Author POV
Banyak yang telat terjadi antara Emma dan Dojun. Baik hal yang indah dan manis maupun hal yang menyakitkan. Tapi semuanya telah ia kubur dalam-dalam demi Sungjin yang kini di sisinya.
"Oppa, kenapa terlambat?"
Sungjin menghampiri Emma yang sedari tadi menunggunya di depan kampus.
"Mian, oppa harus mengurus beberapa berkas karena hyung tidak ke kantor hari ini. Entah kemana dia."Mendengar kata hyung, wajah Emma berubah. Seperti ada kesedihan dan khawatir di matanya. Sungjin melihat hal itu dan dia tau, Emma masih mencintai Dojun hingga saat ini.
"Memangnya dia kemana? Apa ada masalah?" Sungjin hanya tersenyum dan mengusak kepala Emma lembut.
"Ani, tak ada apa-apa hanya saja dia tak datang tadi pagi. Da kemarin malam aku tak bisa menghubunginya."
"Apa kita cari ke apartemennya saja?" Wajah itu, wajah khawatir yang bahkan belum pernah Sungjin lihat sebelumnya. Wajah yang hanya bisa di lihat saat Emma khawatir pada Dojun.
Setiap permintaan Emma seperti hal mutlak bagi Sungjin, walau tidak memaksa tapi Sungjin seperti sudah tersihir dan tak bisa mengatakan tidak.
"Baiklah, ayo."
Mungkin Emma terlalu terpaku dengan segara hal berbau Dojun hingga dia tak menyadari seperti apa wajah Sungjin saat ini. Senyuman manis yang biasa ia sematkan sudah berubah menjadi senyuman yang dipaksakan dan terlihat menyakitkan.
'Tidak bisakah kau hanya melihatku?'
Andai Sungjin bisa mengatakan itu secara langsung, namun pada kenyataannya dia hanya bisa mengatakannya dalam hatinya.
Sepanjang perjalanan Emma terlihat gelisan dan gugup yang tentunya membuat dirinya semakin tersakiti, padahal dia dengan tergesah menyelesaikan semua pekerjaannya hanya demi menjemput Emma dan akan mengajaknya makan dan ke taman hiburan sesuai permintaan Emma. Tapi semuanya tinggal bualan hanya karena Emma yang khawatir dengan Dojun yang tak ada kabar.
Sungjin masih merutuki dirinya yang dengan bodohnya mengungkit masalah Dojun, andai saja dia tak membahas Dojun yang tam muncul di kantor pasti saat ini mereka sudah ada di restaurant dan menikmati makan malam mereka. Tapi nyatanya mereka ada di dalam mobil dalam perjalanan menuju apartemen Dojun dengan kondisi Emma yang sedari tadi mengigiti kukunya dan menatap luar jendela, matanya juga terlihat bergerak gelisah. Tangannya tak hentinya menekan nomor dengan nama Dojun Oppa, walau tak ada balasan tapi tetap dilakukannya.
"Oppa apa masih jauh? Perasaanku tak enak, ponselnya terhubung tapi tak di angkat."
Emma semakin gelisah yang membuat Sungjin tidak tega, walau dia menyakiti Emma dengan caranya memishkan dirinya dengan Dojun tapi Sungjin itu tipe pria yang mencintai seseorang sepenuh hati. Maka bila wanitanya mengininkan sesuatu dia akan mengabulkannya walau dirinya harus tersakiti. Asal wanitanya yang memintanya.
"Sebentar lagi sampai, bersiap aku akan menambah kecepatan." Dengan itu mobil melaju dengan lebih cepat menuju salah satu bangunan tertinggi di daerah itu.
.
.
Mobil Sungjin terparkir dengan baik, dengan segera Emma membuka pintu dan menuju lift meninggalkan Sungjin yang menatapnya yang sedang berlari dengan hati terluka.
'Apa sebegitu berharganya hyung untukmu? Apa semua yang aku lakukan bahkan tak bisa membuatmu melupakannya? Bukankah kita yang lebih dulu bertemu?' Sungjin dengan lemas menuruni mobilnya menuju lift dan ternyata sudah di tunggu oleh Emma.
"Oppa ayo cepat." Emma menarik Sungjin yang hanya bisa mengangguk dan tersenyum pahit.
Sesampainnya di depan pintu Sungjin langsung memasukkan kode dan membuat pintu terbuka.
Aneh
Sepi
Tapi berantakan
Dan yang lebih aneh
Ada banyak noda merah di lantai.
"O-Op-Oppa ini...
Dojun oppa! Oppa dimana!"
Emma berlari kesana kemari tapi Sungjin masih mematung dan belum sadar dengan keadaan. Tapi begitu kesadarannya kembali dia baru tersadar ada yang tak beres.
"Hyung!" Jantungnya berpacu, bagaimanapun hanya Dojun yang paling dia sayangi walau cuma berstatus kakak sepupu tapi Dojun adalah keluarga yang paling peduli dan sayang padanya.
Sungjin melihat pintu ruang kerja Dojun yang terbuka dan ada bercak darah di klop pintu.
Dengan langkah gentar dan tengan gemetar Sungjin meraih gagang pintu dan mendorong pintu itu, Emma yang melihat Sungjin berlaku aneh segera menuju arahnya.
.
.
.
"Hy... Hyung... DOJUN HYUNG!!!!"
.
.
.
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] You Know I Love You || Dojoon The Rose
FanficBila kau tau apa yang aku rasakan, kenapa kau malah mengabaikannya. Apa hebatnya membohongi perasaanmu sendiri? - E Aku tau semuanya tapi kau tak tau apapun - D