Part 1

7.8K 210 11
                                    

Siang hari yang begitu terik tak melunturkan senyuman gadis yang memakai gamis warna merah marun dengan khimar yang senada, bernama Yumna, memandangi setiap jalanan di kota, serta pepohonan yang rimbun nan indah, dia berdiri di koridor kampus, dengan anggunnya, menantikan sesorang yang belum menampakkan batang hidungnya sedari tadi.

🍀🍀🍀

"Doorrrrr.. ayo lagi lamunin apa? Nggak baik tau melamun di siang hari."

"Astaghfirullah.. Lula, bikin kaget aja. Aku nggak melamun kok." Jawab Yumna sambil mengelus dada karena kaget.

"Duh sahabatku ini.. terus kenapa kamu senyum2 sendiri tadi, awas nanti kesambet lho." Canda Lula.

"Na'udzubillah.. apaan sih La.. Udah ah.. yuk kita ke masjid, bentar lagi masuk waktu dhuhur." Ajak Yumna untuk mengalihkan pembicaraan.
 
"Iya deh ustadzah Yumna Ayra." Lula menekan setiap huruf nama Yumna.

"Aamiin Ya Rabb". Jawab Yumna sambil geleng-geleng kepala menanggapi sahabatnya itu, sedang yang di sebelahnya nyengir kuda tanpa rasa bersalah padahal sudah mengageti Yumna tadi.

🍀🍀🍀

"Alkhamdulillah.. sungguh nikmat Kuasa-Mu Ya Rabb." Ucap yumna.

"Na habis ini kamu mau ngapain?" Tanya Lula.

"Kayanya aku mau langsung pulang aja deh. mau ngerjain tugas buat besok."

"Mau ikut aku pulang nggak? Kebetulan aku bawa mobil jadi bisa sekalian nganterin kamu pulang." Tawar Lula.

"Nggak makasih La, aku bawa sepeda dari rumah tadi, masa iya aku ninggalin sepeda ku." Tolak Yumna lembut.

"Ya sudah kalo gitu aku duluan ya, hati-hati di jalan, sampai temu besok, Assalamu'alaikum ukhty shalikhah." Lula berlalu ke tempat dimana mobilnya di parkirkan. Sedang Yumna menuju ke sepedanya.

"Iya hati-hati juga, Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh."
Jawab Yumna dan mewanti wanti Lula.

Flashback on

Alula Zareen nama dari sahabat Yumna. Seperti namanya dia orang yang ceria, Yumna menganggapnya sebagai saudarinya sendiri, dia benar-benar orang yang baik. Pertama mereka kenal, ketika Yumna dan dia masih jadi MABA. Ketika itu dia tidak sengaja menabrak Yumna, karena dia terlambat masuk, dari situlah mereka akrab sampai sekarang.

Flashback off

🍀🍀🍀

Yumna menggayuh sepedanya pelan, dia ingin merasakan sejuknya udara di jalanan dan indahnya pepohonan yang tertiup angin bagaikan tangan yang melambai lambai. Terkadang ia memegangi ujung khimarnya karena tertiup angin. "Hari ini anginnya agak lebat". batinnya. Tidak sengaja dia melihat wanita bercadar sedang kesusahan membawa barang belanjaannya, karena merasa iba, yumna pun menghampiri wanita tersebut. Wanita tersebut sedang membawa barang belanjaannya.

"Assalamu'alaikum kk.. boleh saya bantu, sepertinya kk kesusahan membawa barang itu." Tawar Yumna dengan lembut dan tulus.

"Terimakasih dek.. kk memang lagi kesusahan, apa tidak merepotkan?."

"Tentu saja tidak.. taruh dikeranjang saya saja kk."
wanita tersebut tadi pun menaruh barang yang dibawanya ke ranjang Yumna. Mereka berbincang dalam perjalanan.

"Siapa namamu? Oh ya.. tidak usah terlalu formal berbicara dengan kk, santai saja." Senyum mengembang di balik cadar yang di pakainya. Walaupun begitu Yumna bisa melihat senyum tulus dr kk tersebut yang menentramkan hati bagi siapa saja yang melihatnya melalui matanya yang indah.

Wanita Di Balik CadarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang