"Aku gak mau Minhyun." tolak Sejeong.
"Mau gak mau ya harus mau. Aku tidak terima penolakan Hwang Sejeong. Orangtua kamu juga izinin kok."
"Gak usah ganti-ganti nama orang. Marga aku kim bukan Hwang." Sejeong cemberut.
"Aku janji gak ngapa-ngapain. Kecuali kamu yang minta aku apa-apain." kata Minhyun sambil menarik turunkan kedua alisnya.
Sejeong bergidik ngeri."Ih siapa juga yang mau diapa-apain sama kamu. Suami juga bukan."
"Calon, sayang. Aku calon suami kamu kalau kamu lupa."
"Pokoknya aku gak mau tinggal berdua sama kamu. Titik." tolak Sejeong sekali lagi.
Iya, Hwang Minhyun dengan segala ide gilanya menyuruh Sejeong untuk tinggal bersamanya. Berdua saja. Di apartemen yang baru dibelinya. Katanya untuk latihan jika sudah menikah nanti agar Sejeong terbiasa. Tentu Sejeong menolak. Minhyun kan mesum. Siapa yang kuat tinggal sama dia?
"Sayangnya walaupun kamu nolak pun. Barang-barang kamu uda dipindahkan ke apartemen kita." Minhyun menyeringai.
Sejeong melotot.
"Sumpah?!! Kok aku gak tau?" Sejeong berlari menuju kamarnya. Benar saja. Kamarnya sudah kosong melompong. Ranjang, lemari, meja sudah tidak ada di tempatnya. Hanya menyisakan poster-poster idolanya.
"Ish HWANG MINHYUN! Kapan kamu mindah-mindahin barang aku?"
"Tadi, sayang pas kamu kuliah. Aku nyuruh bawahan aku buat mindahin barang-barang kamu."
Sejeong mau nangis aja rasanya. Dia gak mau tinggal satu atap sama Minhyun.
"Minhyun, aku gak mau. Hiks. Kenapa sih kamu maksa aku? " Sejeong memulai sandiwaranya.
Minhyun hanya menatap Sejeong, lalu menghampirinya dan memeluk nya.
"Gak usah pura-pura sayang." bisik nya di telinga Sejeong.
Sejeong terdiam dan mendorong badan Minhyun. "Ish tau ah aku sebel sama kamu. Gak usah ngomong sama aku."
"Kayak kamu kuat aja gak ngomong sama aku? Uda ayo kita ke apartemen. Jangan lupa kunci rumah kamu."
Sejeong enggan sekali menuruti kata Minhyun. Minhyun menunggu di depan pintu.
"Hwang Sejeong."panggil Minhyun.
"Aku Kim Sejeong!"
"Cepet! Kamu kalau gak mau jalan sekarang aku gendong"ancam Minhyun.
Sejeong buru-buru keluar rumahnya lalu mengunci pintu. "Dasar tua bangka."gumamnya.
"Aku dengar loh, sayang."
***
"Kok kamu gak bilang kita satu gedung apartemen sama Kak Jonghyun?"
"Kamunya gak nanya."jawab Minhyun cuek.
Mereka berdua masuk ke dalam lift. Minhyun menekan angka 30 ,yang mana adalah lantai teratas di gedung itu.
"Kok lantai paling atas sih?"protes Sejeong.
"Biar kamu gak bisa kabur dengan cara loncat."
"Emangnya aku segila itu? huh."
Tiiing
Lift yang mereka naiki sudah berhenti di lantai yang mereka inginkan. Sepi dan Seram. Itu yang Sejeong rasakan ketika menapakkan kaki ke lantai 30 itu.
"Minhyun, kamu yakin di lantai 30? Kenapa gak selantai sama kak Jonghyun aja di lantai 10?" tanya Sejeong.
"Kenapa memangnya?"tanya Minhyun balik.
"Serem tau."
"Bagus dong. Biar kamu gak bisa berkeliaran sembarangan tanpa aku."
Ya, Bagus sekali Minhyun.
Minhyun memang sengaja memilih lantai 30 ini walaupun lantai-lantai di bawah masih memiliki kamar kosong. Minhyun tahu betul kalau Sejeong orang yang penakut , maka dia tidak akan berani pergi-pergi sendiri tanpa Minhyun. Dan karena di lantai 30, tidak akan ada tetangga yang merasa terganggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
POSESIF [Minhyun]
FanfictionHwang Minhyun hanya ingin mempertahankan apa yang menjadi miliknya.