XXVII

1.3K 73 0
                                    


Assalau'alaiku readers SBS..
Sepertinya ini part terakhir ya.. tapi entahlah kalau suatu hari nanti Author punya ide lagi. Jadi tetap simpan di daftar baca kalian ya...

.
.
Author POV

"Aaaaaaa.."

"Ada apasih jam segini triak-triak?" Tanya Aidan dengan muka bantalnya.

"Maaf.." Lirih Adiba.

"Ada apa? Jangan bilang kalau kamu lupa sudah punya aku?" Tanya Aidan Kesal dan dijawab cengiran Adiba.

"Huuh. Punya istri pelupa.." Kata Aidan ngedumel.

"Maaf. Ayuk kita tahujud gus." Ajak Adiba mengalihkan pembicaraan.

"Ayuuk.."

"Sana kamu wudhu dulu. Aku siapin sajadanya.." Kata Adiba

"Siap bu bos.."

Setelah wudhu dan solat Adiba duduk bersandar di kasur sedangkan Aidan tiduran di pangkuan Adiba.

"Gus napa liatin aku kayak gitu. Takut tau?!" Tanya Adiba yang risih dipandangi seperti itu.

"Kenapa takut?"

"Kamu liatnya kayak orang kelaparan.." kata Adiba mencebikkan bibirnya.

"Iya lapar pengen cium kamu.." Kata Aidan terkekeh.

"Ish kamu ya!" Kata Adiba mencubit hidung mancung Aidan.

"Yang.."

"Apa gus?"

"Jangan panggil gus. Aku bukan gusmu aku suamimu.." Kata Aidan meraju.

"Terus manggil apa?" Tanya Adiba polos yang membuat Aidan gemas sendiri.

"Sayang, mas, abang,abuya atau apalah yang penting jangan gus.." Kata Aidan

"Terserah mulutku aja ya.." Kata Adiba santai.

"Serah deh. Istriku."

"Mas..." sekarang giliran Adiba yang memanggil.

"Ada apa dek?"

"Aku mau ngomong sesuatu" kata Adiba lagi.

"Bicaralah.."

"Nggak jadi deh."

"Kok nggak jadi sih yang..."

"Nggak papa kok mas.."

"Beneran?"

"Iya. Mas kamu kerja dimana?"

"Kenapa kok tanya?"

"Mau aku gangguin."

"Di RS Zain Fuadhi.."

"What. Kamu dokter???"

"Iya. Kenapa?"

"Nggak. Nggak papa.."

"Nggak papanya cewe itu banyak lo artinya yang.."

"Emm, mas kamu ngijinin aku kerja nggak?" Kata Adiba meminta izin pada Aidan.

"Nggak. Nggak boleh. Buat apa kerja!" Kata Aidan tegas.

"Ayolah guss.."

"Enggak ya enggak."

"Tapi siapa yang mau ngendaliin perusahaanku?" Tanya Adiba memelas.

"Apa? Nggak usah bercanda deh yang.."

"Gus...kamu belum tau semuanya tentangku. Aku takut jika kamu menjauh.." Kata Adiba lirih takut kalau Aidan marah.

"Apa maksudmu?"

"Aku pemilik ASA group dan aku punya gangster. Lebih tepatnya agency. " Kata Adiba membuat Aidan membeku.

"Mas mas kenapa diam. Katakan sesuatu. Apa kau akan menjauhiku.." Kata Adiba lagi. Dia takut kalau duaminya akan menjauhinya.

"Hmmm mana kuat aku menjauh darimu sayang. Aku nggak akan marah denganmu. Dan untuk pekerjaanmu. Kumohon jangan kau pegang sendiri aku nggak mau kamu lecet.." Kata Aidan panjang yang membuat Adiba lega.

"Lalu?"

"Kamu boleh mengawasi semuanya. Tapi kamu nggak boleh jauh-jauh dariku.." Kata Aidan memeluk Adiba dengan posisi yang sama.

"Makasih gusku yang ganteng.." Kata Adiba dengan senyum yang mengembang.

"Dari dulu." Kata Aidan santai

"Serah. Aku mau pergi.." Kata Adiba akan memindahkan kepala Aidan dari pangkuannya.

"Kemana?" Tanya Aidan

"Cari suami baru.." Jawab Adiba sudah berdiri disampin ranjang.

"Aww.." Rintih Adiba ketika tangannya ditarik kencang oleh Aidan sehingga Adiba terjengkang duduk di pangkuan Aidan.

"Kamu hanya milikku.." Kata Aidan memeluk Adiba posesif.

"Aku tau itu. Tapi ayolah kita salat.." Kata Adiba yang sebelumnya menghela nafas.

"Eh iya bidadari sampek lupa.." Kata Aidan cengengesan.

"Guss.. nggak boleh lupa ama kewajiban.." Tegur Adiba lembut.

"Iya maaf sayang"

"Sana siap-siap ke mesjid" Usir Adiba.

"Siap bosku..." Kata Aidan berdiri dan mencium Adiba sekilas dan berlari kekamar mandi.

"Gus.. " Teriakan Adiba setelah sadar apa yang di lakukan Aidan dan ditanggapi kekehan di dalam sana.

.
.
.
.
"Ingat ya kalau nggak baik jangan dicontoh..Ok?!"

Santri Bukan SantriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang