Kau sering terkejut karena kedatanganku yang tiba tiba. Begitu pula hatiku yang begitu penuh ketika pertama bertemu denganmu. Rasa ingin meledak memilikimu.-Erno
"HAAHHH!!"
Aku berteriak karena terkejut melihat tiba-tiba ada orang didepanku.
"Ck, apaan si lo teriak teriak. Kayak habis liat hantu aja!" Erno langsung membekap mulutku.
Aku melotot pada Erno untuk melepaskan tangannya dari wajahku. Tapi dasar cowok gak peka dia malah menaikan alis padaku.
Aku pun menggigit bagian dalam tangannya. "Aww.. !!"
Erno mengibaskan tangannya. "Keturunan vampir lo ya!! main gigit gigit aja !!" kata Erno memperhatikan telapak tangannya yang berbekas gigitanku.
"Nafas gue sesak bego!!" aku mendelik melihatnya. Dan Erno tertawa melihatku.
"Bukannya minta maaf malah ketawa lo! gatau diri emang!"
"Hah? Gatau diri? Lo yang gatau diri! Lihat ni liur lo nempel ditangan gue, banyak virus lagi bisa ketularan penyakit lo ntar gue"
Aku ingin sekali menekak kepala Erno ini. Emang aku punya penyakit mematikan apa sampai dikatain begitu.
"Ngapain lo kesini?"
"Hah?!" Erno tersenyum meremehkan. "emang ini UKS punya lo? punya nenek lo? suka suka gue lah mau kemana? gak ada urusannya sama lo"
Aku mengepalkan tangan melihatnya. Pengen aku jambak tu mulut yaa!!
"Gausah pakai ngagetin orang segala kalo gitu!" geram ku.
"Lah? lo orang?"
"Emang buat tensi orang lo ya!" aku menhentakan kakiku. Tapi yang ku hentakan kaki yang terkilir.
"Aduhh..."
Erno ingin meraih kakiku. Tapi langsung ku tepis begitu saja. "Minggir lo!"
Aku melihat Intan dan Neva berjalan kearah UKS. "Sial gue dekat lo setan!"aku bangkit dan beranjak dari sana. Dan berdiri didekat pintu.
**
Aku sedang tiduran disofa ruang tengah. Tubuhku memang disini tapi pikiranku menerawang mengingat kejadian disekolah tadi.
"Ngagetin mulu lo ya!" teriakku melihat kehadiran orang yang tak diharapkan kehadirannya.
Tiba tiba saja Erno datang kekelasku dan membawa semangkuk bakso serta jus alpukat.
"Makan gih!" kata Erno menaruh makanan dimejaku.
Aku menatap bakso itu "Ogah ah! Ntar ada sianida lagi!" ujarku sok jual mahal tepatnya.
Erno menatapku jengkel. "Lo cium deh aroma baksonya!"
Aku pun menurut saja. "Bau bakso lah. Gimana ni si lo! Ogeb!" ledek ku.
"Heh lo tu yang ogeb! Sianida kalau menyerap di air bau Almond!" sambil menjitak kepalaku.
Sebenarnya aku ingin membalas memukul kepalanya tapi aku tercengang mendengar penuturan Erno. Aku baru tau si hehe.
"Heh jangan bilang lo gak tau?" Aiiisssh anak Ipa macam apa lo?" sekarang Erno yang meledek ku.
"Mulut tu ya—"
"Udah buruan makan! Ribet lu kayak cewek!"
Aku menghela nafas berat memilih makan karena malas ribut dan juga lapar.
KAMU SEDANG MEMBACA
JANJI Abu Abu
Ficção AdolescenteAku percaya padamu. Jadi tepati janjimu. -adley Aku lelaki. Dan pegang janjiku - Erno Pegang tanganku dan kita melangkah bersama. Tak perlu janji atau apapun. Karena aku disini bersama mu - Alby Pertemuan, perkenalan, hingga perpisahan kita...