Prolog

9.8K 393 6
                                    

Café Smokey Club

Wat wilt u drinken?” Tanya seorang pelayan wanita kepadaku. (“Minuman apa yang akan anda pesan?”)

Een glas koffie alstublieft,” jawabku. (“Segelas kopi ya.”)

Zwart of melk?” (“Kopi hitam atau pakai susu?”)

Doe maar zwart.” (“Hitam saja.”)

Nog iets anders meneer?” (“Ada yang lain, Pak?”)

Nee, dank je wel,” jawabku. (“Sudah cukup, terimakasih banyak.”)

Sambil menunggu segelas kopi hitam pesananku, aku keluarkan rokok Marlboro Light putih. Aku menunggu seseorang yang sangat berarti dalam hidupku di Cafe Club Smokey.

Cafe ini selain menyediakan berbagai macam minuman, juga menyediakan marijuana (ganja). Lokasinya persis di sebelah Pelangi Resto yang menyediakan masakan Indonesia yang berada di Keverstraat dekat dengan pusat perbelanjaan Amsterdam.

Sambil menyalakan rokok, kulihat lapangan besar yang sedang digunakan sebagai pasar malam dadakan layaknya di Indonesia. Terdapat beraneka ragam stand-stand kecil yang menjajakan makanan dan barang tradisional khas Belanda.

Terlihat juga gapura yang bertuliskan “WINTERLAND AMSTERDAM” sebagai gerbang masuk ke dalam lapangan tersebut. Tulisan tersebut diapit oleh tulisan vertical XXX berwarna merah menyala. XXX bukan hanya hiasan belaka, tetapi sebenarnya mempunyai arti vulgar.

Daerah ini memang pusat dari kota Amsterdam, selain pusat perbelanjaan, disini juga terdapat sex shop yang menyediakan alat bantu seks, lokalisasi wanita, transgender dan pria pemuas nafsu seks, live show yang mempertontonkan orang yang melakukan adegan seks, baik untuk heteroseksual maupun lesbian dan homoseksual. Dan masih banyak lagi varian yang berhubungan dengan seks.

Daerah prostitusi di Amsterdam biasa dikenal dengan nama Red Light Distric. Mengapa demikian, karena terdapat etalase-etalase yang memajang wanita dengan menggunakan bikini two piece, tepat di atasnya ada lampu neon berwarna merah. Sedangkan jika lampu neon tersebut berwarna merah biru, itu menandakan bahwa wanita yang terpajang adalah pria yang melakukan transgender. Cukup dengan 50 Euro, kita bisa menikmati tubuh wanita yang terpajang di etalase tersebut.

Karena disini semua di legal kan oleh pemerintah, sehingga muncul tag line untuk kota Amseterdam yang berbunyi “Good Boy Go To Heaven, Bad Boy Go To Amsterdam.” Sama halnya seperti Negara Singapore yang terkenal dengan kedisiplinannya. Negara tersebut mempunyai tag lineSingapore is a Fine City” karena jika kita melihat disetiap dinding gedung-gedung, terdapat tulisan yang berbunyi “No Smoking Fine $1000, No Eating Fine $500” dan masih banyak lagi tulisan-tulisan seperti itu.

Hallo, dit is uw bestelling, geniet van je koffie…” kata pelayan wanita yang sangat ramah sambil memberikan segelas kopi tubruk pesananku. (“Halo, ini pesanan mu, selamat menikmati kopinya…”)

Dank u wel…” jawabku ramah.

Kulihat jam yang melingkar ditangan kananku, waktu menunjukkan pukul 14.25. Aku janji untuk bertemu dengannya pukul 14.30 di Pelangi Resto. Setelah dua tahun tidak bertemu dengannya, sesaat lagi aku akan melihat wajahnya. Aku sangat rindu dan ingin segera memeluknya.

Aku bertolak dari Indonesia kemarin sore pukul 19.50 menggunakan Maskapai KLM, sempat transit beberapa jam di Kuala Lumpur, kemudian bertolak kembali pukul 23.59. Tiba di Amsterdam pukul 6.30 waktu setempat.

Setelah mengurus imigrasi dan bagasi bawaanku, aku menuju station kereta yang berada di basement bandara Schiphol Amsterdam. Tujuanku ke Amsterdam Centraal Station. Aku menginap di hotel ibis yang bisa ditempuh dengan berjalan kaki dari station Amsterdam centraal. Cuaca saat ini cukup dingin, namun belum turun salju, karena suhu masih dua derajat celcius.

Aku bawa tiga buah kado ulang tahun untuknya. Walaupun ulang tahunnya sudah lewat dua bulan lebih, namun lebih baik dibandingkan tidak memberikan sama sekali.

Sebenarnya hanya dua kado saja yang aku beli di Plaza Indonesia beberapa hari lalu sebelum keberangkatanku ke Belanda, sedangkan satu lagi adalah merupakan kado titipan teman dekatku yang telah banyak berkorban untukku.

Sambil menikmati kopi hitam dan sebatang rokok Marlboro Putih, aku mengenang pertama kali aku mengenal teman dekatku.

**

Coklat Cap Ayam JagoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang