"Cukup sampai di sini," ucap seorang bocah perempuan berambut coklat panjang se-punggung kepada keempat bocah laki-laki yang sedari tadi ribut.
Keadaan menjadi hening.
"Cukup sampai di sini," ulangnya lagi.
"Maksudnya?" tanya bocah laki-laki yang memiliki tubuh sedikit gembul. Nanda kecil.
Gadis itu hanya menggeleng.
"Jawab, ndut!"
"Jangan panggil aku gendut, Arganas!!" teriaknya kesal karena dipanggil gendut.
Arga yang mendapat teriakan hanya terkekeh geli. "Makin sayang, sini cium," ucap Arga sembari mendekat.
"Ga, aku lagi serius!"
Arga terdiam.
"Aku bakal pergi," jelas bocah perempuan itu sambil menunduk.
"Kemana?!" tanya semua bocah laki-laki secara bersamaan.
Gadis itu hanya diam, mengabaikan pertanyaan para sahabatnya. Melangkahkan kakinya pergi menuju sepeda yang dia parkirkan di pinggir taman.
"Ndut, mau kemana? Gimana sama hubungan kita?" Arga mencengkal tangan bocah itu.
Gadis itu berbalik sembari menepis tangan Arga. Menatap sendu cowok di depannya yang paling dia sayang. "Kita cuma bocah kelas tujuh SMP yang gak ngerti apa itu 'pacar'. Ini hanya cinta monyet seorang bocah, Ga. Perasaan kita cuma perasaan sayang antar sahabat, gak lebih. Kita putus." gadis itu berlalu pergi. menaiki sepeda pink-nya meninggalkan taman yang menjadi tempat favoritnya beberapa tahun ini.
Di belakangnya, seorang bocah laki-laki bersurai hitam terus mengejar sembari memanggil namanya, hingga cowok itu berhenti karena kelelahan.
"Mau kemana, little star?" gumam Arga.
Arga terus mengamati gadis yang ia sayang semakin menjauh. Tak menghiraukan teriakan teman-temannya yang lari terbirit-birit mendekatinya, lalu...
Bugh!
Arga terlonjak dari tidurnya dengan napas terengah-engah. Buliran-buliran keringat membasahi seluruh wajahnya.
"Udah puas teriak-teriaknya?" ucap seseorang mengagetkan Arga.
Arga mendongak dan menemukan Arjuna berada di atas kasur. Dia mengerjapkan mata beberapa kali. Mengamati seluruh ruangan. Ini bukan kamarnya!
"Kok gue di sini?"
"Lo gak inget? Jam satu pagi tiba-tiba lo main masuk kamar gue. Dan begonya gue lupa ngunci pintu!" jelas Arjuna kembali merebahkan tubuhnya.
Arga mendudukan tubuhnya di lantai. "Terus?"
"Lo langsung tidur di sebelah gue, main tendang sana sini, bikin encok badan orang aja lo bisanya!" Arjuna menarik selimutnya hingga perut. Kembali memejamkan mata.
"Terus?"
"Terus lo teriak 'gendut' dan 'little star', karena ganggu orang tidur, ya, gue tendang aja."
Arga hanya manggut-manggut. Menaiki kasur Arjuna dan berbaring di sebelah adiknya. Menatap jam dinding yang masih menunjukkan pukul 03.44 pagi.
"Move on, Ga! Jangan stuck sama satu orang! Kalau gitu, lo gak bakal maju!" ucap Arjuna dengan mata yang masih terpejam. "Jarang-jarang gue ngomong panjang, cuma demi elo, ya!" tambahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Self Esteem
Ficção Adolescente#811 in Teen Fiction [23-05-18] Arga Avaero, cowok dengan tingkah konyol yang memiliki kehidupan normal. Hanya saja tak berlangsung lama setelah Arga mengenal Serrena Haudlly, cewek labil yang tak sengaja ia tabrak. Membuatnya merasakan kembali pera...