Pertemuan kita adalah Awal kisah kita.
- Erno
Bel pergantian jam perlajaran sudah berbunyi sejak tadi. Selesai pelajaran matematika dilanjutkan dengan sejarah. Pak Sento sedang menjelaskan tentang sejarah. Awalnya. Sekarang ia bercerita bahwa tadi pagi ia terlambat datang ke sekolah karena telat bangun. Ditambah ia harus mengantarkan anaknya terlebih dahulu.
Adley melihat ke seluruh pencuru kelas. Tampak ada yang sedang mencoret buku bosan, menguap ,bahkan Ferdi dibelakangnya sudah berada di alam mimpinya.
"Gila kali ya pelajaran hari ini." Intan mengerutu sambil sedikit membanting penanya. Neva menganguk menyetujui. Adley sebenarnya juga bosan. Tapi masih tahan lah. Hehe
"Mending kalian permisi aja gih." ujar Adley pada mereka berdua.
Intan dan neva tampak bersemangat mendengar ide ku. "Kuy lahh," Neva meraih tangan Intan. Dan keluar kelas.
Sedangkan Adley pura pura mendengar dengan serius sambil melengkapi cacatanku.
**
Pelajaran Pak Sento sudah berakhir. Dan kami sekarang berada dikantin.
"Lo pada mau pesan apani ?" tanya Neva.
"Aku bakso sama es jeruk. Kalau dia ni," Intan menunjukku, "Bakso sama jus alpokat, trus beliin camilan yang manis "
Adley tertawa mendengar intan, Adley memang suka makan makanan yang manis. Dan mereka sudah tau pasti kesukaannya.
"Siap siap" Neva melangkah untuk memesan.
Adley menatap segerombolan cewek cewek yang memenuhi pintu masuk kantin. "Itu kenapa deh ntan?" tanya Adley pada intan.
"Ohh. Itu kayaknya anak baru yang pindahan dari australia"
Adley hanya mengangguk angukan kepalanya dan melanjutkan makan.
"Emang lo belum tau ya ley ?" Adley menggelengkan kepala sebagai jawaban.
"Tadi kami jumpa dia pas mau ke toilet," Intan menceritakan pertemuan mereka berjumpa dengan anak baru itu.
Tak lama setelah itu Neva datang sambil membawa nampan berisi pesanan.
"Btw cowok yang tadi kita jumpa ganteng ya tan"
Intan menganguk menatap Neva. "Tapi jomblo gak ya ?"
Adley melirik intan. "Cowok lo mau dikemanain?"
"Hehe gak kok ley. Cuman nebak nebak aja" elak Intan
"ya bagus deh"
"Aku kan setia orangnnya. Ya gak ?" ujar intan percaya diri.
Setelah makan kami berjalan menuju kelas. Kelas terletak dilantai dua. Ketika naik tangga aku tak sengaja berjumpa dengan seorang cowok dan ia menatapku. Adley tidak terlalu memperdulikannya, kerena dia juga tidak mengenalnya.
Kamipun melanjutkan perjalanan ke kelas.
"yang tadi itu anak baru nya ley" kata Neva ketika kami sudah duduk.
Adley hanya mangut mangut. "Yaaa elah lo ngomong sama Adley. Ya dia bakalan santai aja lah. Kayak gak tau sifat dia kek mana aja."
Adley memutar bola matanya mendengar intan. Aku meraih tas dan mengambil Novel untuk melanjutkan bacaan sambil menunggu guru datang.
**
"Mamaaa... urauna pulang" Adley tertawa geli didalam hati karena menyebut nama dengan urauna. Tapi mama tidak membalas teriakannya. Biasanya ketika Adley pulang mama pasti membalas teriakan nya dengan teriakan pula. Adley melihat kearah dapur. Kosong. Mungkin mama pergi, tapi kemana tumben gak ngabarin dulu.
Akhirnya Adley memilih naik menuju kamar ku. Meletakan tas dimeja belajar dan melepas sepatu. Adley terduduk disofa kamar rasanya lelah sekali. Adley berniat akan tidur sebentar tapi terdengar bunyi ponselnya. Rupanya ada chat dari grup kami bertiga - intan, Neva juga aku tentunya - dan adikku Ardi.
Adek rasa Abang. Nama kontak di ponsel adley memang itu. Karena nyatanya adiknya itu lebih cocok jadi abangnnya dari pada adiknya. Karena adiknya jauh lebih dewasa daripada dia yang bar bar. Adiknya minta dijemput disekolah. Ngapa deh ni anak tumben banget minta jemput pikirku sendiri.
Kakak Aneh : Tumben banget minta jemput? Nape ?
Adik rasa Abang : Males gue naik bus. Mau jalan aja tapi gak ada kawan.
Kakak Aneh : Jomblo si lo!
Adik rasa Abang : gue pulang 10 menit lagi. See u :*
Adley bergidik melihat emot yang dikirim Ardi. Akhirnya Adley turun kebawah dan melihat mama sedang membaca majalah di ruang tengah. "Tadi mama kemana? Adley panggil gak ada"
Mamanya menoleh "eh kamu uda pulang. Itu tadi mama ke rumah tetangga kita yang baru pindah."
"Ooh, siapa ma?"
"Tetangga kita yang diujung kompleks."
Adley mengganggukan kepala. "Ya udah deh ma, adley pergi dulu ya. Ardi minta jemput katanya."
"Yaudah kalian hati hati ya."
"Iya maaa.. dadah..."
"Dahhh"
**
Aku berjalan kesekolah ardi. Sore ini matahari tidak terlalu terik, suasana yang enak jika berjalan kaki. Aku berjalan sambil mendengar lagu. Aku memang hobi banget dengar lagu. Sebenarnya mama sering marah karena aku sering banget pakai haedseat katanya itu gak bagus buat pendengaran.
Aku juga senang jalan kaki. Sekalian olahraga karena aku tipe cewek yang jarang olahraga. Aku hanya olahraga disekolah ketika pelajaran penjas. Tak terasa aku sudah hampir sampai didepan sekolah Ardi. Sekolah Ardi memang tak jauh dari sekolahku,hanya beda simpang masuk aja.
Aku dan Ardi memang sengaja tidak sekolah jauh jauh. Sekolah kami bisa dtempuh 15 menit dengan jalan kaki. Karena aku malas dan kalau ada apa apa enak tinggal pulang aja. Seperti saat ini ketika tidak ada yang bisa antar jemput kesekolah bisa jalan atau naik bus kalau mau cepat. Kami memang tidak pakai supir dirumah, karena mama dan papa mau mengantar anaknya kemana aja. Agar lebih dekat dengan anaknya. Ditambah kata papa kami harus mandiri jadi kami tidak menggunakan supir.
Aku melihat Ardi berjalan dari kelasnya. Aku melambaikan tangan kepadannya.
"Gue pikir kakak gak bakal jemput."
"Aku kan kakak yang baik." kataku menyombongkan diri. Sedangkan Ardi hanya mangut mangut mendengarnya.
"Eh kak. Kita punya tetangga baru."
"Kata mama gitu si, lo kok tau."
"Yee lo aja yang selalu ketinggalan berita."
Aku menginjak kakinya. "aku serius ni!"
Ardi tertawa melihatku marah, "Iya iya, tadi pas lo dah pergi, ada truk bawa barang barang gitu, rupanya Tante is yang pindah kak."
"Pindah kemana mereka?"
"Katanya om Karel pindah tugas"
"ooooh, kita mampir ke minimarket bentar yaa dek, mau jajan."
Ardi mengacungkan jempolnya padaku. Aku suka banget ngemil apalagi yang manis manis. Yang kayak aku gitu.
**
Happy reading;
Voment yaa jangan lupaa :*
KAMU SEDANG MEMBACA
JANJI Abu Abu
Teen FictionAku percaya padamu. Jadi tepati janjimu. -adley Aku lelaki. Dan pegang janjiku - Erno Pegang tanganku dan kita melangkah bersama. Tak perlu janji atau apapun. Karena aku disini bersama mu - Alby Pertemuan, perkenalan, hingga perpisahan kita...