Author POV
Suara tangisan mengisi ruangan putih itu, tubuh hangat yang biasa tersenyum riang kini dingin dan tak bergerak. Seberapa pun Emma memanggilnya tak ada jawaban bak sekata. Terlihat beberapa sanak keluarga mengelilingi tubuh itu dengan wajah yang tak dapat di artikan. Bahkan Sungjin merutuki dirinya yang begitu egois dan bodohnya kepada hyung yang selama ini menjaga dan menyayanginya. Apa cinta telah membutankannya?
.
.
Sungjin POV
Ruangan itu terasa gelap dan dingin, tercium bau anyir menyeruak dari dalam sana. Aku tau ini bau yang tak asing, karena aku pernah membuat kamarku seperti itu dulu. Dengan cepat aku mencapai saklar lampu dan betapa terkejutnya aku melihatnya tergeletak tak berdaya di atas sofa dengan sekujur tubuh penuh dengan luka. Darah segar mengalir dengan derasnya dari entah bagian tubuh mana.
Untuk sesaat aku terpaku begitu juga Emma, bayangan masa lalu terlintas saat aku bernasip sama dengannya. Tapi aku cepat tersadar dan berlari ke arahnya.
"Hyung! Hyung bangun!"
Aku meraih tubuhnya yang tak berdaya danberlari kearah pintu. Aku harus segera membawanya ke rumah sakit. Emma yang masih mematung mulai menangis, itu membuatku panik dan sejenak bingung dengan apa yang harus aku lakukan.
"Emma, ayo." Dia masih saja diam.
"EMMA! Hyung membututhkan pertolongan sekarang, simpan dulu airmatamu dan ayo ke rumah sakit." Untuk sejenak aku begitu marah dengan dirinya yang malah sibuk menangis.
Ini bukan saatnya untuk menangis bukan?
kami segere berlari menuju mobil, aku memacu mobilku dengan kecepatan penuh. Tak peduli dengan lalu lintas yang padat aku membunyikan klakson agar pengemudi lain memberi jalan. Tak segan aku meneriaki mereka untuk menyingkir. Bagaimanapun juga hyungku ada prioritas sekarang.
.
.
Emma POV
Sesekali aku menoleh ke belakang, memastikan apa orang yang bersimbah darah itu benar Dojun. Masih tak bisa masuk dalam otakku apa sebenarnya yang terjadi, oppa yang selama ini terlihat begitu kuat dan berwibawa kini tergeletak tak berdaya di belakang dengan kesadaran yang semakin menipis. Beberapa kali aku mendengar erangan yang keluar dari bibirnya.
Dia kesakitan.
"Oppa ayo lebih cepat." Aku bahkan dari tadi tak memperhatikan Sungjin yang tengah mengemudi, karena tak menerima jawaban aku menoleh dan melihat pemandangan yang mungkin tak pernah aku lihat sebelumnya.
Sungjin menangis, namun dalam diam. Entah itu tangisan apa aku tak mengerti tapi tersirat kesedihan, putus asa, amarah, khawatir dan kekecewaan. Aku langsung membungkam mulutku, aku melewati batasan kini. Tanpa aku sadari tanpa aku perintahkan sedari tadi mobil memang melaju dengan sangat cepat dan Sungjin yang tak ragu mengeluarkan kepala dan tangannya untuk meminta pengendara lain menyingkir tak memperhatikan keselamatannya sendiri.
Apa tangisan itu karna perlakuakn ku atau karena keadaan Dojun aku tak tau sekarang.
........
Sungjin POV
Aku segera menghubungi keluarga kami, setelahnya semua berkumoul. Dokter melakukan banyak tindakan termasuk operasi karena memang keadaan hyung yang sungguh tak baik sama sekali. Rusuknya banyak yang patah, ada pendarahan disana sini termasuk di matanya, ada cedera di banyak bagian tubuhnya, beberapa tulang tangan dan kakinya retak. Itu lah hasil pemeriksaan sejauh ini. Semoga tak ada tambahan luka lain, karena ini saja sudah begitu banyak dan aku tak ingin itu bertambahn dan menyakitin hyung.
Tiba-tiba aku menerima panggilan dari orang yang tak terduga. Tanganku gemetar saat akan menerima panggilan itu. Otakku memerintahkan untuk tak menjawabnya namun tanganku solah bergerak sendiri.
Suara di seberang sana mengatakan hal yang tak aku duga, rasanya semua otot di tubuhku kehilangan kontrolnya. ponsel yang tadi aku genggam dengan baik kini berakhir di lantai. begitupun dengan tubuhku yang terjatuh begitu saja ke tanah, dengan hanya tumpuan pada lututku.
Seperti kalian membawanya dengan cepat ya, si brengsek itu datang dengan bangganya ke hadapanku dan mengakui semuanya. Dia dengan bangganya mengakui kalau dialah kekasih adikku bukan kau, apa saudaramu itu masih waras? Bahkan ketika aku menghajarnya habis habisan di masih bisa tersenyum dan menyebut namamu. Dasar namja bodoh, aku harap dia tak selamat.
Ada amarah yang muncul dari dalam hatiku. Aku sudah menerima semua perlakuan itu kenapa kau juga harus kembali menerimanya? Apa pentingnya sekarang kau mengaku?
Aku menghujat diriku yang dengan egoisnya menekan hyung hingga inilah yang dia lakukan.
.
.
.
.
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] You Know I Love You || Dojoon The Rose
FanficBila kau tau apa yang aku rasakan, kenapa kau malah mengabaikannya. Apa hebatnya membohongi perasaanmu sendiri? - E Aku tau semuanya tapi kau tak tau apapun - D