Lo jual mahal aja gue suka apalagi gak, cinta mati dah gue
- Erno
Selesai mengompres kakiku Erno kembali masuk kerumahnya untuk mengambil perban elastis agar besok kakiku tidak membengkak dan mengurangi rasa sakit.
Aku mengambil nafas dalam. Badanku cukup tegang karena perkataan Erno tadi.
Erno kembali sambil membawa perban. Ia mengangkat kakiku dan menyangganya dengan kakinya. Dia tampak telaten memperban kakiku.
"Ni udah selesai!," Erno pun berdiri.
Melihat Erno berdiri akupun ikut berdiri. Tapi sayangnya kakiku yang terkilir belum bisa dipijakan dengan sempurna. Sehingga membuat ku hampir kehilangan keseimbangan.
Tetapi Erno dengan sigap menarik tubuhku agar tidak jatuh.
"Hati hati dong! Kalau butuh bantuan ya bilang! Apa susahnya sih?," Erno memapahku keluar pagar sambil mengomentari kecerobohanku.
Ketika hampir kepintu pagar aku menahan Erno.
"Hmm gak usah deh no. Aku pulang sama Ardi aja" aku tidak ingin lebih merepotkan Erno.
"Lo yakin?"
"Iya nanti ngerepotin lo terus"
"Itu lo tau!" Erno melepas tangannya dari bahu ku dan meninggalkan ku sendiri didekat pagar.
Sialan juga ni cowok!!! Kirain bakal bilang 'iya ga papa kali gue senang kok bantu lo'
Ha ha ngimpi!!
Erno kembali bersama Ardi. Ardi memandangku tidak suka. Seperti kesenangannya sudah diambil oleh orang lain.
"Lo kok nyusahin aja si kak" Ardi menggerutu dengan muka memberengut.
"Lo ngaca lah! Kayak gak nyusahin aja lo!" balas ku sengit.
"Setidaknya lebih nyusahin lo tau!" Ardi membalas tak kalah sengit pula.
Aku memutar bola mata jengah. Malas meladeni aku memilih diam saja.
**
Setelah sampai rumah aku sedang di ceramahin oleh Mama. Dan di introgasi sama Papa.
Nasib yaa nasib mengapa harus beginii...
"Kamu kenapa ley? Kok jadi begitu kakinya?" Papa memandang kakiku dengan prihatin.
"Terkilir pa"
"Kok bisa si ley?? Kamu ini gimana tadi pas pergi baik aja. Pulang kok udah gini?" tanya Mama tak kalah panik.
"Yaa gak tau juga Ma. Udah nasib kali.."
"Nasib nasib gimana? Kaki kamu cedera gini!!"
Duh, bukannya disuruh istirahat tapi malah ditanyain macam macam. Untung aku gak mau jadi anak durhaka. Kalau gak udah kabur duluan ni kekamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
JANJI Abu Abu
Teen FictionAku percaya padamu. Jadi tepati janjimu. -adley Aku lelaki. Dan pegang janjiku - Erno Pegang tanganku dan kita melangkah bersama. Tak perlu janji atau apapun. Karena aku disini bersama mu - Alby Pertemuan, perkenalan, hingga perpisahan kita...