Sepanjang lorong banyak mahasiswa yang berkumpul, saling bercengkrama bersama. Seluruh lorong terasa ramai karena memang sudah jamnya untuk pulang.
Namun bila dilihat lagi, masih ada satu yang tersisa. Yeoja cantik dengan postur mungil masih duduk dengan wajah serius, mengguratkan warna pada kanvas demi menghasilkan sebuah karya.
"Selesai!!!" Pekiknya riang saat lukisan itu sudah selesai.
Lukisan bunga sakura yang tengah berguguran di tengah ladang tandus. Mungkin banyak orang yang merasa itu lukisan yang cukup aneh karena tidak seimbang. Disaat pohon sakuran terlihat cantik dengan guguran bunganya, tapi latar ladang tandus membuatnya terlihat biasa saja.
Tapi hanya dia yang memahaminya. Kim EunJung atau yang sering dipanggil Emma. Gadis cantik primadona jurusan seni di Universitas K itu selalu bisa memukau seluruh mata profesional saat lukisannya dipamerkan. Seluruh lukisannya selama ini selalu terjual dengan harga tinggi dan memiliki makna yang sungguh dalam. Setiap diadakan pameran lukisan mahasiswa oleh pihak kampus maka lukisan Emma selalu ludes terjual dalam hitungan detik.
Hari ini adalah pameran kesekian yang diadakan oleh pihak kampus. Lukisan pohon sakura Emma menjadi sorotan karena keunikannya. Semua mata tertuju pada kanvas berisi itu, mengagumi tiap goresannya. Tak terkecuali satu mata lembut yang memandang dari kejauhan.
"Emma, apa kabaar? Sudah lama aku tak bertemu dengan hoobae berbakatku ini." Sungjin datang dengan senyuman lembut khasnya
"Sunbae!!! Kemana saja? Kenapa jarang sekali datang?"
"Bagaimana lagi, oppamu ini sudah bekerja selarang dan waktu luangnya tak banyak."
Interaksi antara hoobae-sunbae ini membuat banyak mata menatap mereka. Sudah bukan rahasia kalau Sungjin itu menyukai Emma dari lama. Tapi Emma memilih untuk berteman saja dengan Sungjin yang sudah dia anggap seperti oppa kandungnya itu.
"Oppa, bagaimana lukisanku?"
"Hemm coba aku lihat. Goresannya begitu tegas. Aku melihat kecantikan dalam lukisan ini." Emma menyambut jawaban itu dengan wajah masam.
Biasanya Sungjin sangat pintar menterjemahkan lukisannya seolah dia sangat menjiwainya.
"Ya! Apa hanya itu yang oppa lihat?"
"Memangnya apa lagi huh? Apa ada hal lainnya?"
"Putus asa, kegigihan dan kesedihan."
Keduanya menoleh ke arah suara, tepat menuju seorang namja tampan yang tengah menatap lekat lukisan itu.
"Hyung, kau sudah sampai?"
"Emma kenalkan ini atasan sekaligus sepupuku Dojoon hyung.
Hyung ini.." belum sempat dia menyelesaikan kalimatnya, Dojoon sudah berkata.
" Kim Emma, pelukis handal yang karyanya menjadi incara para kolektor seni."
"Woahh kau mengenalnya? Ternyata hyung sunggu pengamat seni ya?"
Dojoon tak menjawab dan masih memandang lukisan itu.
"Dojoon-ssi apa kau bisa menjelaskan arti lukisanku?" Emma menjadi penasaran bagaimana bisa dia mengartikan lukisannya dengan tepat hanya dengan 3 kata.
"Bukankah ini dirimu? Pohon ini.. dirimu."
Ucap Dojoon sambil menunjuk pohon sakura itu yang membuat Emma terkejut. Bagaimana mungkin orang yang baru dia kenal bisa mengetahuinya?
'Apa dia orang yang aku kenal?'
.
.
.
TbcBy the way to all ma smart reader, jangan lupa ya kalo kalian suka ceritanya yuk vote di setiap akhir Chap ya
Vote dari kalian bakal jadi pertimbangan apa story akan dilanjutkan atau tidak :)
thx
-Chakyung_soo
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] You Know I Love You || Dojoon The Rose
FanfictionBila kau tau apa yang aku rasakan, kenapa kau malah mengabaikannya. Apa hebatnya membohongi perasaanmu sendiri? - E Aku tau semuanya tapi kau tak tau apapun - D