19. Lyra

182 24 26
                                    

"Siapa sih tuh cewek, ganjen banget, ih, jijik!"

"Sok cantik, pasti dia maksa Gaga gue buat gendongin dia."

"Udah ganjen, sok cantik, gendut lagi! Lebih sexy gue."

Sudah sejak siang tadi Sena terus mengomel tentang gadis itu, gadis yang bersama Arga. Entah berapa ribu kata yang sudah ia ucapkan hari ini, ia tidak merasakan lelah.

"Ngomel aja terus, sampai kucing bisa bertelur," ucap Ethan yang kepanasan mendengar ocehan Sena tanpa henti.

"Kok gitu sih? Gwen kan kesel!" jawab Sena memanyunkan bibirnya sebal. "Cewek itu siapa sih, bang? Kok digendong Arga? Ada hubungan apa sama Arga?" tambahnya.

Ethan menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. Ia selama ini juga tidak tau hubungan Lyra dan Arga.

"Abang gak kenal? Tapi kok bisa ngobrol sama mereka?"

"Dia jelek kan, bang? Masih cantikan gue kan? Sexy-an gue kan? Imut-an gue kan?"

"Cantikan dia," ucap Ethan singkat untuk menjawab pertanyaan Sena yang melebihi panjang bulu ketek Ethan.

"Yahh, abang jahattt," rengek Sena karna jawaban Ethan tidak sesuai dengan harapannya.

"Emang cantikan dia, calon masa depan abang tuh."

Pupil mata Sena melebar akibat mendengar ucapan Ethan yang tiba-tiba. "Calon masa depan?!"

"Iya, cantik kan? Namanya Lyra, udah PDKT sih, tinggal resmiin aja. Abang sebenarnya juga gak suka dia deket-deket sama si Arga itu, penasaran tuh cowok siapanya Lyra," ucap Ethan santai namun terselip rasa kesal untuk Arga.

"Gak setuju! Gwen nggak mau punya kakak ipar yang level kecantikannya di bawah standar!"

"Eh, tapi ada bagusnya juga sih, bang. Abang deketin aja tuh cewek, resmiin, halalin, jauhin dari Arga. Dengan itu gue bisa hidup aman dan bahagia sama Arga selamanya, yeayy!" ucap Sena kegirangan.

Ethan segera melangkahkan kakinya menuju kamar untuk menghindari kebiasaan Sena yang selalu mengoceh dan tertawa tidak jelas saat mempunyai rencana konyol, belum lagi jika sampai teriak. Beruntung kamarnya kedap suara.

☕☕☕

Jam menunjukan waktu tepat pukul empat sore saat Ethan menerima pesan dari Lyra yang memintanya datang ke Cafe H&V. Namun, ada hal yang membuatnya bingung, Lyra memintanya untuk membawa Sena juga.

Setelah tiba di cafe tersebut, Ethan keluar dari mobil dan menyeret Sena yang masih dalam mode badmood masuk ke dalam cafe.
Matanya menjelajah seluruh isi cafe untuk mencari gadis pujaannya itu.

Pandangannya jatuh pada seorang gadis manis yang sedang duduk di meja pojok bersama dengan laki-laki yang sedikit Ethan benci. Dengan segera Ethan melangkahkan kakinya menuju tempat di mana gadisnya duduk.

"Hai," sapa Ethan dengan senyum manisnya.

"Hai, duduk."

"Kenapa? Kangen, ya?" celetuk Ethan terkekeh setelah mendaratkan bokongnya di kursi sebelah kiri Lyra. Sedangkan Sena hanya duduk dan memalingkan wajahnya. Mood-nya bertambah buruk saat melihat Lyra.

"Iya, saking kangennya pengen nyolok mata lo," ucap Arga sembari menopang dagunya. Tak lupa senyum mengejek yang ia arahkan pada Ethan.

"Arga!" tegur Lyra.

Dengan sekuat tenaga Ethan menahan emosinya untuk tidak meninju wajah mulus Arga saat ini juga, ia memasang wajah setenang mungkin.

Self EsteemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang