6. Pasar Malam (2)

489 259 160
                                    

"Maaf mbak, rumahnya Serrena Haudlly yang mana ya?" celetuk seorang cowok dari dalam mobil.

Gadis yang ditanyainya mendongakkan kepala dan menatap cowok di depan nya itu.

"Hatimu." jawabnya sambil cekikikan kecil.

"Cieee, pinter gombal ya sekarang?"

"Kan lo yang ngajarin."

Emang iya? -batin Arga.

"Buruan masuk, keburu kemaleman." Arga kembali menutup kaca mobilnya yang terbuka.

Dengan segera Sena melangkahkan kakinya memasuki mobil Arga.

Arga mengambil satu arum manisnya yang ia letakkan di jok belakang dan memberikannya pada gadis yang telah duduk di sampingnya ini.

"Buat lo."

"Aaaa makasihhh." ucap Sena senang karna mendapat arum manis dari Arga. Ia langsung mengeluarkan arum manis itu dari plastik dan mulai memakannya. "Mmm, lembuttt."

"Harusnya manis." Arga kembali menjalankan mobilnya.

"Ih, kalau manis yaudah jelas lah!"

"Jelas apa?"

"Jelas aku manis!" jawab Sena sembari terkikik.

"Iyain gak?"

"Iyain dong!"

"Iyain aja biar seneng."

"Yeayyy!!" pekik sena.

"Gila ya?" tanya Arga sembari menoleh sebentar untuk menatap gadis di sebelahnya.

"Kenapa?"

"Tidak sayang, lupakan." balas Arga santai yang tidak ia ketahui jika ucapannya membuat pipi gadis itu merona dan jantung yang berpacu dengan cepat.

Arga sedikit bosan karena tidak mendengar celotehan unfaedah dari Sena lagi, ia memutuskan untuk memutar lagu dari head unit yang terdapat di mobil nya. Lagu Bad Boy dari Red Velvet menggema di dalam mobil, Arga sedikit menyanyikan bagian reff karena terlalu menikmati. Tanpa ia sadari, Sena mendengarkan nyanyian nya dengan seksama. Walaupun ia tak mengerti artinya.

☕☕☕

Setelah selesai memarkir kan mobilnya, Arga mendapati wajah Sena yang terlihat antusias untuk segera masuk pasar malam. Entah apa yang merasuki Arga, tapi ia sangat ingin membuat Sena kesal. Wajah memerah dan bibir yang selalu Sena manyunkan sebagai andalannya, membuatnya terlihat lucu di mata seorang Arga.

"Udah kan? Sekarang pulang." Arga kembali menyalakan mesin mobilnya.

Dengan cepat Sena menoleh, "hah?! Tau gini gausah kesini!" tak lupa dengan memanyunkan bibir merah muda tipisnya. "Lo aja yang pulang! Gue mau turun!" Sena dengan segera turun dari mobil Arga dan tak memperdulikan Arga yang memanggil namanya berkali-kali.

Arga terkekeh karena puas dengan ide jahilnya, ia mematikan mesin mobil dan segera turun untuk mengikuti gadis di depannya yang sudah sedikit jauh, tak lupa dengan mengunci mobilnya terlebih dahulu. Ia takut kejadian beberapa bulan yang lalu terulang lagi, karena kelalaiannya lupa tak mengunci pintu mobil, hp pemberian mamanya di ulang tahun ke lima belas harus hilang tanpa jejak. Beruntung mamanya tidak marah dan hanya sedikit menasehatinya, tetapi tidak dengan papanya, papanya terus aja mengomel, mengomel dan mengomel hingga Arjuna yang sedang belajar ikut angkat bicara. Moment menyebalkan sekaligus langka dalam kehidupan Arga.

Sena memasuki rumah hantu sendirian, Arga yang melihatnya hanya meneguk ludah dengan susah payah, seumur hidupnya ia belum pernah memasuki yang namanya rumah hantu, melihat mamanya yang menggunakan masker saja Arga hampir mengompol di celana apalagi melihat hantu.

Self EsteemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang