11. Brambang

360 140 129
                                    

"Sena!"

Pemilik nama yang dipanggil terlonjak kaget. Ia menolehkan kepalanya menatap cowok yang sedang berjalan di sebelahnya, Arga.

Setelah bel pulang sekolah berbunyi Arga segera keluar dari kelas, bahkan guru yang sedang mengajar di kelas XI IPA-2 belum mengakhiri jamnya. Sesampainya di kelas XI IPS-2 Arga mendapati gadis itu sedang merapikan meja deretan belakang.

"Sana lo! Sana!" Sena mendorong dada cowok itu.

"Lo punya utang ke gue," Arga menggandeng tangan Sena.

Dengan kasar Sena melepaskan tautan tangan Arga. "Dih! Gak ada ya! Gue gak pernah ngutang ke elo!"

"Lo sekarang jahat ya," Arga memasang wajah tersakiti sembari memegang dadanya. "Abang salah apa, dek?"

"Lo baperin gue," gumam Sena yang tak dapat didengar Arga. Ia segera melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Arga.

"Adekkk, tungguin abanggg!" Arga mengejar Sena yang hampir tak terlihat.

Saat akan mencapai gadis itu, ia melihat jika Sena sedang berbicara pada seorang cowok yang duduk di atas motor.

Arga sedikit mendekat agar bisa mendengar pembicaraan mereka lebih jelas.

"Kamu habis dari mana?" tanya Sena.

"Habis jalan-jalan, gak sengaja lewat sini terus liat kamu sendirian kayak jomblo." ujar cowok itu dengan kekehannya.

"Jahatnya masih tetep ya!" Sena memanyunkan bibirnya. Arga yang melihat itu sedikit menyipitkan matanya.

"Nunggu jemputan ya? Bareng aku aja, aku juga pengen ketemu mantan calon mertua."

Mantan calon mertua? -Batin Arga bertanya-tanya.

"Dasar! Udah mantan juga," Sena menaiki motor cowok itu. Tanpa pikir panjang, Arga mendekati mereka dan berdiri di sebelah Sena.

"Siapa?" tanya Arga pada Sena dengan nada datar dan dingin. Sudah lama ia tak menggunakan logat Arjuna yang dingin-dingin menghanyutkan, eh?

"Lo siapa?" tanya cowok itu.

Arga menoleh. "Lo gatau gue? Gue Arga Rayvan Avaero, siswa Antarium paling tampan, anak papa Harris dan mama Valerie, kakak dari Arjuna si batu arca berjalan yang tampannya hampir ngalahin gue, sahabatnya Ezra, Panda, eh Nanda maksudnya, dan Vano. Hobi baca novel dan minum es teh, penggemar berat Red Velvet terutama Irene." jawab Arga dengan sekali napas. "Lo siapa?"

"Gue Brams. Sahabat sekaligus mantannya Gwen,"

"Brambang?" Arga menolehkan kepala pada gadis yang sedari tadi memperhatikannya. "Dia mantan lo?!"

Sena mengangguk sebagai jawaban.

"Proof! Gue mantan kesayangannya Gwen!" ucap Brams percaya diri.

Arga menatap Brams dengan tatapan membunuhnya. "Gue gak tanya lo bangke! Dan gue pacarnya Sena!"

"Pacar?"

"Ck! Ngaku-ngaku," Sena memutar bola matanya malas. Bagaimana bisa Arga mengaku sebagai pacarnya di depan Brams? Tadi pagi ia mengaku sebagai pacarnya pada sang mama, lalu siapa besok? Papanya? Sena tak tau.

"Gak percaya? Tanya mamanya Sena!" ujar Arga dengan nada nyolotnya.

"Lo bukan pacar gue, gue cuma cewek yang suka gangguin elo, tapi sekarang nggak lagi. Lo harusnya seneng gak ada yang gangguin elo, dan puas lo udah baperin gue?!" Sena mendengus. Tak ada yang mengetahui jika gadis itu sedang menahan air matanya. Ia berusaha untuk terlihat kuat. Raganya memang terlihat kuat, tetapi tidak dengan hatinya. Sena ingin Arga mengerti, cowok itu memang tidak peka tingkat dewa.

Self EsteemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang