Author POV
Setelah 4 jam operasi dokter keluar dengan wajah lelah.
"Dia sudah melewati masa kritisnya namun ini belum berarti dia baik-baik saja. Mungkin dia besok sudah bisa sadar tapi aku akan membuatnya tertidur selama 3 hari kurang lebih agar pemulihannya lebih cepat dan lagi...."
Dokter itu menggantung ucapannya yang membuatku semakin tak sabar dan kesal.
"Apa kalian tau dia memiliki masalah dengan ginjalnya?"
"Ya dokter memang salah satu kerja ginjalnya sudah tak baik dari setahun lalu, tapi hanya satu dan yang satunya baik baik saja." Bibi menjawab dokter dengan setengah menangis.
"Yah itu lah masalahnya, sepertinya kekerasan yang iya terima sangat berat, ginjalnya mengalami kerusakan parah dan sayangnya itu ginjal yang sehat. Kami melakukan pengangkatan tadi dan sekarang dia bertahan dengan satu ginjalnya yang tak sehat. Aku harap pihak keluarga bisa membantu kami mencari donor untuknya. Karena bagaimanapun bila dari keluarga yang menjadi donor pastinya akan lebih aman dan mudah."
Aku lihat wajah bibi begitu khawatir, pasalnya hyung tidak memiliki saudara kandung. Dia anak tunggal, karena itulah aku yang mengambil peran sebagai adiknya. Melihat usia dan kesehatan paman dan bibi pasti mereka tak akan bisa menjadi donor.
Apa yang harus aku lakukan sekarang? Bagaimanapun aku lah penyebab semua masalah ini bukan?
.
.
.
Author POV
Sudah 3 hari semenjak operasi Dojun, hari ini keadaannya menunjukkan peningkatan yang baik. Kondisinya mulai stabil dan dia mulai menunjukkan tanda tanda kesadaran. Tepat pada sore hari akhirnya Dojun sadar dan masih terlihat lemah. Dia hanya bisa membuka mata dan masih sulit berbicara karena alat bantu pernapasan masih terpasang.
Sungjin terlihat bahagia dan dia tak bisa menahan rasa harunya, namun dia memilih keluar untuk menyendiri. Rasanya ini semua menyakitkan dan membahagiakan untuk Sungjin. Dia merasa bersalah karena akibat tekanan darinya hyungnya mengambil jalan itu dan berakhir seperti ini dan dia bahagia hyungnya sudah sadar walah masih sangat lemah.
Banya hal yang muncul di benaknya, termasuk haruskan dia merelakan Emma untuk kembali pada hyungnya?
Saat di dalam kamar tadi dia melihat Emma yang begitu bahagia melihat hyungnya sudah sadar dan juga tatapan mereka berdua yang seolah dua kekasih yang terpisah lama yang bisa bersama kembali. Apa sedalam itu Emma mencintai Dojun?
Tapi di sisi lain Sungjin merasa bingung, dimana dia harus mencari donor untuk hyungnya itu? Dia juga bertanggung jawab bukan untuk keadaan hyungnya? Berarti dia juga harus berusaha mencari donor yang sesuai.
.............................
Sudah 2 hari semenjak Dojun sadar, dan semenjak itu tiap pagi Emma akan datang membawakan banyak hal seperti makanan, membawakan beberapa novel untuk di bacakan atau lukisan barunya untuk di perlihatkan pada Dojun. Sungjin ada di sana, sedetikpun dia tak pernah meninggalkan rumah sakit.
Kemarin orang tua Dojun sudah menyuruh Sungjin untuk beristirahat di dalam kamar atau pulang ke rumah tapi sebaliknya, Sungjin malah bertahan di sofa yang ada di ruang tamu ruang VIP itu. Dia tak mau masuk ke kamar, alasannya dia malu menemui hyungnya. Dia malu telah berbuat egois pada hyungnya itu.
Seperti saat ini Sungjin ada di depan pintu yang menghubungkan ruang perawatan dengan ruang tamu, mengamati bagaimana Emma merawat hyungnya dengan penuh cinta. Mungkin ini memang sudah balasan akibat prilaku egois dan tak benar yang ia lakukan. Dia hanya bisa menatap mereka dari luar tanpa niat untuk mengganggu atau masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] You Know I Love You || Dojoon The Rose
FanficBila kau tau apa yang aku rasakan, kenapa kau malah mengabaikannya. Apa hebatnya membohongi perasaanmu sendiri? - E Aku tau semuanya tapi kau tak tau apapun - D