"Itu dirapihin atuh sayang sampahnya."keluh Minhyun.
"Iya iya." Sejeong merapikan sampah-sampah snack yang dia makan.
Bertahun-tahun Sejeong kenal Minhyun, dia baru tau kalo Minhyun itu orang yang obsesi banget sama yang namanya kebersihan. Beda banget sama Sejeong yang jorok.
"Disapu remah-remahnya jangan lupa ya sayang. Aku masak dulu buat makan malem. Oh iya jangan lupa mandi, kamu bau."
"Ih aku gak bau."elak Sejeong.
"Kamu bau. Tapi aku tetap sayang kok. Gak tau kalo kamu mandi, mungkin aku makin sayang."goda Minhyun.
"Udah ih sana. Aku mau nyapu. Kamu masak aja sana. Masak yang banyak, aku laper."
"Kamu uda makan banyak snack, masih laper? Nanti gendut loh."
Sejeong memberikan death glare.
"Iya iya sayang. Aku masak dulu. Jangan marah."kata Minhyun sambil berlalu.
Sejeong buru-buru langsung menyapu bekas remah-remah snack yang jatuh ke lantai. Karena dia ingin cepat mandi, gerah.
Setelah menyapu, dia pun mandi.
***
"Sayang, kamu mandinya lama banget sih." kata Minhyun sambil mengedor pintu. Sebenarnya dia mau dobrak pintunya, tapi ntar Sejeong marah.
"Iya bentar. 5 menit lagi."teriak Sejeong dari dalam kamar mandi.
"Cepetan. Makanannya keburu dingin. Aku tunggu di meja makan ya."
"Iya"
Sejeong buru-buru memakai bajunya,baju tidur biasa. Cacing-cacing di perutnya sudah mendemo ingin makan.
"Ini kamu yang masak?"tanya Sejeong begitu sampai di meja makan.
"Iya."jawab Minhyun.
"Waw, aku gak tau kalau kamu sejago ini dalam hal memasak."puji Sejeong.
Minhyun tersenyum."Tapi besok-besok aku gak mau masak. Mulai besok kamu yang masak."Sejeong merengut. Dia sebenarnya suka masak, tapi kalau ada mood.
"Ayo makan."ajak Minhyun.
Mereka duduk berseberangan. Minhyun memimpin do'a. Memang sudah seperti itu biasanya, ketika mereka makan bersama, maka Minhyun akan memimpin do'a. Husband material sekali ya Hwang Minhyun ini.
Mereka makan dalam diam.
"Besok kuliah jam berapa?"tanya Minhyun memecah keheningan.
"Aku besok kuliah sore hyun."
"Kamu ikut aku ke cafe dulu aja ya?"tawar Minhyun.
"Aku uda ada janji hyun."tolak Sejeong.
"Sama siapa hmm? Sama laki-laki ya?"curiga Minhyun.
Sejeong memutar bola matanya. "Sama chungha, hyun."
"Mau kemana?"minhyun menyipitkan matanya.
"Nonton, Hyun."
"Aku anter ya?"
"Yaudah. Tapi kamu telat nanti ke cafe nya? Aku perginya jam 9 soalnya."
"Gak papa telat. Kan aku yang punya cafe nya."kata Minhyun santai.
"Dih gitu masa. Ntar kalo karyawan kamu kayak kamu gimana? Karyawan kamu telat ngikutin kamu gimana?"
"Ya tinggal aku pecat. Kan aku yang punya cafenya."
Sejeong menatap Minhyun tidak suka.
"Kenapa, sayang?"
"Jangan suka mecat-mecat orang gitu ah. Aku gak suka."omel Sejeong.
"Iya, iya, gak aku pecat. Demi kamu."janji Minhyun.
Tanpa terasa makanan mereka sudah habis. Sejeong inisiatif untuk mencuci piring. Tumben kan?
"Sayang, biar aku aja yang nyuci."kata Minhyun.
"Gak usah Hyun. Aku aja. Kamu kan uda masak tadi."kata Sejeong sambil memakai sarung tangan karet untuk cuci piring.
Minhyun tersenyum.
Gini kali ya rasanya kalau punya istri, pengen cepet-cepet halalin rasanya. Batin Minhyun.
Minhyun mendekat ke Sejeong yang sedang mencuci. Kedua tangannya meraih pinggang Sejeong. Sejeong terkejut. Back hug.
"Minhyun aku lagi nyuci, jangan digangguin."kata Sejeong sambil berusaha melepaskan diri.
"Gini aja sebentar ya yang. Kamu lanjut nyuci gih."bisik Minhyun di telinga Sejeong.
Pipi Sejeong memerah.
Sejeong pura-pura bodo amet, padahal hatinya dugeun dugeun.
"Yang."panggil Minhyun.
"Hmm?"
"Kamu gendutan ya."
Harusnya Minhyun ga ngomong gitu. Karena sedetik kemudian, Sejeong menginjak kaki Minhyun,sehingga pelukan Minhyun terlepas. Lalu menyiram muka Minhyun dengan air sabun. Jahat kan?
"Makan tuh sabun."
KAMU SEDANG MEMBACA
POSESIF [Minhyun]
FanfictionHwang Minhyun hanya ingin mempertahankan apa yang menjadi miliknya.