah.." Kata Bik Darti memerintah.

"Waalaikumussalam ada apa bik?"

"Non Diba jatuh..."

"Apa?! Ok tunggu sebentar.."

"Cepatlah..."

"Dib lu kenapa sih pake jatuh segala..." Gumam Stevan yang panik menanti dokter yang memeriksa Adiba.

"Assalamu'alaikum.. dimana Adiba..." Kata Aidan yang baru saja sampai.

"Dia masih ditangani sama dokter.." Kata Stevan singkat.

"Apa yang terjadi kok bisa Diba jatuh?" Tanyanya lagi.

"Saya kurang tau ustadz. Tadi itu dia baru ngomong minta di buatin jus. Terus abis saya buatin, saya kembali dan non Adiba udah nggak sadar di bawah tangga.." Terang Bik Darti.

"Astaghfirullah. Baru aja aku tinggalin 10 hari.."

"Sabar bro Diba bukan wanita lemah. Dia pasti cepet pulih..." Kata Stevan menenangkan.

"Thaks Stev.. bentar kamu kok ada disini?!" Tanya Aidan yang baru sadar ada Stevan disana.

"Di telfon bik Darti..."

"Oh, jadi kamu yang bawa Diba kesini. Makasih kamu selalu siap bantuin.."

"Santai aja ustadz. Diba itu adekku jadi apapun bakalan saya lakuin untuknya..." Kata Stevan santai

"Kau membuatku cemburu.."  gumam Aidan.

"Hahahaha...cemburuan banget. Sama kayak istrinya..." kata Stevan yang mendengar gumaman itu.

"Diem kamu..."

"Damai pak ustadz.." kata Stevan diakhiri dengan cekikikan.

"Keluarga pasien?!"

"Saya suaminya dok.."

"Iyaiya kamu suaminya.." Ledek Stevan yang dihadiahi tatapan tajam dari Aidan. Sedangkan Stevan hanya tersenyum tanpa dosa.😊😂

"Mari ikut saya dokter Aidan.."

"Baik dok.."

Mereka berjalan menuju ruang yang pintunya terdapat tulisan dokter Zahra.

"Gimana dok?!"

"Selamat ya dok.. sebentar lagi dokter jadi ayah.."

"Apa?!"

"Iya bu Adiba mengandung usia empat minggu.."

"Lalu bagaimana keadaan janinnya?!"

"Alhamdulillah. Tidak terjadi apa-apa pada calon bayinya.."

"Alhamdulillah...terima kasih dokter Zahra..."

"Sama-sama dok..."

Setelah selesai diruangan itu Aidan pamit undur diri dan melihat wajah khawatir dari Abi dan umi Adiba.

"Assalamu'alaikum bi, mi.."

"Waalaikumussalam le...!"

"Adibanya kenapa? Kok bisa jatuh sih?!"

"Adiba hamil umi abi.."

"Apa?! Alhamdulillah..."

"Iya mi Adiba hamil, ayo bi mi kita ke kamar Adiba..."

"Assalamu'alaikum putri umi.."

"Hemm... waalaikumussalam.. umi?!!..."

"Iya sayang..."

"Kangen umi.." Kata Adiba manja dan memeluk uminya.

"Umi juga kangeng putri umi..." Balasnya.

"Cuma kangen umi nih?!" Tanya Ilman yang tak terima.

"Hemm Abiku tercinta.. Nimas kangen Abi. Abi kok makin tua sih?!" Celoteh Adiba memeluk Abinya.

"Ya iyalah Nim. Namanya juga udah jadi kakek ya tua lah.."

"Iya juga ya..  terus abi sama umi kok tau Adiba disini!?"

"Tadi Aidan telfon abi minta tolong agar abi kesini.."

"Lalu...?!"

💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜
Ekhm...Aidannya kemana ya?! Mungkin lagi nyasar kali ya..?!😏 liat di part selanjutnya ya...

Jangan lupa vote and commentnya author tungguin...salam hangat dari author😘😘😘

Santri Bukan SantriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang