Dilema

108 18 0
                                    

Matahari bersinar terang di pagi yang cerah ini. Sinarnya bahkan  mengenai dedaunan hijau, sehingga warna kekuningan juga membias pada pepohonan disekitar sini. Udara masih terasa segar, bahkan embun pun masih terlihat mewarnai tumbuhan - tumbuhan kecil. Dengan ditemani sebuah novel dan secangkir teh hangat, gue duduk diteras rumah Yein sendirian. Ahjumma dan Ahjussi lagi - lagi pergi ke luar kota, sedangkan Yein sendiri tengah berada di rumah salah satu teman sekelas kami untuk mengerjakan tugas kelompok. Appa juga masih sibuk dengan syutingnya, tetapi tetap tak pernah lupa untuk menelepon gue.



Gue menghirup teh yang masih hangat sedikit, lalu mulai melanjutkan kegiatan membaca novel. Sebenarnya, gue baca novel ini cuma buat mengalihkan pikiran gue yang masih kalut. Tapi tetap aja gue ga bisa fokus sama novel ini. Gue berpikir lagi, gue harus gimana kalau Jisoo sampai menanyakan jawaban gue atas pengakuan dia waktu itu? Haruskah gue jawab iya atau tidak? Setelah semua kejadian yang berlangsung, kalau gue jawab iya bagaimana nantinya dengan Yein, lagian gue juga ga punya perasaan apa - apa sama Jisoo. Kalau gue jawab tidak gue akan semakin banyak nyakitin Jisoo. Dia udah cukup sakit dengan keadaan Appanya yang sekarang dan penyebab itu semua adalah gue. Terus gue harus gimana? Gue masih dilema.



Pikiran lainnya adalah gue masih agak ga percaya sama perasaan Jisoo. Dia beneran serius suka sama gue atau ga sih? Masuk akal sih kalau dia sikapnya jutek ke gue padahal sebenarnya dia suka sama gue, bisa jadi kan dia tipe cowok yang tsundere. Tapi, banyak juga hal lain yang membuat gue ga percaya sama pengakuan dia waktu itu. Gue mengacak rambut gue dengan kesal.



Sepertinya gue harus minta pendapat sama salah satu teman gue, tapi siapa? Biasanya gue kalau cerita apapun itu ke Yein, tapi sekarang justru gue ga bisa curhat ke dia, karena masalah ini juga melibatkan Yein sendiri. Gue teringat seseorang, mungkin Sungkyung bisa bantu gue buat menyelesaikan masalah ini. Gue segera mengirim Line ke Sungkyung.



LINE!!


Sungkyung




Seungyeon
Sungkyung, kamu sekarang dimana? Bisa ke rumah Yein ga?



Sungkyung
Di rumah nih, kalo dirumah Yein berarti ada Yein dong? Ogah ah


Seungyeon
Yein lagi ga ada, bisa ke sini ga? Aku butuh temen curhat 😭😭😭



Sungkyung
Seungyeon jan nangis dong 😖 iya gue kesana sekarang yaa



Seungyeon
Oke, aku tunggu ya 😊



Tak berapa lama, mobil Sungkyung sampai di depan teras rumah Yein. Gue langsung menyambut kedatangan Sungkyung dengan sumringah. Gue mengajak Sungkyung masuk dan duduk di ruang tamu. Sungkyung tampak menunggu gue berbicara dengan memperhatikan gue dalam diam. Gue pun menarik napas lalu mengehembuskannya kembali sebelum mulai berbicara. Semua hal yang selama ini jadi beban pikiran gue sampaikan ke Sungkyung. Dengan serius Sungkyung mendengarkan curhatan gue. Pada akhirnya, gue pun bertanya satu hal pada Sungkyung.



"Kyung, aku harus tolak atau terima ya?"



Sungkyung terlihat mengerti dengan apa yang gue maksud. Dia tersenyum  dan memberikan nasihatnya sebagai seorang teman. "Ikuti kata hati lo aja Seungyeon, gue yakin pasti jawabannya ada di lo" Ucap Sungkyung sambil menepuk - nepuk pundak gue.



Gue menghela nafas dan kemudian lanjut berbicara. "Tapi aku masih bingung, Jisoo itu serius atau engga sih sebenernya?". Sungkyung berpikir sejenak, kemudian menjawab pertanyaan gue. "Mungkin serius, mungkin juga engga" Jawab Sungkyung dengan santainya. "Aduh kyung, makin dilema nih akunya ... " Gue menopang dagu dan menutup mata sejenak, pusing dengan segala pikiran dan jawaban Sungkyung yang semakin membuat gue bingung.



Who Are You? [Jisoo x Sohyun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang